8

963 129 34
                                    

Hinata menatap bosan kepada sosok didepannya, entah sudah berapa bulan ia harus mendapatkan misi yang membosankan.

"Jadi misi kalian adalah membantu nenek lio mencari kucingnya"

Mencari kucing kucing dan kucing. Apa hanya itu misi yang tersisa?.

Bukannya tidak mau menolong hanya saja hinata sudah cukup bersabar saat melihat tim lain pulang dalam keadaan babak belur.

hinata pun ingin merasakan rasanya bertarung, mendapatkan luka, atau setidaknya pergi keluar desa.

"Baik hokage-sama" suara kurenai membuat kiba dan shino menghela nafas gusar.

"Jadi kalian tidak suka misi ini?"

Tubuh kiba dan shino menegang setelah mendengar kalimat tersebut.

"Ya kami tidak suka" hinata tidak pernah takut saat harus menghadapi sosok didepannya.

"Hinata!" Kurenai mengambil tindakan cepat saat melihat sang hime mulai menyerukan pendapat.

"Mengapa kau memberikan misi mudah seperti ini?"

Tangan hiruzen terangkat untuk menghentikan kurenai yang hendak bicara.

"Apakah ada sesuatu hal yang tidak kau sukai dari misi ini?"

Apa apaan kakek tua ini, tentu saja hinata merasa amat diremehkan saat mendapatkan misi seperti ini selama 1 bulan penuh.

"Saya merasa keberatan"

"Mengapa? Apa kau sudah merasa pantas mendapatkan misi yang lebih sulit?"

Hinata tersenyum remeh saat mendengar hiruzen bertanya kepadanya.

"Mengapa anda mempertanyakan hal yang sudah pasti jawabannya?"

Tawa kecil milik hiruzen memenuhi pendengaran mereka.

"Lantas aku ingin mendengar jawabanya"

"Anda bertanya apakah tim yang ada dihadapan anda pantas untuk mendapatkan misi yang lebih sulit maka saya akan menjawab bahwa kami lebih dari pantas"

Kurenai menghela nafas frustasi, tim yang ia bimbing berisi anak anak unik yang sulit diatur.

"Dan saya siap untuk menjelaskan mengapa kami lebih dari pantas" senyum manis menjadi akhir dalam perkataanya.

"Sepertinya itu akan menjadi penjelasan yang panjang" hiruzen tersenyum kaku.

"Byakugan"

Shino dan kiba mulai bersiap, menunggu instruksi.

"Kiba arah jam 11 jarak 1 kilometer kucing warna hitam" hanya membutuhkan beberapa detik untuk menemukan lokasi tersebut.

Mendengar namanya disebut lantas kiba dengan cepat mulai melaksanakan tugasnya.

Hiruzen menatap bingung kearah tim 8. Sedangkan kurenai yang sudah tau apa yang mereka lakukan hanya diam.

1...2....3....

"Meoww.." suara kucing tiba tiba terdengar memenuhi seisi ruangan.

"Aku harap 15 detik bukan waktu yang lama" bukan hanya hinata yang tersenyum angkuh namun kiba shino kurenai pun sama bahkan akamaru pun juga.

Kini tawa lepas keluar dari mulut milik hokage 3. Dirinya merasa terhibur oleh pertunjukan kecil didepannya.

"Baiklah mulai sekarang kalian akan mendapatkan misi tingkat B"

Ekpresi puas tersemat jelas didalam wajah milik tim 8.

"Jangan mengecewakanku"

-

-

-

-

Tim 8 kini sedang disibukan dengan banyaknya misi. hokage ketigas seolah tidak mau membiarkan mereka untuk beristirahat.

Jika misi selesai mereka langsung dipanggil lagi untul misi yang lainnya.

Itu membuat anggota tim 8 menjadi jarang bertemu dengan keluarga maupun teman mereka.

Dan karena misi yang berhamburan itu pun mereka tidak bisa berlatih, padahal ujian chunin akan diadakan sebentar lagi.

"Kakek tua sialan!" Kiba berteriak kencang digerbang pintu masuk desa konoha.

"Aku akan benar benar mengamuk jika kita akan mendapatkan misi lagi"

Tim 8 baru saja pulang dari misi diluar desa untuk kesekian kalinya.

"Kiba tenanglah" shino hanya menatap datar dibalik kacamata hitamnya.

"Kita harus segera melapor"

Dengan kalimat itu mereka mulai mengambil langkah.

"Tunggu dulu, dimana hinata?" Kiba baru menyadari bahwa hinata menghilang ketika mereka sudah berjalan lumayan jauh.

"Dia selalu menghilang" shino menghela nafas berat.

"Tadi hinata meminta izin untuk pulang terlebih dahulu" informasi itu keluar dari mulut kurenai.

-

-

-

-

Seseorang yang menjadi bahan pembicaraan justru kini sedang menikamati angin sore ditemani sosok yang sedang memasang wajah datar.

"Kau kemana saja?"

"Aku mendapatkan banyak misi"

Hinata menatap mata itu dengan lembut, sedangkan yang ditatap justru hanya menatap kosong.

'Ia sedikit berubah'

"Saat aku pergi apa terjadi sesuatu?" Ucapan itu sukses membuat sibungsu uchiha mengalihkan tatapannya.

"Aku bertanya apa ada yang terjadi?" Tangan kecil milik hinata menyentuh pundak sasuke sehingga kini tatapan mereka bertemu kembali.

"Tidak"

"Kau berbohong"

Setelahnya suasana menjadi sepi, keduanya hanya diam dengan kedua mata yang saling bertatapan mencoba untuk menyelami satu sama lain.

"Katakan sasuke" tangan itu menjalar lembut diarea pipi sasuke, membuat kedua mata itu tertutup menikmati setiap sentuhan yang ia dapatkan.

"Aku....."

Hinata menunggu dengan sabar.

"Aku merindukan mu"

Usapan itu terhenti, membuat sasuke membuka kedua matanya.

Sekarang mata sang uchiha sedang menatap penuh kearah hinata.

Hinata tersenyum lembut, sikapnya begitu tenang namun tidak dengan hatinya yang berdegup kencang.

"Aku merindukanmu juga"

Sasuke tertegun untuk beberapa saat. Namun tatapannya tidak bisa teralihkan dari hinata.

"Kau harus bertanggung jawab" kalimat itu tiba tiba keluar dari mulut sasuke.

"Karena sepertinya aku menyukai mu" lanjut sasuke.

Mata milik hinata melotot terkejut, pipinya merona hebat ditemani suara degup jantung yang berdetak semakin cepat.

"Kenapa harus terkejut? Bukankah kau sendiri yang meminta ku untuk menikahimu?"










Princess of hyuga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang