"Udah, Zee jangan nangis gini." ucap Chika berusaha menenangkan Zee yang masih menangis sesegukan sambil memeluk Chika yang sekarang tampak lebih baik dari tadi pagi.
"Gue payah banget, gue gak bisa jadi teman yangー"
"Sstt.. Lo teman terbaik gue dari awal kita berteman, sampai saat ini."
Zee semakin menangis mendengar penuturan kalimat Chika, dan Chika hanya dapat pasrah. Tidak menyangka Zee ternyata memiliki sifat seperti ini.
"Gue bukannya gak mau cerita, Zee. Gue takut.." lirihnya.
"Di saat gue ketakutan, Freya adalah orang pertama yang menyadari gelagat gue yang semakin gelisah. Seharusnya gue menceritakan hal ini ke lo juga, tapi gue terlalu takut."
Zee semakin kesulitan untuk berhenti menangis, "Kemarin gue udah gak bisa menahan semuanya Zee. Semakin hari gue merasa semakin menjijikkan, kotor, gak berharga. Gue punya bukti tapi gue gak tau gimana caranya melarikan diri." lanjutnya.
"Gue takut kalau lo tau tentang ini, lo bakal pergi dan merasa jijik ke gue. Gue gak mau kehilangan teman pertama gue."
Lalu keheningan memenuhi ruangan itu, hanya terdengar isakan tangis Zee yang semakin kencang. Dadanya terasa sesak setiap mendengar penjelasan temannya itu.
Freya tak hentinya tersenyum melihat Jesslyn dan Chika bercerita di hadapannya. Freya juga bernafas lega mengingat semuanya cepat teratasi. Ia tidak bisa membayangkan berada di posisi mereka berdua yang bernasib sama, melihat rekaman bukti saja sudah membuat Freya kacau apalagi kalau dia terkena kejadian yang sama.
"Gue heran deh, Fre. Kenapa gue ada di sini, padahal sejak awal gue gak terlibat dalam hal ini." bisik Jessi yang dari awal kebingungan sendiri.
Freya hanya merotasikan matanya malas, "Kamu ingat waktu hal seperti ini terjadi kepada Jesslyn? Kita kan sama-sama membantu Jesslyn menghilangkan traumanya dengan cara menginap bersama."
"Tapi itu kan Jesslyn, gue dan Chika gak sedekat itu kali, Fre." bisik Jessi takut terdengar oleh Chika.
"Gue lebih bingung lagi kenapa gue juga ada disini." saut Adel berhasil menarik perhatian semua orang termasuk pemilik kamar, Azizi Asadel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandaran Untuk Menyadarkan || Freya
Fanfic"Tuhan gak pernah salah, semua yang terjadi adalah takdir. Tapi percayalah takdir juga ada yang baik." "Dan kamu yang menjadi takdirku yang baik. Terimakasih." Gadis itu tersenyum begitu manis, membuat lawan bicaranya ikut tersenyum. Mereka lalu ter...