Happy reading!
Hope you like it, guys <3!●●●●●●●●
"Kenapa kau tidak memberitahuku bahwa sudah kembali kemari?" tanya pria tinggi sembari berjalan menyusuri tempat yang 2 pria itu datangi.
Terkekeh, pria lainnya membalas, "yak! Aku ini pria sibuk sampai tidak sempat menghubungimu. Bagaimana bisa kau melupakannya?"
Pria tinggi itu tertawa mengejek. "Hanya merawat seorang bayi kau bilang sibuk? Wahh ... sebagi seorang Direktur aku sungguh tidak percaya."
"Aku tidak hanya merawat seorang bayi, sialan! Huh, kau tau, ayah bayi itu bahkan lebih merepotkan dan membutuhkan ku dibanding bayinya sendiri."
Jisung tertawa usai tau arah pembicaraan ini akan kemana. "Baiklah, baiklah. Aku ucapkan selamat atas hubungan kalian, hyuck-ie."
Donghyuck --sahabat Jisung-- melotot. "APA MAK----"
"Diamlah." Sela Jisung cepat sebelum Donghyuck berteriak. "Berhenti berteriak jika kau tidak ingin anak asuh mu itu mengetahui keberadaanmu disini."
Mencebik, sahabat Jisung bertanya setelahnya. "Bagiamana pekerjaanmu? Apa sekretarismu masih sama sejak saat itu?"
"Tentu saja. Untuk apa aku mencari Sekretaris baru jika dia masih bisa bekerja?"
"Kau tau, kadangkala aku berpikir bahwa lebih lama hubungan kerja kalian dibanding hubunganmu dengan kekasihmu."
"Lalu?"
"Pasti timbul rasa baru diantara kau dan Chenle. Lagipula, wajah kekasihmu terlalu dibuat-buat. Tidak seperti Ch-"
Jisung menatap sahabatnya tidak suka. Auranya berubah tidak enak.
Dilain sisi, Donghyuck meneguk ludah lantaran merasa salah bicara.
"Bagaimana hubunganmu dengan Jeno? Sudah lama aku tidak menghubunginya dan mendengar kabarnya. Ah iya, apa dia sudah memiliki kekasih? Sangat disayangkan jika dia masih bertahan dengan status lajangnya sejak 5 tahun yang lalu."
Jisung tetap diam. Mood nya yang semula baik, kemudian menurun karena membicarakan Chenle dan Ning-ning, kini semakin memburuk karena mendengar nama itu.
Sebenarnya, hubungan Jisung dan Jeno baik-baik saja. Tidak sangat dekat namun juga tidak begitu jauh. Netral.
Tapi, entah kenapa semenjak pria ber-eyesmile itu gencar mendekati sekretarisnya tanpa tujuan yang jelas, Jisung menjadi lebih menjaga jarak.
Jeno yang datang ke kantornya dia usir tegas.
Jeno yang mengajaknya bermain billiard, bowling, golf dan beberapa olahraga lainnya dia tolak.
Ajakan Jeno menuju kantornya ataupun bar juga dia tolak dengan alibi sibuk.
Semua itu diluar kendalinya. Eh, di dalam sebenarnya. Tapi Jisung ingin menampik satu hal, bahwa ia melakukan itu semua karena ketidaksukaannya melihat Jeno yang mulai mendekati pria bermarga Zhong nya.
"YAK, JISUNGGGG!" Teriakan melengking Lee Donghyuck menydarkan ia dari lamunannya.
"Apa? Aku dan Jeno biasa saja. Dia masih lajang dan akan terus lajang." karena Chenle tidak boleh bersama dengannya.
Donghyuck meremas angin. Dirinya kepalang kesal dengan Jisung yang melamun diajak bicara.
"Hei! Lihat orang beberapa meter jauh di depanmu. Bukankah itu Jeno dan Sekretarismu?"
Pandangan Jisung langsung terkunci pada dua insan yang berjalan melewati mereka.
"Mereka terlihat begitu dekat. Apa mereka sepasang kekasih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Novelis Transmigration [CHENJI]
FantasyIni tentang Wong Chenle, seorang novelis terkenal yang masuk ke dunia novel yang dibuatnya. Siapa sangka kalau sebuah perasaan nyaman menyusup hadir seiring ia berada disana dalam kurun waktu yang cukup lama. Sebuah perasaan yang orang sebut sayan...