Day 5 : Salah

71 4 0
                                    

𝚁𝚒𝚐𝚑𝚝 𝙿𝚎𝚛𝚜𝚘𝚗, 𝚆𝚛𝚘𝚗𝚐 𝚃𝚒𝚖𝚎 // 𝚂𝚊𝚌𝚛𝚒𝚏𝚒𝚌𝚎𝚜
• 𝚈𝚞𝚗 𝙹𝚊𝚎𝚖𝚒𝚗 𝚇 𝙶𝚞 𝙴𝚞𝚗𝚓𝚘
• 𝚁𝚎𝚟𝚎𝚗𝚐𝚎 𝙶𝚒𝚛𝚕 (𝚆𝚎𝚋𝚝𝚘𝚘𝚗) @𝙾𝚛𝚒

『 RIGHT PERSON, WRONG TIME 』

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RIGHT PERSON, WRONG TIME

Moving on is simple, it's what you leave behind that makes it so difficult.
Gu Eunjo

Sesuatu hal yang paling aku benci di dunia ini adalah,

Ayahku.

Lelaki yang pergi meninggalkan Ibuku tanpa rasa bersalah itu, tidak pantas aku sebut sebagai seorang Ayah.

Tanpa ada dosa ia menghancurkan semuanya. Kasih sayang Ibuku, ketulusan Ibuku, pengorbanan Ibuku, semuanya bagaikan angin lalu. Tak pernah terbesit satu niat pun untuk menghargainya. Ketimbang membuatnya tersenyum, ia malah sering membuat wanita lemah itu menangis.

Setelah semua penderitaan yang ia berikan pada kami, sekarang dengan terang-terangan ia meceraikan Ibuku. Dinding pertahanan yang selama ini telah Ibuku bangun seolah dihancurkan dengan sengaja. Siksaan, cemohan, dan tindak laku kekerasan yang ia berikan pada Ibuku, seolah menjadi tahap awal sebelum berada di titik ini.

Ia meninggalkan kami bersama goresan luka yang ia buat. Meninggalkan bayangan mengerikan yang bahkan tak ingin kami lihat. Namun sialnya semua jejak itu masih melekat dalam benak kami. Membuat kami begitu jatuh terpuruk dan berakhir susah untuk bangkit.

Lalu semenjak hari itu, aku mulai menutup mata dan hati untuk semua laki-laki.

Benci.. Aku membencinya. Sangat benci. Mereka mempermainkan wanita selayak barang dan ditinggalkan saat sudah bosan.

Aku melewati hidup bertahun-tahun dengan berpegang teguh pada prinsip itu. Sedikit demi sedikit mulai bankit dari keterpurukan begitu juga dengan Ibuku. Melewati hari seorang diri tanpa ada teman juga kekasih.

Tidak apa,

Tidak ingin juga,

Sampai kemudian sesosok lelaki datang dan menyita seluruh atensiku. Menyodorkan sebuah payung kala tubuh ini dibasahi dengan derasnya rinai hujan. Mengorbankan dirinya demi diriku yang bukan siapa-siapa.

"Kakak sedang apa melamun di pinggir jalan begini? Ini hujan, meneduhlah dulu, nanti Kakak bisa sakit."

Aku hanya diam membisu dengan netra yang membola, membuatnya gemas dan berakhir menarik tanganku ke sebuah halte bus tak jauh dari sana.

Ia mengajakku berteduh.

Dan entah kenapa aku tak menolak. Dinding pertahananku rasanya seperti runtuh dalam sekejab.

𝗔𝗡𝗚𝗦𝗧 𝗪𝗘𝗘𝗞╵ᵖᵘⁿᵍᵘᵗᵖʳᵒʲᵉᶜᵗTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang