(16) Pernah Layu

19.1K 2.3K 142
                                    

Jangan Lupa Vote Komen 💚
Happy Reading~

~~•~~

Jovan, Hanif dan Kafi berada di sebuah kedai, mereka sudah sampai di kota. Namun semuanya sibuk dengan ponselnya kecuali Jovan, memang siapa yang mau menghubunginya? Ayahnya atau Mamanya? Tidak mungkin.

Drrrrt...drrrt.

Semua menatap ponsel Jovan yang tergeletak di atas meja, kemudian Jovan mengambilnya dan menatapnya.

"Mau ke mana?" tanya Hanif saat tiba tiba Jovan berdiri.

"Nyokap telefon, bentar," jawab Jovan, kemudian Jovan menjauh dari kedua temannya.

Tidak lama kemudian Kafi juga menjauh karena di telefon oleh ibunya. Begitu juga Hanif tapi Hanif memilih tetap duduk.


"Jovan baik baik aja, Ma."

"Tapi Mama mau kamu pulang."

"Ma, Mama kaya baru pernah di tinggal Jovan aja."

"Ya tidak si, tapi setiap ada arisan semua teman teman Mama di antar oleh anak-anaknya. Mama ngga pernah di antar sama kamu. Pulanglah saja, turuti perintah Ayahmu."

"Jovan kira Mama rindu sama Jovan, tapi ternyata Mama cuma mau kaya temen-temen Mama."

"Iya, kan Mama liat anak-anak temen Mama tuh semuanya sukses di usia muda, bahkan ada yang lebih muda dari kamu. Tapi coba liat kamu, kamu selalu berbuat semaunya sendiri, padahal kamu tinggal nurut saja sama Ayahmu, Jovan."

"Gitu ya Ma, Jovan harus jadi orang lain biar Mama kangen sama Jovan, biar Mama rindu sama Jovan. Maaf Ma, Jovan sibuk."

Piiiiip!

Jovan menghela nafasnya kasar lalu dia mengusak rambutnya ke belakang. Jovan kemudian segera berbalik, namun terhenti saat mendengar perbincangan seseorang.

"Jadi benar ada timbunan emas batangan di bawah barak para relawan dari Indonesia itu?"

"Iya, mereka sengaja menempatkan mereka di lokasi itu untuk menjaga tempat itu dengan alasan mereka harus menjaga warga lokal di sana."

"Lalu kau tau dari siapa?"

"Stttttt, aku pernah mendengar percakapan para laki laki berjas menggunakan bahasa Inggris."

"Aku kira itu hanya rumor saja kalau pernah ada enam prajurit khusus yang tewas di sana, karena mereka mengetahui semuanya dan mereka hampir melaporkan kepada dunia. Ternyata itu bukan cerita belaka."

"Stttttt, jangan sampai ini di dengar orang lain atau kau akan tewas saat itu juga."

DOR!!!

DOR!!!

Jovan segera berbalik dan meletakan ponselnya di telinga berpura pura menelefon lagi.

"JOVAN!" teriak Kafi.

Jovan segera berbalik, menatap Kafi dan Hanif yang berlari ke arahnya.

7 Forces 'Black Mission' [Prajurit Mata Elang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang