dua minggu

722 66 2
                                        

Sudah dua minggu dari pernyataan cinta -atau apalah itu sebutannya- Heeseung pada Jake yang dadakan itu. Pula sudah dua minggu keduanya berstatus lebih dari teman, tapi bukan juga sebagai pacar. Biar bagaimanapun, Jake tidak suka jadi yang ke-dua.

Sudah dua minggu mereka menghabiskan waktu selepas pulang sekolah untuk berduaan entah itu bermain di luar atau sekedar bersantai di apartemen Jake. Rasanya senang sekali akhirnya bisa melakukan hal yang Jake inginkan bersama orang yang ia cinta. Heeseung selalu baik, memberinya banyak perhatian, perlakuannya lembut, dan selalu ada untuknya.

Seperti malam ini, Jake memang tinggal sendiri di apartemennya, sehingga tak masalah membawa Heeseung seperti hari-hari yang lalu.
Mereka hanya bersantai di ruang depan selagi berpelukan diiringi suara televisi dan hujan di luar.

Jake meringkuk dalam pelukan Heeseung, aroma tubuh sang dominan selalu membuatnya melayang. Jake hampir saja masuk ke alam mimpinya, namun dering ponsel Heeseung membuatnya kembali tersadar.

"Halo?"

"Kakak lagi dimana? Katanya tadi lagi latihan futsal ya? Sekarang hujan, kakak nggak apa-apa?"

"Iya, kakak neduh di rumah teman, kecil kebangun ya ini?"

"Iya, aku keinget kakak, takut kakak kehujanan. Tapi untunglah ternyata engga hehe"

"Tenang aja, yaudah sana bobo lagi"

"Huum! Selamat night sayangnya aku~"

"Iya, good malam juga sayangnya kakak~"

Heeseung mematikan telepon itu, menunduk memastikan Jake tak mendengar percakapan mereka. Jake memang memejamkan matanya, tapi ia dengar dengan jelas semua perkataan itu. Ada sesak yang memenuhi hatinya, tapi ia hanya bisa meremas kuat jarinya.

Heeseung membelai rambut Jake yang lembut, mengelus pipinya yang imut, dan memberinya pelukan yang hangat. Jake semakin mengeratkan pelukannya, menahan supaya air matanya tidak jatuh.

Malam itu terasa panjang, meski ada Heeseung di sisinya, Jake tetap merasa sedih. Keduanya tidur di lantai beralaskan karpet bulu di ruang depan, separuh wajah Heeseung terkena cahaya dari jendela di sampingnya, mempermudah Jake melihat wajah tampan itu. Wajah yang tertidur lelap setelah merapalkan kata selamat malam untuk seseorang lain.

Air matanya jatuh, isakan itu mati-matian ditahan agar tak menimbulkan suara. Tapi Heeseung selalu peka dengan banyak hal. Perlahan mata hangatnya terbuka, mendapati manisnya berurai air mata tanpa suara.

"Sayang, kenapa?"

Jake menggigit bibir bawahnya, menggeleng sebagai jawaban. Tanpa tanya lagi, Heeseung langsung membawa manisnya ke pelukannya. Menaruh dagunya di kepala Jake, memberinya elusan di punggung terbalut kaos hitam itu.

Tidak ada kata, Jake hanya ingin di peluk ketika menangis. Dan Heeseung tau tentang itu, Jake semakin campur aduk, tak mengerti akan dirinya sendiri.

"Seung, aku capek"

Heeseung mencium kening Jake lama, selepas itu mengusap sisa air mata di pipi, menangkup kedua pipi itu dengan dua tangannya,

"maaf, kamu dengar semuanya ya?"



Lagi ujann :>

i found it in you ⟨ HeeJake ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang