🦋5🦋

907 150 13
                                    

Call me Mpiw!
Sorry for typo






Haidar mengikat tali sepatunya dengan santai di kursi teras rumah, ia baru saja selesai sarapan bersama kelurganya, dan kini ia akan segera berangkat ke sekolah.

Baru kaki kanan yang sudah menggunakan sepatu tiba tiba si pengganggu, alias malaikat kecil menggemaskan berjalan ke arah Haidar dan berjongkok tepat di depan kedua kaki Haidar.

Haidar yang melihatnya menatap malas bocah itu.

"AA gi apa?" Tanya Haris seraya mendongak menatap Haidar dengan tatapan penasaran.

"Lo gak liat apa?" Sinis Haidar.

"Hais liat, AA gi pake cepatu." Ucapnya dengan polos.

"Ya kalo tau ngapain nanya?" Ucap Haidar sewot.

"Hehe." Cengir Haris tanpa dosa.

"Haha hehe! Udah sana masuk belum mandi kan?tar bunda nyariin lagi?" Ketus Haidar.

Haris menggeleng, "Hais mau dicinih, hais mau ngadem."

Haidar menatap sinis Haris, "Idih begayaan Lo bocah!"

Haris mengangkat bahunya acuh layaknya orang dewasa seraya mengatakan, "Cuka cuka hais dong kenapa aa yang lepot."

"Songong ya Lo, benerin dulu ngomongnya gak usah so soan!" Sinis Haidar.

Haris menatap Haidar dengan kepala dimiringkan, "Congong itu apa a?" Tanyanya.

"Kepo!"

"Kacih tau hais! Hais balu dengel soalnya...congong itu pelmen lasa balu ya?" Tany Haris terlanjur penasaran.

"Terserah deh." Ucap Haidar tak perduli. Hingga teriakan menggelegar menyadarkan Haidar jika ia harus segera berangkat ke sekolah.

"HAIDAR WOY BURUAN KITA UDAH TELAT!" Teriak Athhar di balik gerbang rumah Haidar.

"Shit gue lupa harus ke sekolah!" Gumam Haidar seraya bangkit, dan meraih tasnya.

"Gara gara Lo gue telat, minggir." Ucap Haidar seraya menyingkirkan Haris yang menghalanginya dengan cara menggendong Haris dan memindahkannya ke atas kursi.

Sedangkan Haris, malah sibuk melambaikan tangannya pada Haidar, "Dadah aa, dadah bang atal!" Ucapnya.

"Bego Lo abis ngapain dulu di sana?!" Amuk Athhar.

"Sorry sorry tu bocah nyari perkara pagi pagi gini." Ucap Haidar merasa bersalah.

"Ck, udah pasti kita telat sih ini, buruan agak di kebut aja!" Ucap Athhar seraya duduk di jok belakang Haidar.

"Tar bunda Lo ngamuk lagi." Ucap Haidar tak setuju.

"Ck, dia gak akan tau, buruan bangke!" Ucap Athhar seraya menepuk bahu Haidar.

Haidar pun mau tak mau tancap gas dengan kecepatan lumayan tinggi.

Namun sepertinya keberuntungan tak berpihak pada mereka, saat melewati belokan Haidar lupa untuk mengurangi kecepatan motornya hingga dirinya menabrak mobil yang berada di depannya, membuat mobil tersebut berhenti begitupun dengan motor Haidar.

"Mampus bego!" Athhar menggeplak kepala Haidar.

"Sakit bangsat!" Haidar mengelus kepalanya yang terbalut helm.

"Dar ah anjing, lu kok cari perkara sih?!" Omel Athhar.

"Lu yang nyuruh gue ngebut ya bangsat!" Haidar balik mengomel.

"Ck, arghhh dahlah samperin buruan." Ucap Athhar ia menyeret Haidar menuju seorang pria yang berdiri di belakang mobil miliknya, sepertinya pria itu tengah mengecek kerusakan pada mobil yang tertabrak Haidar tadi.

"Permisi om...." Ucap Athhar dengan sopan.

Pria pemilik mobil yang di tabrak Haidar berbalik untuk menatap dua remaja SMA.

"Om kita minta maaf yang sebesar besarnya...kita ga sengaja, kita salah karena ngebut, soalnya kita udah telat mau sekolah, temen saya yang bego ini lupa ngurangin kecepatan pas belokan tadi, sekali lagi kita minta maaf."  Ucap Athhar setelahnya memberi kode pada Haidar agar angkat suara.

Haidar menunduk sopan, ia merasa bersalah, "Saya minta maaf om, saya gak sengaja, saya buru buru harus ke sekolah, tapi saya janji akan ganti kerusakan mobil om, ini kartu nama ayah saya....di sana ada alamat rumah saya, om bisa ke rumah saya sore nanti, sekali lagi saya minta maaf..." Ucap Haidar seraya menyerahkan secarik kertas yang merupakan kartu nama sang ayah.

"Kamu gak perlu ganti, cuma lecet sedikit kok....kalian bisa berangkat ke sekolah, lain kali hati hati ya?" Ucap pria itu dengan senyum simpul yang mengiringinya.

Athhar yang melihatnya mengerinyit, tunggu kenapa garis wajahnya terlihat familiar ya? Athhar kemudian menggelengkan kepalanya samar samar, mungkin perasaanya saja.

"Saya ga enak om kalo kaya gitu, lagipula ini murni kesalahan saya, saya ceroboh...saya mohon om buat datang ya?sebagai permohonan maaf dari saya." Pinta Haidar.

Pria tersebut akhirnya tersenyum dan mengangguk.

"Kalo begitu kami pamit ya om, sekali lagi kami minta maaf." Ucap Athhar, setelahnya keduanya pergi dari sana.

Sedangkan pria yang mobilnya Haidar tabrak menatap kepergian kedua kedua remaja tersebut, setelahnya menatap kartu nama yang diberikan oleh Haidar padanya, lalu  mematung tak percaya setelah membaca kartu nama yang diberikan oleh anak muda yang menabrak mobilnya tersebut, ia mengenali pemilik kartu nama tersebut.

"Itu kamu?" Lirihnya menatap nanar kepergian Haidar dan Athhar.

🦋🦋🦋

Lisa memberikan minyak telon pada perut serta punggung putra bungsunya, kemudian memakaikan Pampers pada sang putra agar tak pipis sembarangan, ngomong ngomong Lisa baru selesai memandikan putra menggemaskannya itu, dan sekarang ia tengah memakaikan baju untuk putranya itu, selesai memakaikan baju, Lisa memberi bedak pada wajah Haris.

"Adek coba merem sayang, mama mau kasih bedak." Ucap Lisa.

Haris memejamkan matanya, dan Lisa langsung memberikannya bedak.

"Duh gantengnya anak mama." Puji Lisa usai selesai mendandani putra bungsunya itu.

"Gantengan hais atau aa?" Tanya Haris membuat Lisa tertawa mendengarnya.

"Kamu sama aa sama sama ganteng sayang, bunda aja sampe susah pilihnya." Ucap Lisa diiringi senyum lembutnya.

"Tapi kata ayah hais paling ganteng cedunia." Ucap Haris seraya mengangkat kedua tangannya dan membentuk lingkaran.

"Hahaha iya deh adek paling ganteng sedunia." Ucap Lisa seraya mencubit gemas hidung Haris.

Haris tersenyum lebar mendengarnya.

"Adek duduk disini sebentar ya sayang, bunda mau naruh handuk adek dulu." Ucap Lisa.

Haris mengangguk, tapi saat Lisa melangkah untuk meninggalkannya Haris justru memegangi tangan Lisa, membuat Lisa berbalik dan menatapnya.

"Ada apa sayang?" Tanya Lisa.

"Buna hais pengen main ke tempat  ayah kelja." Ucap Haris.

Lisa tersenyum lebar dan mengangguk, "Boleh sayang."













































08-09-2022.

Revazi Fams🦋✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang