demam

667 57 4
                                    

"Jake, kalo demam tuh obat yang paling ampuh apaan ya?"

Jake kira, Heeseung tahu bahwa dirinya sedang demam hari itu. Dengan bangganya Jake menjawab, berharap Heeseung melakukan apa yang ia katakan.

"Wah kalo gitu sih obatnya dipeluk, dicium, dimanjain"

"Bakal ampuh tuh?"

"Seribu persen ampuh!"

Jake terlalu banyak berekspresi.
Seharusnya ia tetap sadar, bahwa Heeseung bukan miliknya. Bahwa Sunghoon lah milik Heeseung.

"Thanks ya, Sunghoon gue lagi demam soalnya"

Shit.

Jake kira itu untuk dirinya.

Dia kan, juga demam.





"Lo beneran mau deketin Heeseung?"

Ni-ki membuka bungkus kompres yang barusan dibelinya dan di rekatkan pada kening Jake yang panas. Bukan tanpa alasan bocah itu mau datang malam-malam untuk menemani Jake yang sendirian di apartemennya dalam kondisi sakit, tapi karena ada beberapa hal yang menjadi alasan ia duduk di sebelah Jake malam itu.

"Udah terlanjur, gue mau jalan terus"

"Lo ga pernah mikir perasaan Sunghoon? Gimana kalo lo di posisi Sunghoon?"

Jake terdiam.

Ni-ki juga diam.

Apartemen remang-remang itu mendadak sunyi, keduanya tenggelam pada pikiran masing-masing. Rumit.

"Jangan bahas itu lah ki, gue capek, gue bobo ya"

Ni-ki merapikan selimut yang menutupi tubuh Jake, memastikan tidak ada cela untuk dinginnya AC membuat Jake kedinginan. Selanjutnya ia beralih pada sofa hitam di ruang depan, Jake yang minta untuk Ni-ki menginap saja malam ini.

Ni-ki merebahkan tubuhnya, menikmati serial drama yang tayang di televisi.

Malam itu Jake tidak bisa tidur, pikirannya terus memikirkan tentang Heeseung. Karena kesulitan tidur, Jake memutuskan untuk jalan-jalan sebentar mengingat angin malam selalu bisa membuatnya tenang.

Keputusan itu sedikit membuatnya senang namun juga sedih, ia tidak menyangka akan bertemu Heeseung di jalanan sepi tempatnya biasa bersedih. Jake ingin lari, lari memeluk Heeseung atau lari menghindari Heeseung.

Tapi lagi-lagi sapaan itu menghentikannya, ia tidak bisa berkutik sementara Heeseung berjalan menghampirinya.

"Hai? Lo kok malem-malem di sini sendirian?"

"Ahahaha.... Iya gue anu... Cari angin aja," gugup jake tak berani menatap mata itu.

"Ah... Lo demam?"

"E-eh? Iya, tapi udah mendingan kok!"

Heeseung diam sebentar, canggung itu langsung menyelimuti suasana malam itu. Heeseung meraih kedua tangan Jake dan digenggam lembut. Jake terkejut, perlakuan itu menuntunnya untuk menatap mata tajam namun hangat itu, lagi.

Semua bimbang, resah, dan sedihnya seperti hilang begitu saja. Matanya seolah memberi sesuatu tersendiri.

"Jake, gue gatau sejak kapan dan kenapa sesuatu ini muncul, tapi setiap sama lo, gue selalu ngerasa aneh, aneh karena ternyata gue sayang sama lo"

"Jake, gue mau kita sama-sama terus. Gue mau lo"






Mumpung ujan deres sambil makan mie gini enaknya update heejake :>

i found it in you ⟨ HeeJake ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang