1. Keluarga dan Mimpi

402 33 1
                                    



London adalah kota global  terkemuka yang unggul dalam bidang seni, bisnis, pendidikan, hiburan, mode, keuangan, kesehatan, media, layanan profesional, penelitian dan pengembangan, pariwisata, serta transportasi. London, bersama dengan New York City, merupakan pusat keuangan  terkemuka di dunia, dan menjadi kota dengan PDB terbesar kelima di dunia, atau yang tertinggi di Eropa.



Ditengah ramainya mobilitas pagi Kota London. Seorang pria paruh baya, yang masih terlihat gagah di usia menjelang 60, berdiri memandang indah pemandangan pagi kota, yang berangsur berubah karena zaman.

Tuan Park Byung Hoon.

Dua puluh tahun sudah ia menetap di kota ini, bersama istri dan kedua putri cantiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua puluh tahun sudah ia menetap di kota ini, bersama istri dan kedua putri cantiknya.

Sebagai orang asia yang menetap di negeri orang, tentu saja ia masih merasa asing. Setiap orang seringkali memandang rendah pada dirinya.

Siapa dia? Apa yang dia lakukan disini? Dari mana asalnya? Kenapa dia bisa sampai disini?

Dan banyak lagi hal yang membuatnya terlihat rendah karena berasal dari Asia. Namun, haruskah ia menjawab semua pertanyaan itu?

Krisis moneter yang yang menimpa negaranya pada tahun 1998, membuatnya memutuskan untuk membawa istri dan putri pertamanya untuk pindah dan menetap di negeri asing. Ia tak ingin tahun kedua kehidupan pernikahannya hancur karena krisis ekonomi.

Selama dua puluh tahun ia meniti karir di negeri asing, dan selama itu pula ia memulihkan segala pandangan rendah terhadap dirinya sebagai orang Asia.

Kesusksesan besar dapat ia raih, terbukti dengan mampunya ia mendirikan sebuah perusahaan disini. Ia menjadi salah satu orang Asia yang dihormati di London.

Meskipun separuh hidupnya dan kesuksesan ia jalani di negeri Asing, tak dapat ia pungkiri hatinya selalu ingin pulang dan kembali ke tanah kelahirannya.

Kenangan dan sanak keluarga yang ia tinggalkan disana, menambah besar kerinduannya.

"Aku akan kembali, secepatnya. Kembali pada tanah kelahiranku!" gumamnya.

Ia memejamkan kedua mata, merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Namun tak berselang lama, sebuah suara memecah hening.

"Tuan, kita pergi sekarang?" tanya seorang pria ang usianya tak jauh dari Tuan Park.

Tuan Park berbalik dan tersenyum pada pria tadi.

"Emmm baiklah..."

Setelah menanggapi sekretaris pribadi yang menemaninya selama 20 tahun, ia berjalan kembali kedalam mobilnya.

Sepanjang perjalanan ia memandang suasana kota melalui jendela mobilnya. Ia ingat betul bagaimana jalan ini 20 tahun lalu, dan bagaimana zaman berkembang mengubah semuanya menjadi lebih modern.

The Big-Hearted Will Take the Bride || AdaptationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang