16. Hampir Saja

69 14 3
                                    


Hari-hari terlewati, banyak hal terjadi termasuk kepindahan Mingyu. Kini Mingyu menempati salah satu rumah milik keluarga Kim, yang ia paksa untuk sewa. Tadinya Yugyeom memberinya tempat tinggal secara cuma-cuma, namun Mingyu enggan jika harus berhutang budi pada manusia ini. Dan dia pun memaksa Yugyeom untuk menyewa unit rumah ini.

Kepindahan Mingyu tentu saja disambut baik oleh Rosè, karena unit rumah yang mereka tempati masing-masing tak jauh. Dan ini memudahkan mereka untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama.

Ditambah setelah kejadian Yugyeom merengkuh erat pinggang Rosè beberapa waktu lalu, Mingyu menjadi lebih posesif dari biasanya.






Pagi ini setelah banyaknya informasi yang diperoleh mengenai sang calon ayah mertua, pemuda Kim kini telah melakukan aktivitas olahraga paginya. Ia tengah melakukan peregangan seraya tak henti pandangannya menelisik rumah tetangga yang tak lain diisi oleh keluarga wanita terkasihnya.

Setelah pandangannya bertemu dengan obsidian Tuan Park yang tajam, ia menyunggingkan senyum manisnya yang meskipun dibalas delikkan dari sang mpunya. Mereka berlari kecil beriringan, tak ada satu katapun terucap dari belah bibir mereka.hanya keheningan dan deru nafas keduanya yang seiring dengan jauhnya jarak yang mereka tempuh semakin memburu.

Hingga Mingyu kemudia berlari amat cepat dan membuat tubuhnya ada di tengah jalan dan hampir saja terpental kalau saja mobil dihadapannya tak menginjak pedal rem. Tuan Park yang melihat itu tentu saja terkejut bukan main, ia pun melangkah cepat menuju pemuda Kim yang kini tengah memeluk erat seekor anak anjing yang terlihat masih terkejut karena hampir saja kehilangan nyawanya. Tuan Park tertegun sejenak melihat bagaimana pemuda Kim itu membelai dan menenangkan anak anjing yang hampir tertabrak itu.

Sang pemilik mobil keluar dan lalu meminta maaf karena telah mengemudi dengan buruk, ia berulang kali membungkukkan badannya guna memohon pengampunan pada Mingyu juga Tuan Park yang memandangnya dengan raut wajah marah. Tak lama pemilik anjing pun menghampiri dengan nafas terengah, kemudian meraih anak anjing yang ada di pangkuan Mingyu dan langsung memeluknya.

"Terimakasih terimakasih kak, terimakasih menyelamatkan anjing kecilku." Ucap sang gadis pada sosok Mingyu.

Dengan senyumnya, Mingyu mengangguk ramah lalu "Tak masalah, lain kali lebih berhati-hati, lihatlah dia begitu ketakutan!" Ucap Mingyu seraya mengelus anak anjing yang masih dalam pangkuan pemiliknya.

"Maaf, aku tak sengaja melepas peganganku pada talinya karena dikejutkan oleh pengemudi motor-motor besar itu." Ucap gadis itu seraya menunjuk empat motor besar yang elewati mereka dengan kecepatan tinggi. Namun yang membuat Tuan Park begitu terkejut adalah, salah satu dari rombongan motor besar yang ugal-ugalan itu adalah Yugyeom, calon menantunya.

Mingyu yang menyadari itu hanya tersenyum tipis, dan sengaja menggumamkan nama Yugyeom dengan suara yang mampu terdengar Tuan Park.

Hari ini seharusnya Mingyu juga berada dalam rombongan mereka, namun karena mencari muka didepan calon ayah mertua galaknya adalah agenda utama, iapun mendeklarisikan bahwa hari ini ia terkena demam, padahal saat ia mengatakan sedang demam pada Yugyeom dan teman-temannya saat itu ia telah menggunakan pakaian untuk berolahraga. Aku tiba-tiba saja demam setelah berolahraga pagi sekali tadi, tadinya aku ingin melakukan pemanasan sebelum berkendara jauh bersama kalian, kilahnya. Yugyeom dan ketiga teman lainnya pun percaya-percaya saja pada Mingyu, dan mengatakan akan mengirimkan dokter pribadi keluarganya untuk memeriksa Mingyu.

The Big-Hearted Will Take the Bride || AdaptationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang