fin.

727 48 10
                                    

Heeseung terus mencoba menelepon Jake namun ponsel pemuda itu mati. Heeseung yang gelisah tentunya mengundang tanya Sunghoon di depannya yang sedang terduduk menyuapi dirinya sendiri bubur ayam.

Sunghoon drop, dan Heeseung sedang ada di rumah sakit pada pertengahan pembicaraannya dengan Jake tadi. Sunghoon yang merasa aneh, menyentuh punggung tangan Heeseung seraya meloloskan tatapan polos penuh tanya.

"Kakak kenapa?"

"Tadi kakak masih ada urusan yang belum selesai, tapi kakak bingung harus pergi atau tetap di sini"

"Urusan sama Jake?"

Heeseung menatap Sunghoon, ada ketakutan dari matanya yang tajam itu, Sunghoon masih diam menelisik mata Heeseung yang berisi kebenaran.

"Kak Hee, aku udah tau semuanya"

Sunghoon mengontrol nafasnya, berusaha tersenyum manis padahal matanya sudah berurai air mata.

"Aku banyak kurangnya ya? Sampai kakak cari orang lain buat penuhi kekurangan itu?"

"Tapi kenapa, kenapa harus cari orang lain? Apa aku nggak bisa kasih sesuatu yang kakak mau itu? Apa cuma Jake yang bisa?"

"Kalau iya, kenapa nggak mengakhiri hubungan kita dulu sebelum memulai sama Jake?"

Sesenggukan itu terdengar menyakitkan untuk Heeseung. Tapi mulutnya membisu tak mampu menjawab satupun pertanyaan yang Sunghoon lontarkan.

"Kita putus aja ya kak? Aku nggak mau mempertahankan hubungan kita lagi, aku capek"

Sesak di dadanya yang semula samar, kian terasa hingga menusuknya. Bahkan sampai akhir pun Heeseung tidak mengucapkan apa-apa.

"Maaf, maaf kamu harus ketemu orang kaya aku"

Sunghoon menepuk pundak Heeseung pelan, berbisik bahwa dirinya tidak apa-apa, berbanding jauh dengan matanya yang terus menangis.

Toh Sunghoon sudah tidak lagi mengharapkan Heeseung, hati laki-laki itu sudah bukan untuknya.

"Sekarang kakak urus aja urusan sama Jake, dia juga sakit loh di posisi ini"

"Aku... Boleh peluk untuk terakhir kalinya?"

Sunghoon memeluk Heeseung erat, hangat yang biasa Sunghoon rasakan kini dingin sepenuhnya. Pelukan itu sudah bukan pelukan yang biasanya Sunghoon rasakan setiap memeluk Heeseung. Semuanya sudah benar-benar berakhir detik itu juga.

Heeseung pergi, pergi melepaskan Sunghoon. Jalannya sempoyongan bahkan berpegangan pada tembok rumah sakit. Langkahnya berat, tapi ia harus selesaikan semuanya hari itu juga. Entahlah, Heeseung tidak bisa berpikir apa-apa selain pergi menemui Jake.







"Jake..."

Suaranya pelan sekali, tubuhnya juga sangat lemas dan basah kuyup. Jake terkejut mendapati Heeseung di depan apartemennya dengan penampilan acak-acakan tak seperti Heeseung biasanya. Rambutnya berantakan, bajunya basah, bibirnya pucat.

"H-hee?"

Jake menuntun tubuh itu untuk dibaringkan di sofa, Jake sungguh tidak mengerti apa yang terjadi dengan Heeseung, rasanya ia ingin mengusir laki-laki itu namun ia tak tega. Masih ada rasa yang membuatnya mempertahankan Heeseung.

"Lo khawatir?"

"Menurut lo?! Tiba-tiba lo dateng kaya gembel gini siapa yang ga khawatir!"

Jake meninggikan suaranya, Heeseung terdengar sangat konyol sekarang. Senyum di wajahnya itu juga aneh, Jake jadi ingin menamparnya.

"Sunghoon udah tau semuanya, dan gue udah berakhir sama dia"

"Kalo gitu sekarang berakhir sama gue juga"

"Ga, ga boleh"

"Egois"

"Gue mau egois buat hal yang satu ini"

"Heeseung!"

Tidak ada jawaban darinya, Jake termenung melihat Heeseung menutup matanya dengan deru nafas pelan.

Pertahankan, atau lepaskan?






TAMAT

i found it in you ⟨ HeeJake ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang