9. Memendam luka

4 1 0
                                    

Naila masih bimbang dengan semuanya dan terus menangis di kamarnya. Sambil mendengar lagu Tulus yaitu Diri.

Hari ini kau berdamai dengan dirimu sendiri, kau maafkan semua salahmu ampuni dirimu, hari ini ajak lagi dirimu bicara mesra berjujurlah pada dirimu kau bisa percaya.

Maafkan semua yang lalu ampuni hati kecilmu, luka-luka hilang lah luka biart entram yang berkuasa kau terlalu berharga untuk luka. Katakan pada dirimu semua baik-baik saka.

Bisikkan lah terima kasih pada diri sendiri hebat dia terus menjagamu dan sayangimu, suarakan bilang padanya jangan paksakan apa pun, suarakan ingatkan terus aku makna cukup.

Ibunya mendengar Naila menangis dan bertanya kepada Naila.

"Tok tok tok tok" pintu kamar di ketuk oleh Ibu

" Nai are you okay? Nai? jawab pertanyaan ibu buka Nai pintunya"

"Kenapa ibu? Im fine"

"Serius? Coba buka pintunya Nak"

Naila membuka pintunya.

"Ya Allah anak ibu yang cantik kenapa menangis?"

"Ga nangis kok bu, itu tadi Naila cuma kelilipan debu masuk ke mata"

"Kamu berbohong ya sama ibu? Ibu tau kamu menangis mata kamu ga bisa dibohongi. Coba ceritakan sama ibu ada apa?"

"Ga bu. Ga ada apa-apa"

"Nak coba dengarkan perkataan ibu. Ayo cerita kalau kamu memendam semua ini ga bakal selesai malah yang ada membatin terus, ini ibumu kamu berhak curhat apa pun itu. Ibu selalu ada di samping dirimu nak, ibu selalu jadi garda terdepan untuk dirimu"

"Ibuuuuuuuuu" Naila memeluk ibunya dan menangis sejadi-jadinya

"Nakk ya Allah kenapaa? Its okay nangis aja gapapa keluarkan emosimu dan unek-unekmu" ucap ibu sambil mencium Naila dan mengelus kepala Naila

"Buuuuuu aku belum pernah bercerita tentang cintaku kepada seseorang selama ini kepada ibu, aku ga berani untuk mencerita semuanya, aku hanya bisa memendam dan terlihat baik-baik saja di depan keluarga padahal yang sebenarnya adalah tidak baik-baik saja, Naila yang ibu kenal seorang anak yang periang, ceria, selalu menebarkan senyuman padahal itu semua hanya untuk mengelabui itu semua hanya palsu" ucap Naila yang masih menangis dalam keadaan lagu Tulus Luka masih berputar

"Ibu dan ayahmu ga pernah mengekang semua keinginanmu, lakukan semau kamu tetapi harus berdampak positif untuk diri kamu juga. Kamu anak yang terbaik menurut ibu, lalu apa masalah percintaanmu nak? Yang membuat kamu seperti ini?" tanya ibu

"Selama ini aku udah 2 tahun berjalan menaruh rasa kepada lelaki, aku hanya bisa memendam rasa itu namun kini lelaki yang aku kagumkan selama ini bu redam udah menikah dengan wanita yang ia pilih. Minggu kemarin Naila ke majlis bersama Dina, dan ada temannya Dina namanya Rey, ntah yang membuat Rey suka kepada diriku apa? Dia mau serius (Menikah) dengan Naila bu, sedangkan Naila belum siap membuka hati lagi. Hati ini masih sakit bu" jawab Naila

"Ibu mau menjawab yang pertama soal rasa kagummu kepada lelaki itu. Pertama ibu pernah berkata kepadamu nak, jangan pernah menaruh rasa kepada seseorang yang ujung-ujungnya kecewa. Lelaki yang kamu kagumi itu udah menikah dengan wanita yang ia pilih mungkin memang itu jodoh dia, terbaik menurut kita belum tentu terbaik dipandangan Allah. Garis takdir itu udah ditulis sejak azali Nak, kamu ga berjodoh dengan dia mungkin memang itu terbaik menurut Allah, Allah sedang mempersiapkan sesuatu yang terbaik tenang aja Nak Allah itu ga pernah mengecewakan hambanya. Kedua sekarang ada lelaki yang menunggu kamu membuka hati namun kamu segan untuk membuka hati? Kenapa? Kamu masih belum menerima orang baru takut dengan yang udah-udah bakal terjadi lagi dan menyakiti hati kamu? Nak coba kamu pikirkan ini baik-baik Allah itu udah menciptakan umatnya berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan kamu ga bisa kayak begni terus nak.
Cobalah untuk berdamai dengan diri sendiri, cobalah mengontrol emosi kamu, dan cobalah menerima takdir. Ibu pasti mendukungmu dengan lelaki yang kamu pilih asal lelaki itu baik untuk dirimu menerima kamu apa adanya, sayang dengan kamu dan keluarga kamu, agamanya yang pasti baik karena di dunia ini kita cuma sementara untuk mengapai akhirat kita perlu lelaki yang bisa membimbing kita ke jalan Allah. Kamu paham kan dengan semua yang ibu bilang ini?"

"Iyaa bu Naila paham, Naila mencoba membuka hati untuk Rey bismillah aku terima semua ini dengan berlapang dada. Doain Naila ya bu" ucap Naila memeluk kembali ibunya

"Iyaa nak ibu selalu mendoakan kamu, ibu selalu mensupport kamu. Kalau ada apa-apa coba lah ceritakan kepada ibu jangan kamu pendem semuanya"

"Iyaa bu Naila minta maaf, Naila terlalu egois sama diri sendiri"

"Udah clear masalah ini, kamu istikharah ya nak"

"Iyaa bu, terima kasih bu" ucap Naila sambil memeluk dan mencium ibunya

"Sama-sama nak. Yaudah ini udah malam kamu tidur jangan banyak pikiran, selamat malam Naila anak ibu yang salihah, yang cantik dan baik hati matiin musiknya udah malem jangan galau terus"

"Hehehe iya buu. Selamat malam juga ibu"

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

*Jangan lupa vote dan komen

Dina jokes come trueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang