The Last Time He Saw Me.

989 140 59
                                    

di hari-hari berikutnya, Jay pun mulai melakukan beberapa terapi agar kesehatan mentalnya bisa kembali seperti semula. makan dan minum tanpa Hyungseok pun sudah bisa, meski harus agak sedikit dipaksa.

karena seorang manusia bisa mati jika tubuhnya tak mendapat nutrisi. maka Jay yang selalunya bergantung pada Hyungseok kini harus memaksakan diri agar tak mati. itu karena Hyungseok sudah tak lagi ada untuk menyuapi, atau sekadar berkunjung untuk menemani.

pria cantik itu sudah berhenti berkunjung enam bulan ini. sejak hari dimana Hyungseok mengakhiri hubungan mereka lalu pergi, Jay semakin terpuruk setiap hari.

"Kali ini tidak habis lagi?" kalimat itu keluar dari belah bibir Akuji begitu dilihatnya nampan makanan Jay yang bahkan tak disentuh setengahnya. sedangkan si lawan bicara hanya diam--entah dengan tatapan kosong atau sedang menatapnya, Akuji bahkan tak lagi tahu bedanya.

"Tuan, kau harus makan." Akuji sebagai seorang perawat pun berusaha mengingatkan, namun Jay justru memberikan sebuah borgol pada Akuji tanpa mengindahkan soal apa yang pria itu katakan.

"Ikat. Hyungseok.. mungkin akan datang."

namun seperti apa yang dia katakan, Hyungseok tak pernah sekalipun datang. dan meski mengetahui hal itu, Jay terus saja menunggu.

 dan meski mengetahui hal itu, Jay terus saja menunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cough! Cough! Cough!

'Bunga.. lagi..' begitu pikir Jay kala batuknya usai, pun saat tangan yang ia pergunakan untuk menutupi mulutnya dikala batuk menyerang tadi, terdapat begitu banyak kelopak bunga dengan bercak-bercak darah di atasnya. ada pula satu kepala bunga dengan putik serta mahkotanya.

'Batukku memang agak kuat tadi, tapi apa mungkin sampai bisa sampai keluar bunga seperti ini?' sembari berpikir, Jay berjalan ke arah jendela agar bisa membuang bunga-bunga itu keluar.

'Ini bunga yang sama dengan yang kubelikan untuk Hyungseok pertama kali.' begitu pikir Jay sembari membuang bunga-bunga itu ke luar. 'Hanya saja waktu itu Hyungseok kubelikan warna putih, sedangkan yang ini punya dua warna. mungkin karena tercampur dengan darah..'

diatas jendela itu Jay menopang dagu, menatap pada apapun untuk hilangkan bosan yang seolah hampir membunuh. pikirannya berkabut, namun di sisi lain ia juga ikut memikirkan arti dari bunga tersebut.

'Anyelir dengan dua warna, artinya.. aku tidak bisa bersamamu, ya?'

Jay yang semula sibuk berpikir kini segera dikejutkan dengan kemunculan Hyungseok yang tiba-tiba. entah dari mana datangnya, namun wajah ceria itu menatapnya dengan tanpa rasa takut seolah-olah ia tak pernah benar-benar memiliki trauma.

tatapan manis nan ceria yang sangat Jay rindu sekarang hadir dihadapannya.

"H-hyungseok..?"

Tanpa aba-aba, Hyungseok segera menutupi mulut si tuan muda, lalu masuk kedalam ruang kamar rawat Jay melalui jendela. sedangkan Jay terus saja menatapnya dengan sorot tak percaya. sampai-sampai buket bunga berukuran besar itu tak dilihatnya.

[✓] " And we met. " [ JAYSEOK LOOKISM ] [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang