Pagi hari yang cerah ini, Mingyu dengan terburu-buru berlari mengejar keterlambatannya untuk melakukan rutinitasnya bersama sang calon mertua, Tuan Park. Ditengah ketergesaannya, ia justru dikejutkan dengan sapaan hangat dari Tuan Park yang tersenyum padanya. Sejenak ia tertegun hingga kemudian tersadar dan lalu membungkuk untuk menyapa.
"Selamat pagi paman!" sapanya.
Dan Tuan Park hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman hangat.
Senyum Mingyu merekah, menampakkan taringnya. Sedikit lagi Kim Mingyu ucapnya dalam hati.
Perlahan Mingyu mulai mendekat pada Tuan Park yang sedang melakukan pemanasan sebelum berlari kecil mengelilingi sebagian kota.
"Paman, semalam kau hebat sekali! Kemampuan berdansamu bersama Bibi begitu luar biasa!" Puji MIngyu basa-basi kala teringat bagaimana luar biasanya penampilan pasangan Park dalam berdansa semalam.
Dan Tuan Park hanya tersenyum mendengar pernyataan Mingyu.
"di usia Paman saat ini itu sangat luar biasa, waahhh aku bahkan kini membayangkan, dapatkah aku seluar biasa itu dimasa tuaku nanti? Apa ini rahasia paman agar tetap bisa menjaga kebugaran? Emmm atau,,," Kalimat Mingyu menggantung tatkala netranya menatap netra Tuan Park yang mulai merasa tak nyaman dengan ucapan Mingyu.
"Maaf Paman, aku terlalu banyak bicara.." Lanjutnya dengan nada rendah.
Dan kini Mingyu tengah merutuki dirinya sendiri selama berlari bersisian dengan Tuan Park yang hanya diam.
Lain lagi dikediaman Tuan Kim, kini sang Nyonya dan juga Kepala Keluarga sedang berbincang serius mengenai ketertarikan mereka terhadap sikap salah satu teman Putranya itu.
"Aku sudah memutuskan untuk bicara pada anak itu hari ini." Ucap Tuan Kim selepas menyesap teh nya.
Nyonya Kim hanya menjawabnya dengan sebuah deheman sembari menyesap tehnya, dan kemudian mereka dikejutkan dengan kedatangan Mingyu.
"Selamat pagi Paman, Bibi!" sapanya ramah seraya membungkukkan badannya hormat.
Serentak keduanya langsung melihat kearah sumber suara dengan senyum mengembang.
"Kau sudah datang nak?" sambut Nyonya Kim yang berdiri dengan merentangkan tangannya sarat sambut.
"Maaf Bibi aku belum sempat berganti selepas jogging pagi ini, aku takut kalian menunggu terlalu lama." Jelasnya saat hanya membungkuk untuk menghindari peluk Nyonya Kim.
"Tak apa sayang, duduklah! Maaf kami membuatmu terburu untuk datang kemari." Sesal Tuan Kim.
Namun Mingyu hanya menyunggingkan senyum seraya mengangkat tangan isyarat tak masalah dengan itu.
Mereka mulai berbincang tentang bisnis keluarga masing-masing dan melempar kagum pada setiap pencapaian besar keduanya.
"Ayahmu sosok yang hebat nak." Pujinya pada Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Big-Hearted Will Take the Bride || Adaptation
RomansaWhen Mingyu meets Rose in Europe, it isn't love at first sight but when Rose moves to Korea for an arranged marriage, love makes its presence felt.