who can

120 24 1
                                    

Haruto menatap lamat selembar kertas ditangannya yang baru saja diberikan sosok dosen padanya, angka dengan nilai kecil tertulis jelas dengan tinta merah diatasnya. Ponsel yang berdering disaku membuat Haruto kini mengalihkan antensif ke benda pipi berbentuk persegi panjang itu

Jarinya mengeser tombol kewarna hijau untuk menjawab panggilan masuk yang tertera dilayar ponselnya

"Ya,ada apa?"

"...."

Haruto memutus panggil sepihak usai mendengar ucapan dari salah satu karyawan dikantor miliknya disebrang telepon, mendengar beberapa kerugiaan yang terjadi dikantornya membuat kepala Haruto semakin terasa berdenyut nyeri karenanya,pikirannya benar benar kacau

Belum lagi sang Ayah yang menceramahi dan memarahinya diakhir karena pergi tanpa izin padanya kemarin padahal jelas jelas karena sosok itu ia merasa muak untuk terus berdiam diri disana

Haruto melangkahkan kaki menuju kamar mandi sedikit tergesa gesa,entah kenapa perasaannya kini benar terasa tercampur aduk, dan lagi tak ada yang mampu menjadi rumah tempat dirinya membuang keluh kesah

Dirinya mengunci pintu utama kamar mandi tanpa pikir panjang, menumpu tangan diwastafel dan terdiam

Perlahan setetes air mata membasahi pipinya,Haruto menangis tanpa diduga. Haruto sangat membenci kegagalan karena disetiap itu ialah yang paling disalahkan

Tidak ada yang pernah bertanya seberapa lelah dirinya berjuang selama ini, jarang orang bertepuk tangan tulus akan pencapaiannya

Dirinya lelah

Sungguh rasanya ingin menyerah

"Haru...kenapa?"Haruto mendongkakkan kepala seketika dan berbalik, seongok pria dengan mata bulat yang mengerjap berkali kali menatapnya tengah berdiri beberapa jarak dibelakang tubuhnya

Junkyu memiringkan kepala bingung untuk melihat jelas wajah sang lawan bicara"Ungh...ada yang jahatin Haru?mau Aku pukulin orangnya?"

Haruto terkekeh sekilas akan tawaran tersebut, tangannya terangkat untuk menghapus jejak air mata yang tersisa lalu berbalik sempurna untuk menghadap Junkyu

"Ku pikir kita tidak akan bertemu lagi"ujar Haruto, Junkyu membalas"Aku berjanji padamu,bagaimana bisa aku melanggarnya"

Haruto mengangguk angguk acuh,dirinya berbalik menghadap cermin untuk membetulkan penampilan dan kini justru terdiam

"Kim Junkyu..."

"Hum?Haru memanggilku?"Haruto berbalik untuk menatap sosok yang masih setia berdiri dibelakangnya dan kembali menatap cermin didepannya

"Ah lupakan"ucapnya dengan gelengan kepala singkat, Ia hanya sedikit tertegun kala tak menemukan pantulan diri Junkyu sama sekali dicermin, namun ketika melihat secara langsung barulah Junkyu terlihat olehnya.

"Mau bermain sambung kata?"tawar si Hantu pada Haruto yang kini kembali menghadap sempurna kearahnya"Bagaimana cara bermainnya?"

"Aku akan memulai satu kata pertama dan Haru melanjutkan kata selanjutnya yang harus membentuk sebuah kalimat, terus bergiliran hingga siapa yang akan kalah nanti"ia mengangguk paham akan penjelasan yang begitu terdengar simpel"baiklah,ayo mulai,kau dulu"

"Watanabe Junkyu..."Haruto tertawa lepas seketika kala mendengar ucapan yang keluar dari mulut sang lawan bicara yang mengelitiki perutnya

"Hey kenapa berhenti, ayo lanjutkan!"protes Junkyu membuat Haruto kini mulai meredamkan tawa dan melanjutkan kata

"Watanabe Junkyu jatuh di selokan karena..."

"Watanabe Junkyu ja-Yak!kenapa nasibku kau buat begitu menyedihkan!?"Haruto tak mampu menahan tawa kali ini ketika melihat ekspresi penuh kesal Junkyu yang sangat menghibur dimatanya
.
.
.

Not the SAME || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang