eps 10

401 34 2
                                    

Langsung aja👇⭐

...

"Bagaimana, apakah kalian Sudah menemukan orang itu? " tanya seseorang yang duduk di kursi kebesarannya, di hadapannya terdapat 7 orang pria tua yang sedang melapor padanya, tubuh ketujuh orang itu Sudah gemetar, sungguh.

"Be.. Belum tuan" ucap salah satu lelaki tua yang ada di Sana.

"BAGAIMANA MUNGKIN HANYA SEORANG GADIS SAJA KALIAN TIDAK DAPAT MENEMUKANNYA, DASAR TIDAK BERGUNA... SIALAN!!! " teriak murka lelaki yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu, urat-urat yang menonjol di Dahi dan tangannya memperlihatkan bahwa lelaki itu tengah emosi berat.

"SAYA TIDAK MAU TAU, KALIAN HARUS MENEMUKAN GADIS ITU" Cercanya kembali.

"Ba... Baik tuan"

..

Darah berceceran dimana-mana, di sebuah ruangan yang didominasi dengan warna hitam itu, terdapat banyak rantai-rantai yang menjuntai di setiap sudut ruangan itu, teriakan-teriakan meminta ampun pun bersahutan, di Sana ada lima pemuda yang sedang duduk disebuah sofa mewah sementara didepan mereka juga terdapat seorang pria tua yang duduk di kursi kayu usang dalam keadaan terikat.

"Jadi, dimana gadis itu" tanya seseorang dengan tangkai permen mylkita berada di tangannya. Dia Volan.

"Sa.. Saya tidak tau" jawab lelaki yang sedang terikat itu.

"Heh.. Tua bangka Tinggal jawab aja apa susahnya sih? " tanya Rainkar tajam.

"Rainkar, diam" perintah kris.

"Ckk.. " dengus Rainkar

Kris berdiri dari duduknya, berjalan kearah lelaki tua itu,seraya membawa sebuah berkas di tangannya, lalu berjongkok.

Tampa kata, Kris hanya memperlihatkan isi berkas itu.

Lelaki tua itu melotot, isi berkas itu adalah hal yang menjadi alasan dirinya hidup, dalam berkas itu berisi semua biodata anak-anak panti yang sudah ia anggap sebagai keluarga.

"Sa.. Saya mohon jangan libatkan anak-anak panti itu, mereka semua tidak bersalah" mohon lelaki tua itu.

"Dimana gadis itu? " tanya Kris sekali lagi.

"Saya benar-benar tidak tahu keberadaan gadis itu, tetapi yang Saya tau gadis itu masih hidup, jika kalian ingin menemukannya, gadis itu memiliki bekas luka di punggungnya, juga sa.. Saya yakin gadis itu Sudah berada di Negara ini, dia Sudah kembali untuk balas dendam" jelas lelaki tua itu

"Saya Sudah memberitahukan apa yang Saya ketahui, tolong lepaskan anak-anak panti yang tidak bersalah itu, kalian bisa membunuhku tapi tolong lepaskan anak-anak panti itu." Mohon lelaki tua itu kembali

"Lepaskan dia" ucap fathur seraya beranjak dari duduknya, melangkah keluar dari ruang penyiksaan itu.

"Lohh.. Bos tumben lu.... "

..

Khendi saat ini sedang dalam perjalan untuk kembali ke academy, setelah dua minggu dirinya tidak masuk. Sangat jauh dari perkiraan, seharusnya khendi hanya akan tinggal di mansionnya selama sehari, tetapi sungguh karena misi dadakan dari piska membuat khendi harus izin lebih lama. Misi itu mengharuskannya untuk menuju ke suatu tempat yang Sudah tidak tercantum lagi dalam peta dunia.

Satu minggu yang lalu pelajaran resmi dimulai, untung dengan bantuan ara dan si kembar dirinya bisa menyusul keterlambatan dalam pelajaran itu, ya ara dan kembar selalu rutin mengirim catatan maupun tugas yang diberikan oleh guru, khendi pun sudah konsultasi dengan guru mata pelajaran.

Khendi melajukan mobil sports yang ia kendarai dengan santai, dikursi samping pengemudi terdapat piska yang sedang tertidur dengan tenang.memasuki area parkiran academy khendi perlahan keluar, mengabaikan tatapan dari segala arah yang tertuju padanya.

Melangkah dengan piska di gendongannya, khendi berjalan dengan tenang, aura anggun berwibawa juga menyendiri membuat orang-orang yang ada di Sana segan untuk mendekat. Sementara itu, di rooftop terdapat lelaki yang memperhatikan khendi dengan lamat, menghembuskan asap rokok itu dengan hikmat, dan sebuah seringaian muncul di bibir lelaki itu.

"Ini akan menarik"

..

X IPS 1

Khendi melangkah memasuki kelas X ips 1 membuat kelas yang ribut menjadi hening, tatapan dari seluruh penjuru kelas mengarah padanya, tapi tak membuatnya risih, itu Sudah biasa bagi nya.

Mengendarkan pandangannya ke seluruh ruangan, dan tatapannya berhenti di bangku pojok dekat jendela. Dimana disana adalah tempat seorang lelaki yang sepertinya tertidur. Berjalan, lalu tampa kata duduk disamping lelaki itu, tepatnya disamping jendela yang mengarah ke lapangan basket academy itu.

Dengan tenang khendi ikut menelunsupkan kepalanya keatas meja diikuti dengan piska yang ia letakkan di sudut meja. Dirinya juga ingin tidur, sungguh dua minggu ini sangat menguras tenaganya.

Sementara ara dan kembar yang ingin mendekati khendi tidak jadi saat melihat wajah kelelahan itu.

..

'Kringg.... Saatnya istirahat'

Suara dari speaker academy membangunkan khendi dari tidurnya,dirinya menguap lalu menoleh ke arah samping dan melotot, saat melihat sebuah wajah yang amat kiyowok sangat dekat dengannya. Sungguh khendi rasanya ingin berteriak saking kagetnya.

"Hai, temen sebangku baru" sapa lelaki dengan senyuman yang memperlihatkan gummy smile nya.

Rasa-rasanya khendi ingin mencubit pipi gembul milik lelaki di samping nya, sungguh kenapa ada lelaki seimut ini, khendi kan lemah dengan yang kiyowok kiyowok.

Sementara lelaki dengan gummy smile itu Sudah salah tingkah, di tatap sedemikian rupa oleh gadis cantik dihadapannya. Seharusnya ia tak seperti ini, dirinya sangat anti dengan yang namanya perempuan tetapi kenapa dengan perempuan di depannya membuat benteng yang ia banging runtuh seketika. Rasa-rasanya dirinya ingin dimanja oleh perempuan yang belum ia ketahui namanya.

"Kenalin, ak.. Aku DANIAL REALAN, kamu bisa panggil aku Dani" secara mandiri Dani memperkenalkan dirinya, seraya menyodorkan tangan kanannya.

"Khendi" ujar khendi seraya menjabat uluran tangan dari lelaki imut yang ia ketahui sekarang bernama Dani.

"Khendi, ayo kantin" panggilan dari najwa membuat jabatan tangan yang terjalin itu terlepas, sungguh Dani merasa kehilangan. Tangan khendi sangat hangat untuk ia genggam, dan itu membuatnya nyaman.

Khendi menoleh dan mendapati ara dan kembar berada tak jauh dari nya. Beranjak pergi, tetapi pada saat melangkah melewati tubuh Dani, dirinya mengusap rambut lelaki itu.

..

Piska kini Sudah berpindah tempat, dirinya sekarang bukan di gendongan khendi lagi, tetapi Sudah di gendongan ara, si gadis kompoten penyuka kucing, saat ini mereka Sudah memasuki area kantin, menghiraukan tatapan yang lagi-lagi tertuju pada mereka berempat.

"WOYYY ARA KEMBAR SINI" teriakan membahana itu menggema di seluruh kantin, di Sana di meja pojok kantin seorang gadis dengan rambut sebahu sedang melambai kearah mereka. Rasanya Ara dan hajwa ingin bersembunyi saja, malu. Namun berbeda dengan najwa gadis itu juga balas melambai kearah gadis yang tadi melambai pada mereka.

"IYYA.... " teriak najwa yang membuat piska mengeong pasrah pun juga khendi yang mengelus telinganya yang berdengung.

"Telinga kucingku yang malang" batin piska.

Mereka melangkah menuju ke arah meja si pemanggil, khendi hanya mengikuti.

Selang setengah menit mereka duduk, najwa beranjak dari duduknya.

"Kalian Mau pesen apa? " tanya najwa

"Milkshake strawberry sama pancake" ucap Ara

"Gue bakso aja sama es teh" hajwa berucap

"Gue...

..

Yeyyyyyy dhh slesai jngn lupa⭐👇

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang