Chapter 9

3.3K 238 0
                                    

"H-hyung ka-kau pembunuh" Jungwon semakin mundur saat didekati oleh Jay.

Jay berhenti berjalan dan menatap Jungwon sedih. Semenakutkan itukah dia? Sampai orang yg Jay sayangi terus menjauh darinya. Bagaimana jika nanti Jungwon mengetahui sisi gelap Jay? Apakah dia akan pergi atau malah akan membenci Jay?

Selagi melamun, Jungwon tidak sadar terus mundur hingga tubuhnya menyenggol tumpukan meja dan kursi yg menumpuk di pinggir aula.

Duk

Jay yg menyadari Jungwon dalam bahaya langsung berlari menarik Jungwon menjauh namun
"Awas!!" Teriak Daniel

Jay dengan cepat menarik tubuh Jungwon hingga ia terhempas dan kepalanya terpentok ujung meja. Sedangkan Jay, ia tertimpa tumpukan meja.

"Ju-jungwon!!" Daniel mendekati Jungwon yg terluka dan berdarah. Jay yg sadar bahwa adiknya terluka dengan cepat menyingkirkan meja dan kursi yg menimpanya.

Jay khawatir dengan keadaan Jungwon pun langsung mendekatinya dan menepuk nepuk pipi yg muda agar ia mendapatkan kembali kesadarannya.

"J-Jay ssi anda terluka" Daniel yg melihat Jay terluka di kepala dan tangannya. Namun Jay menghiraukan lukanya dan memilih fokus menyelamatkan Jungwon. Dengan tenaga yg tersisa Jay menggendong Jungwon, ia akan membawa Jungwon ke rumah sakit mengabaikan Daniel dan Taeyang yg masih berada di gedung. Jay akan membereskan mereka setelah ia mengurus Jungwon.

"Jay!!!" Janggu yg melihat Jay terluka langsung berlari dan membantu nya

"Apa yg terjadi?!!"

"Akan aku ceritakan nanti. Sekarang bawa Jungwon ke rumah sakit" ucapnya.

"Kamu juga terluka Jay!!"

"Aku nanti saja. Sekarang Jungwon dulu" ucap Jay lalu memasukan Jungwon ke dalam mobil. Samar samar Jungwon melihat Jay yg terluka dan berdarah ditangan dan pelipisnya. Kepala Jungwon terasa pusing jadi ia tidak bisa bertanya atau hanya untuk memanggil Jay.

Jungwon melihat dirinya dibawa ke rumah sakit tanpa Jay disisinya.

Saat bangun pun Jungwon tidak melihat Jay dimanapun.

"Oh kamu sudah sadar?" Janggu mendekati Jungwon yg berbaring di ranjang.

"Jay Hyung?" Tanya Jungwon pelan

"Kamu masih ingin bertemu dengannya? Kukira kamu membenci hyungmu" ucap Janggu membuat Jungwon terdiam.

"Kenapa kamu membenci Jay?" Tanya Janggu namun Jungwon hanya diam tidak ingin menjawab

"Apa karena dia terlahir di keluarga mafia? Jadi kamu membencinya?" Janggu berdecih

"Tsk ternyata sama saja kamu dengan yg lainnya"

"Apa maksudmu?" Tanya Jungwon tidak mengerti dengan apa yg Janggu maksudkan.

"Jay, sejak kecil dia tidak memiliki teman karena Jay terlahir di keluarga mafia, semua orangtua melarang anak-anak untuk bergaul dengan Jay karena takut keluarga Jay akan membunuh mereka, tsk. Jay si bodoh yg terobsesi dengan dirimu! bahkan setelah ia bertemu denganmu dulu Jay hanya menceritakan tentang dirimu padaku setiap pulang dari taman sejak bertemu denganmu Jay terlihat lebih bersemangat. sampai Saat dia pergi ke Amerika untuk melanjutkan studi secara tiba-tiba, Jay selalu merasa tidak enak hati padamu karena tidak memberitahumu secara langsung. Saat kembali dari Amerika pun, Jay berusaha mencarimu setiap hari. Tidak perduli ia lelah atau tidak ia selalu menanyakan perkembangan pencarianmu. Saat setelah menemukanmu Jay meminta ayahnya untuk mengadopsi mu, ia bahkan merawatmu dan menyayangi mu. Semalam saat kamu terluka, padahal hanya luka kecil Jay tetap menggendongmu memprioritaskan dirimu daripada dirinya yg terluka cukup parah. Kepalanya terluka, tangannya robek. Hah sekarang aku malah membencimu(jjanggu bergumam diakhir kalimat)

Tapi sekarang, saat kamu mengetahui sisi gelap Jay, kamu langsung membencinya? Bukankah itu tidak adil untuk Jay? Bahkan kamu tidak tau alasan dia melakukan hal yg kamu benci. Tidak adil sekali. Seharusnya Jay yg membencimu bukan malah sebaliknya" setelah berbicara seperti itu, Janggu keluar dari ruang tunggu.

Keesokan harinya di pagi buta sekali,  Jay datang ke rumah sakit hanya untuk memantau keadaan Jungwon, ia masuk kedalam dan melihat luka di kepala Jungwon yg sudah di obati.

"Maafkan aku" gumam Jay sambil mengusap kepala Jungwon pelan namun Jungwon malah beringsut menjauh membuat Jay kembali terluka karena sikap Jungwon yg memperlihatkan bahwa dia membengi Jay. Setelah lama menatap Jungwon akhirnya Jay keluar ruangan tanpa kembali berkata. Takut membuat Jungwon terganggu.

Jay memilih pergi ke ruangan dokter Sam.

"Paman,"
"Astaga?! Jay!!" Dokter Sam yg sedang mengantuk langsung membuka matanya saat melihat keadaan Jay yg berantakan. Luka darah di kepala dan di lengan kiri Jay mengering karena tidak diobati, sedangkan kedua  jari tangan Jay terluka parah sekali.

"Kamu meninju tembok?!!" Tanya dokter Sam yg sadar akan luka di jari tangan Jay terlihat masih segar. Dan ia tau Jay mendapatkan luka ini karena ia kembali meninju tembok untuk meluapkan emosi nya.

Jay hanya tersenyum menjawab ucapan dokter Sam

"Jay-ah kenapa kamu kembali melakukannya?" Dokter Sam merasa sedih dengan kenyataan Jay kembali pada kebiasaan buruknya saat remaja dulu.

"Aku hanya berolahraga" gumam Jay

"Olahraga?!! Kau!! Meluapkan emosimu dengan melukai diri sendiri itu bukan hal yang bagus Jay!!"

"Lalu aku harus bagaimana? Jungwon takut padaku karena membunuh orang lain" Jay tersenyum miris.

"Apa maksudmu?" Dokter Sam tidak mengerti dengan apa yg terjadi

"Jungwon, dia mengetahui sisi gelap ku, dan dia membenciku" Jay mendunduk sedih

"Bagaimana kau tau bahwa anak itu membencimu?"

"Dia menghindari ku" gumam Jay sedih.

Jay tau bahwa tadi saat Jay datang ke ruangan Jungwon, Jungwon belum tidur. Dan saat Jay mengusap rambut Jungwon, dia terlihat menggeser kepalanya pelan. Entah itu reaksi dia karena terkejut atau memang dia takut dengan Jay.

"Dia tidak membencimu, hanya dia belum terbiasa dengan dirimu yg tidak dia ketahui" ucap dokter Sam menenangkan Jay.

"Biarkan dulu dia sendiri, dia akan kembali padamu saat dia sudah siap" ucap dokter Sam lagi.

"Sekarang istirahat lah"

"Tidak aku akan pulang saja. Aku takut Jungwon terbangun dan dia melihatku" Jay bangkit lalu pergi dari ruangan.

Dokter Sam memandang Jay sendu.
"Kuharap Jungwon bisa mengerti keadaanmu Jay dan kuharap kamu tidak lagi kehilangan orang yg kamu sayang"

"Sean-ah kuharap kamu masih disini" ucap dokter Sam menatap keatas langit-langit ruangan.


To Be continued

OBSESSION | JayWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang