Chapter 8

3.7K 244 3
                                    

Jay berjalan perlahan tongkat baseball kesayangan ia seret memberikan efek suara yang mengganggu. Disana sudah ada seorang lelaki yang terikat dengan mata ditutup kain dan mulut ditutup lakban hitam.

Mendengar suara langkah kaki, membuat orang tadi gemetar, kain panutup matanya basah karena ia menangis. Ia tau apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Jay melepaskan earphone yang sedari tadi memutar lagu kesukaannya, lagu klasik favorit nya. Ia perlahan membuka penutup mata orang itu sebut saja namanya Alex. Apa itu terlalu bagus? Sudahlah

Alex terlihat ketakutan, Jay mengambil satu alat tajam yang dia koleksi. Perlahan tapi pasti Jay memulai mengukir, teriakan yang tertahan membuat Jay mendecik. Kurang puas, Jay melepas lakban yang menutup mulut Alex. Dan dengan begitu ia bisa merasakan sakit yang dirasakan oleh Alex. Hampir 3 jam Jay mengukir dan ia tersenyum bangga dengan hasilnya. Sedangkan Alex? Ia sudah mati 5 menit yang lalu.

Jay berdiri dengan tubuh penuh noda darah. Semua perasaan kalutnya karena melihat Jungwon terluka dan berbohong padanya membuat Jay sangat amat marah. Tapi setelah melakukan hobinya, Jay menjadi lebih tenang dan bisa berfikir jernih.

Jay naik keatas menggunakan lift yang tersembunyi dikamarnya. Setelah itu ia mengganti pakaian basah tadi dengan pakaian bersih.

"Hyung, habis mandi?" Tanya Jungwon yang menunggu di ruang tamu. Jay mengangguk lalu memilih mengambil secangkir kopi dan berjalan mendekati kursi yang Jungwon duduki.

"Hyung itu apa? Darah?" Jungwon bertanya saat melihat baju Jay ada noda merah. Sial Jay lupa mengganti celananya.
Jungwon bergegas mengambil p3k yang ada di lemari dapur

Jay melihat darah yang ada di celana bawahannya. Ia lalu memecahkan gelas di dekat vas bunga besar yang ada di dekat tembok, setelah memecahkan gelas tadi, ia lalu menggores tangannya agar memiliki luka. Darah dari tangannya mengucur,  ia lap darah itu di lokasi Jungwon menemukan darah Alex. Tepat di bagian samping pahanya.

"Dimana yang luka?" Tanya Jungwon khawatir
Jay memperlihatkan tangannya yang terluka

"Kenapa bisa luka Hyung?" Tanya Jungwon sambil fokus membersihkan darah dari daerah luka

"Tadi tanganku mengenai aksesoris, dan aku lupa tidak membalutnya" Jay berusaha mencari alasan agar Jungwon percaya dan tidak mencurigainya. Tidak mungkin Jay memberitahu bahwa dia habisa membunuh orang bukan? Bahkan Jungwon saja belum tau bahwa keluarga Jay adalah pendiri JangJimsu (nama organisasi mafia terbesar Korea).

"Tumben sekali Hyung ceroboh" Jungwon menggumam saat melihat luka Jay yang ternyata lebar juga

"Hyung tidak sakit?" Jungwon heran karena Jay tidak meringis sedikitpun

"Sakit lah! Tapi aku bisa menahannya karena Hyung mu ini LAKI!!" Jay membuat gurauan membuat Jungwon tertawa

"Arraseo aku percaya Hyung LAKI! hahaha sudah. Besok ganti perbannya sebelum berangkat kerja ya" Jungwon mengingatkan sambil membereskan kotak p3k nya

"Gomawo sean-ah" Jay tersenyum sambil mengusak rambut Jungwon menggunakan tangan kanan nya yang tidak terluka. Jungwon mengangguk dan tersenyum.

Sudah malam, Jungwon terlelap dalam tidur. Jay kembali ke kamarnya diikuti Janggu.

"Namanya Taeyang, dia yang membully Jungwon" jelas Janggu.

"Berikan peringatan untuknya. Jika dia melakukannya lagi. Maka aku yang akan turun tangan langsung" Jay berbicara dengan nada rendah dan tatapan tajam. Janggu mengerti dan memilih pamit dari kemar itu.

Keesokan harinya
Jungwon berangkat diantar oleh Jay.
Jungwon melambai dengan senyuman lebar saat mobil Jay pergi meninggalkan sekolahnya. Namun senyuman itu hilang saat mobil menjauh.

OBSESSION | JayWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang