my first

315 30 2
                                    

Lagi, dan lagi. Hari ini masihlah sama. Soohyun menunggu hajoon didepan gerbang. Dia melambaikan tangan saat laki-laki bertubuh kekar Dan tinggi itu menampakkan batang hidungnya. Dia tersenyum sambil beberapa kali memanggil namanya,laki-laki itupun tampak memberikan senyuman samar Dan tipis.

"Mau pergi ke warnet lagi?"

Hajoon terdiam sambil memperhatikan sosok yang berjalan berdampingan dengannya. Kuza memperhatikan sosok yang sedari tadi menatap tajam kearahnya. Dia tampak waspada kepada hajoon.

"Soohyun, kenapa kau selalu mengajak hajoon pulang bareng?" Bisik kuza.

"Bukankah Kita sudah menjadi teman? kuza ,hajoon itu baik. Ayo kita berteman bersamanya, kuza"

Lagi-lagi senyum polos soohyun membuat kuza terdiam.

Sebenarnya kuza bukanlah orang yang pemilih dalam berteman,tapi kali ini berbeda. Goo hajoon bukanlah sosok yang baik, bisa dikatakan dia sama saja dengan choi changdong si pembuli itu. bahkan lebih buruk darinya, meskipun hajoon tidak pernah membuli kuza,tapi kuza tetap tidak menyukai sosok hajoon.

"Tch.... Ya sudah terserah padamu,tapi hati-hati. Jangan terlalu dekat. Dia itu berbahaya soohyun,kau harus ingat itu!"

Soohyun tersenyum canggung, dia takut hajoon akan mendengar percakapan itu.

"Aku pulang dulu soohyun, hari ini ayahku mengajakku pergi ke suatu tempat"

"Wah benarkah, itu bagus kuza. Selamat bersenang-senang kuza. Sampai jumpa besok"

Kuza mengangguk dan melambaikan tangan pada sahabatnya itu.

"Sampai jumpa besok"




Setelah kuza pergi, tiba-tiba saja keheningan hadir diantara kedua orang itu. Soohyun bingung melihat hajoon yang sedari tadi berjalan tanpa ekspresi. Sejujurnya soohyun juga memikirkan perkataan kuza, Dan disisi lain soohyun takut hajoon sakit hati jika mendengar pembicaraan itu.

"Eh...?"

"Hajoon! Bukankah jalan ke warnet kearah sini, kenapa kau malah belok kearah sana?"

Hajoon memandang soohyun dengan wajah pokernya. Membuat belakang kepala soohyun menjadi dingin.

"Ha-hajoon?"

".... Setelah aku pikir, aku tidak ingin ke warnet"

Soohyun tersenyum sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"O-oh... Begitu ya, ya sudah aku juga akan pulang juga"

Hajoon Hanya terdiam mesebentar soohyun.

"... Sampai jumpa besok, Hajoon"

Soohyun melambaikan tangan Dan berjalan lurus. Setelah beberapa saat berjalan, soohyun berhenti, dan berbalik berlari kearah  rumah hajoon.

Terlihat hajoon tengah berjalan seorang diri. Soohyun tersenyum melihat sosok itu.

"Hajoon!!!"

Hajoon berbalik Dan terkejut melihat soohyun yang berlari ke arahnya.

"Hajoon...."

Soohyun buru-buru mencari sesuatu didalam tas nya, sambil terus mengatur pernafasannya yang tak stabil.

"... hajoon, terimalah!"

Hajoon terkejut melihat tas berwarna hitam yang soohyun bawa.

"Maaf, lecek ya? Kurasa ini terlipat-lipat terdesak dengan buku-buku ditasku... Kau masih mau menerimanya kan?" Soohyun menatapnya dengan harap.

"Kenapa kau memberiku ini?" Hajoon menatapnya bingung, sebelumnya gak pernah ada orang yang memberinya sesuatu.

Tangan soohyun mulai pegal mengulurkan tas itu.

".. Eto... Ini, ini cuma hadiah biasa kok. Bukankah antar teman biasa memberikan hadiah?"

"...teman?"
Hajoon meiringkan kepalanya menatapnya,  dia terdiam sesaat. 'Oh, jadi kita teman?' Hajon berfikir dalam hati.

"... Ah.... tentu saja"

Soohyun tersenyum senang, dia benar-benar merasa gembira melihat hajoon menampakkan sedikit senyuman di wajahnya.

"Kalau gitu,aku pulang dulu. Sampai jumpa hajoon"

Soohyun melambaikan tangan padanya, tapi sebelum dia pergi dia terkejut mendengar  ucapan Hajoon.

"... Soohyun.. jika kau tak keberatan, apa kau mau mampir kerumahku dulu?"

"....."

Soohyun kehilangan kata-kata. Dia tak menyangka hajoon akan mengatakan Hal itu.

'kerumahku katanya? Ke rumah hajoon' batin soohyun.

'lucky!! Bagus,ini dia kesempatan emas'

"Tapi,kalau kau sibuk Tak apa, lain Kali saja" Hajon mengangkat bahunya ringan.

".... Eh??..."

"Tidak tidak, aku mau kok Hajoon,mau!!"

Hajoon tersenyum melihat tingkah soohyun.
Itu tidak buruk juga, memiliki teman pertamanya, dia menyukainya.

Just a Quest! No More!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang