Happy reading 🤍!
●●●●●●
Chenle duduk dengan malas di kursinya.
Dihadapannya, terdapat sebuah meja yang dipenuhi oleh kertas dan juga 2 buah laptop.
Sejak Jisung menyuruhnya kembali belajar mengenai urusan perusahaan, Chenle melakukannya bersama tangan kanan yang sudah Jisung siapkan.
Ini sudah hari ketiga dirinya belajar.
Saat Chenle tanya mengapa tidak memecatnya alih-alih memberinya waktu untuk belajar, jawaban Jisung membuat pria bermarga Zhong itu merasa bodoh.
"Karena sejak kau berkerja dengan ayahku, hingga bersamaku sebelum kejadian ini, performa mu selalu bagus dan tidak mengecewakan. Mungkin mudah untuk memecatmu setelah ini, tapi aku rasa sulit untuk menemukan sekretaris pengganti dengan kinerja seperti mu. Jadi, daripada aku memikirkan tentang kebodohan yang kau buat, lebih baik aku memberikna solusi untuk mu memperbaikinya."
Chenle sungguh terenyuh dibuatnya. Ternyata Jisung tidak semenyebalkan itu. Dia adalah orang yang baik.
"Chenle-ssi?"
Chenle terperanjat.
"Apa kau sudah membaca dan membuat solusi dari kasus tadi?"
Chenle mengangguk mantap. "Sudah, Taeil-sunbae. Ini," Chenle menyodorkan kertas yang isinya sudah ia corat-coret.
Menunggu pria dihadapannya selesai membaca, Chenle menyeruput latte-nya.
Mata sipit itu melirik Jisung yang berjalan melewatinya masuk ke ruangan. Tangannya memijat pelipis. Matanya terlihat sayu. Kemejanya bertantakan.
"Apa Ning-ning tidak mengurusnya dengan baik?" Chenle bergumam, prihatin.
"Kau mengatakan sesuatu Chenle-ssi?"
"Tidak!"
"Aku akui, solusi mu bagus dan sangat meyakinkan," Chenle tersenyum. "sepertinya pengetahuan mu sudah kembali. Yaa ... meskipun aku masih harus sering mengasah lagi."
"Terima kasih, Taeil sunbaenim. Semua ini tidak lepas dari ilmu yang kau ajarkan."
"Hahaha ... Setelah ini coba kau kerjakan tugas mu sebagai sekretaris sebagaimana mestinya. Apabila masih ada yang kau bingungkan dan ingin kau tanya, silahkan tanya itu padaku."
Chenle mengangguk dan terus menggumamkan terima kasih.
"Bantu lah Direktur mu segera mungkin setelah ini. Aku prihatin melihat kondisinya tadi karena kau harus belajar dan tugas mu dia yang menghandle."
"Tentu sunbaenim. Sekali lagi, terima kasih."
Taeil pergi seiring Chenle menatap lekat ruangan yang Jisung masuki.
"Sekretaris Zhong!"
"Astaga!" Chenle menatap horror seorang wanita yang tiba-tiba muncul.
"Apa Direktur ada di dalam?"
"Ada. Dokumen apa yang hendak kau berikan itu?"
Wanita yang jauh lebih tua didepannya ini melirik sekilas dokumen yang dia bawa. "Ohh, ini. Ini dokumen terkait alokasi dana pembangunan perusahaan cabang di Singapura."
Chenle balas tersenyum dan mengijinkan nya masuk tanpa berlama-lama.
Baru saja pria yang bermarga Zhong itu hendak duduk usai merapikan mejanya, wanita tadi keluar dengan wajah memerah dan tubuh gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Novelis Transmigration [CHENJI]
FantasyIni tentang Wong Chenle, seorang novelis terkenal yang masuk ke dunia novel yang dibuatnya. Siapa sangka kalau sebuah perasaan nyaman menyusup hadir seiring ia berada disana dalam kurun waktu yang cukup lama. Sebuah perasaan yang orang sebut sayan...