2. Keputusan Tepat

9.1K 1.1K 8
                                    

Kirana mendengus kesal ketika melihat Vanellope menangis. Lalu dengan santainya, wanita itu malah berucap, "Noah tidak akan pernah tertarik padamu sampai kapanpun. Bahkan ketika kau mati di depannya, ia tidak akan memperlihatkan ekspresi apapun. Jadi, sadari posisimu dan berhentilah berakting!".

Yah, seperti inilah sifat asli wanita itu. Kirana Agustin hanya akan bersikap lembut di depan orang lain, namun ketika wanita itu berada di depannya, Kirana sama seperti pelakor di luaran sana yang akan melakukan apapun agar laki-lakinya tidak di miliki oleh siapapun.

Sharen yang memang telah lelah dengan kehidupan, akhirnya memilih berjalan menuju balkon kamarnya. Dengan posisi tubuh yang membelakangi pagar balkon, Sharen tersenyum pada wanita menyedihkan itu.

Lalu, tubuh itu terjatuh begitu saja. Tubuh Sharen kembali melayang, sebelum akhirnya terbanting keras ke tanah. Tidak, bukan tubuh Sharen, melainkan tubuh Vanellope yang memiliki jiwa Sharen. Untuk apa mempertahankan kehidupan Vanellope, jika akhirnya sama saja? Bukankah lebih baik mengakhirinya saat ini, pikir Sharen.

Sharen hanya merasakan sedikit rasa sakit, sebelum akhirnya kesadaran menghilang sepenuhnya. Benar, ini adalah keputusan yang sangat tepat.

"Kematian tidak sesuai takdir adalah sebuah kesalahan karena mengganggu keseimbangan kehidupan"

Sharen mengernyit ketika mendengar sebuah suara asing. Bukankah ia telah mati? Apakah lagi-lagi ia masuk ke dalam tubuh seseorang? Jika iya, maka itu sangat tidak menyenangkan.

"Bangunlah! Di tempat ini kau tidak akan merasakan sakit apapun. Ini adalah tempat yang diinginkan semua orang!"

Perintah dengan nada halus itu menghipnotisnya. Sharen membuka matanya, lalu ia menyadari, lagi-lagi ia tertidur dengan meringkuk layaknya bayi.

"Kau adalah wanita yang sangat cantik, sayangnya hidupmu sangat tidak di berkahi anakku. Namun sangat disayangkan, kau harus kembali merasakan kehidupan yang menyakitkan lainnya" suara menenangkan itu terasa sangat nyaman di pendengarannya. Walau begitu, Sharen tidak ingin mempercayai orang itu.

"Siapa kau? Dan dimana aku sekarang?" Sharen bertanya dengan ngeri. Ia tidak bisa menemukan apapun di sekelilingnya. Tempatnya saat ini hanyalah ruangan putih yang tidak berujung. Hanya ada satu kursi kayu yang ada di ruangan itu, dan saat ini sedang di gunakan oleh orang yang sedari tadi berbicara dengannya.

"Ini adalah tempatku yang seharusnya tidak kau datangi saat ini. Anakku, aku telah memberikan kehidupan yang sangat menyakitkan untukmu dan aku menyesal. Aku ingin membayar kesalahanku itu, namun perbuatan bunuh diri yang kau lakukan adalah tindakan yang sangat salah dan penuh dosa. Maka dari itu, aku akan melakukan penawaran padamu!" Ucap orang itu.

"Tidak! Aku tidak ingin melakukan penawaran apapun. Tidak bisakah aku mati saja?" Sharen bertanya dengan putus asa. Kehidupannya melebihi mimpi buruk dan ia tidak ingin merasakan kehidupan lagi.

"Maafkan aku anakku! Jika kau ingin tetap meninggalkan dunia itu, kau hanya akan terlahir sebagai orang baru lagi dengan kehidupan yang lebih menyakitkan dari pada kehidupanmu sebelumnya dan aku tidak ingin kau merasakan hal itu lagi. Namun setelah penawaranku ini berakhir, aku akan mengabulkan keinginanmu. Jika kau menginginkan terlahir kembali dengan memiliki kehidupan yang sangat di berkati, maka aku akan mengabulkannya" tawar orang itu.

Tidak, Sharen menggeleng. Ia tidak ingin lagi di lahirkan dan jika memang harus, ia ingin terlahir menjadi batu saja, yang tidak memiliki kehidupan.

"Mengapa aku?" Pertanyaan yang di tunggu-tunggu orang itu akhirnya di pertanyakan oleh Sharen.

"Penawaranku cukup mudah, kau hanya terus menjadi Vanellope Kinaiz. Wanita itu tidak seharusnya mati pada saat itu. Namun karena jiwanya yang sudah sangat rusak karena luka, ia akhirnya tidak bisa terselamatkan lagi. Jika kami memaksa ia tetap hidup, maka Vanellope hanya akan menjadi mayat hidup. Aku memilihmu karena aku mengasihanimu dan kau mengakhiri hidupmu bersamaan dengan Vanellope mengakhiri hidupnya. Aku merasa kau adalah orang yang sangat kuat, sehingga menanggung kehidupan seperti yang tertulis dalam takdir itu tidak akan masalah untukmu. Seperti yang kau ketahui, Vanellope akan meninggal enam bulan lagi, jadi bertahanlah selama enam bulan itu, agar keseimbangan dunia tidak berantakan karena menghilangnya satu orang yang telah memiliki peran sendiri" jelas orang itu.

R.I.P.  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang