04

999 216 0
                                    

Setelah pertarungan kedua iblis itu selesai, beberapa mobil polisi datang. Yang mereka lakukan hanyalah mengevakuasi warga yang ada disekitar dan memasang garis kuning 'dilarang memasuki area' di tempat kejadian. Aku dibawa oleh mereka menuju tempat pemukiman warga yang masih aman.

Hirofumi-san menemaaniku. Akhirnya dia memilih dia setelah beberapakali mengajakku berbicara namun aku tak menggubrisnya. Bukan apa-apa, aku hanya masih tak terima dengan malapetaka yang menimpaku. Apalagi, oleh seekor iblis cacing raksasa sialan.

"Permisi."

Seorang wanita ber-jas hitam menghampiri kami. Kulihat wajahnya, wanita itu tersenyum.

"Apa kau salah satu korban dari musibah perumahan blok C yang selamat?"

"... Rumahku hancur."

"Aku mengerti," sahutnya. Setelah itu, dia merogoh sesuatut dari dalam jas-nya.

"Kau beruntung karena tidak ada di tempat kejadian, karena mayat-mayat yang ada disana tak bisa dibawa dengan tubuh yang utuh. Pihak kepolisian begitu kesulitan dengan masalah yang ditimbulkan iblis sialan itu."

Ucapannnya membuatku tertegun. Mungkinkah wanita ini salah satu dari warga Jepang yang menolak keberadaan iblis di bumi?

Seikat kunci terdengar gemericing ditangannya. Dia membawa salah satu kunci berbentuk sama dan menyodorkannya padaku.

"Pemerintah membangun hotel di beberapa tempat yang diperkirakan aman dari serangan ibliis untuk tempat tinggal para korban yang kehilangan rumahnya," jelasnya padaku.

Kulirik kunci digenggamannya, lalu membawa kunci tersebut. Pada bagian kepala kunci, terdapat sederat angka bertuliskan 0983.

"Lebih baik kau segera beristirahat. Yoshida akan mengantarmu karena kalian tinggal di tempat yang sama."

"Hirofumi-san?!" pekikku kaget. Menengok ke samping, dia mendengus pelan dan mengalihkan pandangan. Mungkin dia kesal karena sejak tadi kuabaikan.

"Kau baru mau bicara denganku?" sahutnya.

"Ma-maaf...," lirihku pelan.

Tunggu. Sepertinya aku melewatkan sesuatu. Bukannya saat itu, Hirofumi-san ada disana? Apa yang dia lakukan, mengapa dia hanya diam ketika semua orang berusaha melarikan diri?

Tiba-tiba saja, wanita itu memegang pundakku.

"Dia berfikir kau sudah berada di rumah. Karena itu, dia mengambil jalan pintas dan hendak membawamu pergi sebelum semuanya hancur."

Aku merasa perutku dipelintir oleh sesuatu, namun rasanya sungguh aneh. Jantungku mulai berirama sedikit lebih cepat dari biasanya. Kulirik Hirofumi-san, dia tersenyum tipis.

"Syukurlah jika kau selamat."

Ah ... Hirofumi-san memang pengecualian. Bisakah waktu berhenti untuk beberapa jam saja?

"Harimu akan semakin sulit, Yoshida."

"Kau tak perlu memberitahuku."

Percakapan mereka membuatku bingung. "Apa maksud kalian?" tanyaku hati-hati.

Wanita itu kembali menatapku. Matanya yang terlihat seperti hipnotis membuatku kembali tertegun. Mungkinkah dia memakai lensa? Seleranya benar-benar unik.

"Kau akan tahu, cepat atau lambat."[]

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Aku tidak akan membiarkan readers yang pencinta cowok gg (gepeng ganteng) menjadi yowai agar tidak dibuli om Gojo👁 👄 👁

Jangan lupa vote yaa-!💓

Jangan lupa vote yaa-!💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Not ExistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang