Satu

3.4K 452 30
                                    

Usia memang terkadang menjadi patokan bagi orang-orang untuk memaksa orang lain mengikuti langkah mereka.

Terlebih masalah pernikahan.

Kaluna Kana Petriana sudah memasuki usia kepala tiga, lebih tepatnya saat ini wanita tinggi semampai yang mempunyai hobi membuat kue itu telah berusia tiga puluh dua tahun.

Tiga puluh dua tahun yang menyenangkan bagi Kaluna namun dianggap petaka bagi keluarga besarnya karena di umurnya saat ini, Kaluna belum juga menikah. Bahkan bude-budenya menjuluki Kaluna sebagai si perawan tua.

Bagi Kaluna julukan itu bukan apa-apa, tidak pernah ia masukkan ke hati setiap omongan keluarganya yang bersifat menyindirnya. Dia tentu sudah biasa menghadapi hal tersebut, telinganya sudah kebal dan dia sudah berbesar hati untuk setiap sindiran yang diterimanya.

Mungkin diawal ia merasa risih ketika mendengar cemoohan itu, namun semakin hari, ia tidak lagi peduli dan tidak ambil pusing.

Itu bukan masalah besar bagi Kaluna. Bagi Kaluna masalah besar itu ialah saat dimana pinggangnya sakit karena terlalu lama berdiri mengaduk bahan kue, oven baru miliknya mengalami masalah atau saat ia kehilangan ide untuk membuat inovasi baru pada kue buatannya.

Tapi sikap tidak peduli itu memang hanya datang dari Kaluna, berbeda dengan kedua orang tuanya yang mulai malu dan pusing sendiri saat banyak dari anggota keluarga besar mereka yang terus menggunjingkan Kaluna disetiap acara keluarga.

Ibu Kaluna bahkan dengan bersemangat menyodorkan beberapa nama putra dari kenalannya pada Kaluna. Tidak, bukan hanya sang ibu yang bersemangat mencoba mengenalkan seseorang pada Kaluna. Para bude juga berlomba-lomba untuk mengenalkan beberapa anak kenalannya pada Kaluna. Hal ini didasari oleh rasa kasihan dan iba, mereka menganggap Kaluna tidak laku dan sulit untuk mencari pasangan sendiri.

Mengingat dua adiknya sudah menikah, hal tersebutlah yang membuat para anggota keluarga besar menaruh iba pada wanita itu. Rasa iba mereka tidak menurunkan kadar pergunjingan, malah semakin menjadi.

Tapi segala bentuk perjodohan dan usaha keluarganya tidak digubris oleh Kaluna. Dia tidak pernah datang jika dibuatkan janji untuk bertemu dengan siapapun anak dari rekan-rekan ibu atau budenya itu.

Hal tersebut tentunya membuat Kaluna semakin menjadi bulan-bulanan. Kini bukan hanya predikat perawan tua yang disandangnya, ada tambahan lain di belakang julukan itu. Kaluna adalah perawan tua yang terlalu sombong dan pemilih. Lengkap sudah julukan untuknya.

Bahkan saat adik bungsu Kaluna yang bernama Hendra menikah, si sulung dari tiga bersaudara itu menjadi bulan-bulanan gunjingan saat pesta.

"Tuh lihat Kal, adikmu sudah menikah. Masih dua puluh dua tahun lho dia, sudah nemu jodoh. Lah kamu sudah tiga puluh dua tahun belum juga nikah!" Salah seorang bude memuntahkan sindirannya tanpa melihat situasi, hal ini dilakukan didepan orang ramai.

Kaluna yang saat itu baru saja akan menikmati sate ayam di piringnya tiba-tiba kehilangan nafsu makannya. Padahal dia sudah ikut antri untuk bisa mendapatkan sepiring sate ayam favoritnya itu.

"Dia itu terlalu pemilih mbak, makanya susah kawin. Mana ada yang mau sama wanita yang terlalu pilih-pilih!" Itu adalah salah seorang budenya yang bicara.

Saudara-saudara dari pihak keluarga ibunya memang benar-benar bermulut tajam. Kaluna sudah paham, jadi memilih untuk berusaha menahan dirinya agar tidak menjawab dan membuat kegaduhan baru.

"Jangan kebanyakan milih Kal, nanti nggak nikah-nikah lho kamu. Memangnya kamu mau sampai tua sendirian? Nggak ada yang nemanin dan ngurusin?"

"Mati juga sendirian bude, di kubur juga sendirian." Akhirnya Kaluna buka suara karena

"Kamu ini ngeyel sekali di omongin sama orang tua ya?!" Tegur salah seorang adik ibunya.

Kaluna harus kembali mengingat saat ini dia dikerubungi oleh lima orang adik ibunya. Kenapa pula ibunya harus memiliki banyak saudara wanita?! Umpat wanita itu dalam hati.

"Sadar diri toh Kal, sudah tua mbok ya segera cari jodoh. Jangan sibuk ngurusin usaha kecil kamu yang tidak jelas itu!"

Astaga, Kaluna ingin sekali menggeplak mulut salah satu budenya itu.

Tapi kembali tentu saja ia berusaha menahan diri untuk bersabar.

Bagi Kaluna, tidak masalah jika orang-orang bergunjing dan memiliki omongan buruk tentang status lajangnya. Asalkan jangan mencemooh apa yang sudah dibangun oleh Kaluna dengan kerja keras, bisnis kuenya adalah sesuatu yang sangat dibanggakan oleh wanita itu.

Usaha kecil katanya?! Usaha kecil?! Apa budenya ini buta hingga tidak melihat bahwa Kaluna adalah salah satu Bakers ternama di kota ini?! Kuenya selalu menjadi primadona dikalangan selebrita dan sosialita.

Kaluna membangun usahanya dari hobinya membuat kue. Semuanya memang bermula dari nol, Kaluna mengusahakan dan bekerja dengan keras sendirian tanpa bantuan dan campur tangan siapapun pada awalnya. Hingga kini ia memiliki studio sendiri di samping kediaman pribadinya, tempatnya bereksperimen dengan enam orang pekerja yang membantu.

Kaluna memang hanya membuat kue-kue sesuai pesanan saja. Namun tidak pernah seharipun dapur studionya berhenti memproduksi kue pesanan yang beraneka ragam. Kaluna memang harus sombong untuk yang satu ini, karena jujur saja dia sangat bekerja keras untuk bisa sampai di titik ini.

"Bude, bisnis kecil-kecilan yang bude maksud itu apa ya? Dari hasil bisnis aku itu udah bisa menghasilkan banyak hal lho, termasuk minjamin modal buat anak bude yang usahanya mau bangkrut itu." Kaluna tertawa kecil saat bicara, tawa penuh cemooh yang dibuatnya seanggun mungkin.

"Atau bude lupa ya pernah umroh sama bunda dan ayah? Itu juga kan aku yang bayarin." Kini Kaluna mengalihkan tatapannya kearah budenya yang lain.

Wanita itu tersenyum penuh arti sambil menaikkan satu alisnya.

Salah seorang bude menelan air liurnya dengan susah payah, teringat bahwa ia baru seminggu lalu meminjam uang pada Kaluna secara diam-diam dalam jumlah yang cukup besar untuk jaminan salah seorang putranya yang terkena kasus hukum. Wanita paruh baya itu tentunya takut jika Kaluna mengungkit masalah itu didepan saudara-saudaranya yang lain.

"Eh Kal, itu kamu dipanggil sama bunda mu!" Serunya cepat.

****

HAY HAY SEMUA PEMBACAKU TERSAYANG, AUTHOR MAU KASIH PENGUMUMAN KALAU AUTHOR TIDAK LAGI MENJUAL CERITA DALAM BENTUK PDF. DIKARENAKAN ADA OKNUM2 TIDAK BERTANGGUNG JAWAB YANG MENJUAL ULANG KARYA AUTHOR DI SHOPEE TANPA IZIN.
UNTUK PEMBACA YANG SUDAH MEMBELI DI SHOPEE, AUTHOR DOAIN KALIAN SEHAT2 AJA DEH, AUTHOR SERAHIN SEMUA KARMANYA KE TUHAN YANG MAHA ESA. KARENA KALIAN TAU ITU BUKAN AUTHOR DAN KALIAN MAU BELI DISANA😭😭

PADAHAL AUTHOR UDAH JUAL PAKET BUNDLING KE KALIAN, ITU UDAH MURAH BANGET. TAPI KENAPA ADA AJA YANG TEGA BUAT SEPERTI ITU KE AUTHOR. TAPI YA SUDAH, BUAT YANG JUAL, SEMOGA BERKAH DAN NGGAK JADI KANKER GANAS DIKEMUDIAN HARI.
AUTHOR SANGAT-SANGAT KECEWA. SEKIAN. AUTHOR MAU NANGIS DULU.

UNTUK SEMUA CERITA BARU AKAN DI PUBLISH LENGKAP DI KARYAKARSA SAJA.
UNTUK LINK KK AUTHOR https://karyakarsa.com/Itsmetata10

SEKIAN KELUH KESAH DAN KEKECEWAAN SERTA KESEDIHAN AUTHOR.

BYE SEMUA. SEMOGA KALIAN SEHAT. BIAR AUTHIR SAJA YANG SAKIT HATI😭😭

Kaluna dan HarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang