❱ 𝗵𝘂𝘀𝗯𝘂 𝘅 𝗿𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿𝘀 ⩩ 𝗮𝗻𝗴𝘀𝘁 𝘄𝗲𝗲𝗸 ──; ✰, air mata mengering. namun rasa sakitnya tenggelam semakin dalam.
.... oh,
jadi begini kah?
𝘆𝗼𝘂. ࿐'°
↷🖇 𝐰𝐚𝐫𝐧. ooc, non b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
『 FAREWELL 』
❝All the memories come back. But she never does.❞ — Hojin Eun.
•
Gumpalan asap mengepul di udara. Menari, lalu menghilang seolah dirinya tak pernah ada. Kian bertambah, saat nikotin dihembuskan dengan pelannya. Ciptakan bara api merah menyala. Sebelum terjatuh dan membusuk layaknya racun tiada guna.
Hojin, lelaki burumur 20 tahun itu, duduk di sofa balkon dengan seputung rokok tersemat diantara jari. Memandang indahnya malam, memandang cerahnya sinar sang rembulan. Diiringi dengan desiran angin yang mengalun bak melodi. Menggelitik kulit hingga ciptakan sensasi geli.
Pandangannya tetap setia pada sang wulandari. Menatapnya dengan tatapan menerawang, seolah ada seusatu di dalam bongkahan batu kristal tersebut.
"Hojin~"
"Sarang?"
"Ayo main!"
"Tapi ini kan sudah malam? Ibu panti pasti memarahi kita. Soalnya ini sudah jam kita tidur."
Sebuah memori kecil dikala itu kembali teringat dalam ingatan. Memori dimana semuanya masih terlihat baik-baik saja. Memori dimana ia masih dapat berjumpa dengan si dia.
Ya, gadis itu. Chae Sarang.
Teman pertama sekaligus yang paling istimewa dalam hidupnya.
"Aku merindukanmu, Sarang." Gumamnya setelah usai menyesap seputung nikotin.
Kemudian satu tangannya terulur, meraih sebuah bingkai foto di atas meja nakas, dimana di dalam foto itu terdapat wajah dirinya dengan Chae Sarang. Lantas, ia tersenyum sendu.
"Tunggu kepulanganku besok." sambungnya kemudian.
Saat itu, mereka yang berasal dari panti yang sama, dan menjadi salah satu sahabat terbaik diantara sahabat yang lain, harus dipisahkan oleh takdir lantaran tepat umur yang ke-7 tahun, Hojin diadopsi oleh pasutri yang cukup kaya raya.