08 - Meaningless Regret

1.2K 174 51
                                    


...

'Kau adalah sumber kebahagiaanku, pusat duniaku dan seluruh hatiku.'

*

*


Perlahan kedua mata Rosé mengerjap pelan ketika merasakan sinar mentari yang menembus dan mengenai wajahnya. Sampai mata bulat itu terbuka dengan sempurna, hal pertama yang Rosé lihat adalah sebuah ruangan asing dengan bau obat-obatan yang khas. Sejenak Rosé mulai kebingungan sejak kapan dia berada di sini. Namun setelah itu Rosé berusaha bangun diiringi ringisan kecil saat merasakan pusing di kepalanya.

Pergerakannya tiba-tiba terhenti sesaat merasakan kehangatan yang menggengam tangannya. Refleks Rosé menoleh ke samping dan terkejut begitu menyadari sosok lain dalam ruangan ini.

"Jungkook?" gumam Rosé antara bingung dan tidak percaya karena suaminya mendadak ada di sini. Seketika Rosé merasakan jantungnya berdetak kencang.

Rosé masih memperhatikan Jungkook yang kini bergerak mengangkat kepalanya. Untuk beberapa saat tatapan mereka bertemu.

Bibir tipis pria itu mengulas senyum tipis. "Kau sudah bangun?"

Rosé masih diam dalam rasa terkejutnya. Dia hanya menatap Jungkook dengan membisu.

"J-jungkook, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Rosé kemudian sedikit gugup.

Tidak langsung menjawab, Jungkook justru mengangkat satu tangannya lalu mengusap kepala istrinya dan merapikan rambut wanita itu yang terlihat berantakan.

"Menurutmu?" tanya Jungkook balik membuat Rosé menatapnya semakin kebingungan.

"Aku marah padamu," imbuh Jungkook kemudian. Manik matanya menatap lekat wajah pucat sang istri. "Kenapa kau menyembunyikan hal sebesar ini dariku?"

Ucapan Jungkook berhasil membuat Rosé terdiam. Seketika perasaan bersalah itu muncul di hatinya apalagi melihat bagaimana kacaunya raut wajah suaminya saat ini.

"Maaf," gumam Rosé menatap sendu.

"Aku suami yang tidak berguna karena membiarkan istrinya merasakan kesakitan sendiri." Jungkook mulai menyalahkan dirinya sendiri. Penyeselan itu perlahan muncul di hatinya.

Dengan cepat Rosé menggeleng lalu meraih wajah suaminya disertai usapan lembut. Rosé tidak menyukai Jungkook yang menyalahkan dirinya seperti ini.

"Jungkook, ini bukan salahmu."

"Ini salahku, Sayang. Salahku yang tidak bisa menjagamu dengan baik," sela Jungkook.

"Tidak. Semua yang terjadi bukan karena salahmu. Jangan menyalahkan dirimu," ujar Rosé mengulas senyum tipis.

Jungkook menatap sedih istrinya. Satu tangannya bergerak mengambil tangan Rosé di sisi wajahnya lalu menggenggamnya begitu erat. Kecupan bertubi-tubi Jungkook berikan di atas punggung tangan Rosé yang terasa dingin.

"Maafkan aku, Sayang. Maafkan aku." Jungkook berbisik seraya meletakkan tangan Rosé di atas keningnya.

"Aku janji kau akan sembuh, percaya padaku," seru Jungkook mengangguk yakin. Tidak ada keraguan ketika Jungkook mengatakan itu kepada istrinya.

Rosé menggelengkan kepalanya lemah. Air matanya menetes begitu saja tanpa dikomando.

"Tidak, Jungkook. Aku tidak akan bisa sembuh. Penyakitku sudah sangat parah—"

"Susst ...." Jungkook menyela ucapan Rosé dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir wanita itu.

"Jika aku bilang kau sembuh, maka kau pasti akan sembuh, percaya padaku." Genggaman tangan Jungkook bertambah erat menggenggam tangan istrinya. Penuh yakin Jungkook mengatakan hal itu seolah tidak ada keraguan di setiap ucapannya.

PAIN[✓]Where stories live. Discover now