🅣🅗🅡🅔🅔

35 3 2
                                    

🇾 🇴 🇺 

🇳 🇴 🇹 

🇭 🇺 🇲 🇦 🇳 

🪐

Jangan merasa mengasihani, jika sebenarnya tidak peduli. Karena pada akhirnya, apapun yang terjadi, hanya diri sendirilah, yang setia menemani.

Berusaha untuk percaya, bahwa orang baik itu ada, tapi semua juga dihancurkan. Kamu mau teriak, berusaha meyakinkan? Tidak perlu, keyakinan tentang itu sudah hilang, bahkan orang yang mereka sebut malaikat tanpa sayap, meninggalkan ku sendiri.

Ibu, salah satu panggilan yang paling dikenal di muka bumi.

Bukan ingin durhaka, hanya saja..

Sudahlah.

Maksud ku, bahkan dia. Orang yang kuyakini tak akan pergi. Nyatanya hilang, dia lebih memilih pergi dengan seseorang yang katanya memberi banyak cinta. ck, egois bukan.

"Tiz Ayo" Ajak Sofia.

Setelah kejadian kemarin, Sofia berusaha memperbaiki dirinya. Dan dia bilang, ingin menjadi relawan di salah satu panti jompo. Dia berharap, dengan menjadi relawan disini, hatinya segera dipenuhi kasih sayang. Dan tidak lagi, bertindak bodoh seperti kemarin.

Ku simpulkan senyum kecil, "Ayo"

Dan untuk menyemangati sahabat ku, aku pun turut serta menjadi relawan, bersamanya.

Aku berharap dari sini, baik Sofia ataupun aku, kita berdua dapat memiliki keluarga baru. Dan pastinya, mengisi kembali, celah hati yang nampaknya mulai membesar. Bukan— ini tidak seperti yang kalian bayangkan. Cinta sejati, kalau menurut film kartun elsa, disimpulkan, cinta tidak hanya dari kekasihmu saja, tapi ada cinta lain, cinta yang lebih tulus dari itu. Dan hal itu, yang kami harapkan.

Brakk

Beberapa piring berserakan dibawah, untungnya tidak ada yang pecah. Karena piring tersebut terbuat dari alumunium.

"Hati-hati dong jalannya" Ujar ku dengan agak ketus. Heran, mengapa ada yang orang yang berlari secepat itu. Di tempat yang tidak seharusnya. Untung saja aku yang kena tabrak dirinya. Jika malah lansia bagaimana?  Bukankah itu akan jadi masalah?

"Maaf" Dia membereskan piring-piring itu. Dan sesegera mungkin kembali pergi, saat semuanya telah rapi.

'Ada apa dengannya?' Sebelah alisku menaik, melihat tingkah orang tadi.

————

Berlari secepat mungkin. Berusaha agar tak ada kesalahan yang terjadi hari ini. Walau, Dheno tak menampik juga, jika ada yang salah, pasti itu ulahnya. Dalam beberapa detik, harusnya dia sudah di tempat kejadian. Tapi karena kejadian tadi pagi, kejadian yang membuat dia kaget setengah hidup. Karena ada yang mengejarnya saat Dheno dalam wujud malaikat.

Dheno, mengambil handphone, dari saku celananya, memencet cepat nomor yang selalu dia hapal, "Cepet angkat" Berharap sekali orang yang ditelpon mengangkatnya.

'Halo Dhen?'

'Shel, tolong backup gue kali ini aja'

Beberapa jam yang lalu.

Dheno tampak tersenyum, menunggu pengendara sepeda. Sudah tau hal apa yang harus dia lakukan, dia menggeser sedikit batu lancip, tepat sebelum pengendara tersebut lewat. Jika kalian berfikir ini hanya hal sepele, tentu salah jawabannya. Bahkan batu kecil tadi, hampir membuat pengendara lain berpindah alam.

Apakah kalian penasaran, bagaimana bisa batu kecil saja, mampu membawa seseorang ke alam lain. Inilah salah satu contoh dari peribahasa, nila setitik rusak susu sebelanga. Jadi seperti itulah kiranya, jika kalian masih bingung, kami mohon maaf karena, Dheno, adalah orang yang malas menjelaskan secara panjang dan detail, jadi mohon bersabar.

"Kerjaan beres, sekarang waktunya gue, bermain dengan para ladies" Jangan berpikir aneh-aneh. Ladies, yang dimaksudkan Dheno tak lain dan tak bukan adalah para wanita lansia di panti jompo. Dheno lalu menutupi wajahnya yang malu, "Mbok sarmi, liat aja lo. Sang legenda congklak bakal dateng. Kali ini gak akan gue kasih kendor, gue bakal tunjukkin kehebatan gue, bhuhahaha" Dheno tertawa bak orang gila. Masa bodoh dengan sekitarnya, toh tak ada yang melihat dirinya.

"Angel" Ucap pelan seseorang.

"YES DARLING, I'AM ANGEL" Jawab Dheno tak pikir panjang.

"UAKKHHH" Teriak Dheno saat tersadar, ada manusia yang melihat wujudnya.

Manusia itu mengedipkan mata, "Jadi benar kau angel?"

"AKHHH" Kembali Dheno berteriak.

"Kenapa kau berteriak? Diamlah, nanti kita dikira gila"

Dheno terdiam, sembari memegangi bagian jantungnya, walau pada nyatanya tak akan ada, yang berdetak di area itu. "Apakah kau melihatku?" tanya Dheno dengan sedikit gemetaran.

"Iya" Jawabnya sembari memandangi Dheno, "Memangnya kenapa, jika aku melihatmu?"

Bukannya memberi jawaban yang jelas, Dheno malah lari terbirit-birit, dilengkapi dengan teriakan dia yang menggelegar, "TIDAAAAKKKKKKKK"

"Hei, kenapa kau berlari? Tunggu aku, aku hanya ingin berterimakasih" Ujar orang itu, sembari mengejar Dheno.

Dheno tak menghiraukan ucapan orang itu, dia terus saja berlari. Baginya identitas dia sebagai malaikat, harus terus dirahasiakan. Dan jika ada yang mengetahui akan hal ini, dia takut mengganggu keseimbangan alam. Lagi pula, manusia biasa, tidak akan mampu melihatnya, tapi tadi, orang itu, mengapa bisa-bisanya dia melihat Dheno.

"ARGHH, GUE HARUS GIMANA" Dheno memikirkan banyak cara, tapi manusia ini bak hantu yang dapat terbang kemana saja. Dia tidak ada lelahnya mengejar Dheno.

Setelah terus berlari, mereka sampai ke pinggir kanal sungai, "Kenapa si tuh human? Kenapa dia ngikutin gue terus, maunya apa sih?" Ujarnya dengan tampang sok kerennya.

"Hei, tenanglah! Kenapa kau terus berlari? Coba lihat, apakah tampangku menyeramkan? Apa aku terlihat seperti psiko, hah??" tanya orang itu, yang berjalan perlahan mendekati Dheno.

Dheno sudah kehabisan akal, jalan satu-satunya, menjatuhkan diri ke dalam sungai. Biarlah kelihatan tenggelam atau hanyut, asal identitasnya tak diketahui, "Bb-bukan itu alasanya, jika dilihat wajahmu kelihatan seperti model majalah, jadi bukan wajahmu yang membuat aku berlari"

"Lalu apa? Hei, kenapa kau bergerak ke arah sungai? Jangan bilang kau juga mau mengakhiri hidup. Ya Ampun, mengapa bisa, aku terus dipertemukan oleh orang yang berpikiran pendek" Orang itu menarik napas panjang, seolah lelah berada situasi yang seperti ini.

Dheno masa bodoh dengan ucapan orang itu, dan menjatuhkan dirinya, ke dalam sungai, namun tepat sebelum dia jatuh, orang itu memegangi tangan Dheno dengan kuat.

"Aku mohon, kamu gak gini juga" Orang itu memasang wajah memohon, "Kamu, orang yang berhasil, meyakinkan saya bahwa miracle itu ada. Jadi tolong jangan seperti ini" Lanjutnya yang semakin kuat memegangi tangan Dheno, dan membuat alat di pergelangan tangannya berbunyi, saking kuatnya.

tbc


You Not Human? || PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang