Halu! 3

6 3 0
                                    

Sudah seminggu yang lalu setelah dia menghadiri pesta Rayhan, Ira masih penasaran dengan cowo bernama Faris tersebut.

Entah ada apa dengan dirinya, Faris hanyalah salah satu cowo dari sekian banyak cowo cupu di sekolahnya.

Jika dilihat Faris hanyalah sosok cowo cupu pada umumnya, pendiam, suka menyendiri, kutu buku, dan jarang bersosialisasi. Namun entah mengapa ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Dan ira benar-benar ingin mengetahui sisi lain dari cowo itu, bahkan selama seminggu ini dia mencoba untuk mengamati sosok tersebut.

Brukk

Sesuatu dengan keras menubruk tubuhnya, karna dia sedang tidak fokus membuat dia jatuh terjerembab kebelakang dan jatuh terduduk di lantai. Dan demi tuhan bokong nya begitu sakit sekarang.

Ira mendongak untuk melihat siapa yang menabraknya.

Sosok cowo yang kini juga terduduk dengan buku-buku yang sudah berserakan di lantai koridor. Dia Faris sosok cowo yang akhir-akhir ini sedang dia amati.

"Sorry gue...gue ngga sengaja," ucapnya gugup sambil membenahi letak kacamatanya yang miring.

Dia menjulurkan tangannya kearah Ira pertanda dia ingin menolongnya karna Ira masih terduduk di lantai. Dan ira menerima uluran tangan itu.

Setelah menolong Ira cowo itu kembali berjongkok dan memunguti buku-buku yang berserakan.

"Sekali lagi gue minta maaf," ucapnya dengan menunduk setelah berhasil mengumpulkan semua buku.

Baru dua langkah cowo itu meninggalkan Ira, namun terhenti karena Ira mengucapkan sesuatu.

"Lo kira gue terima permintaan maaf lo?," ucap Ira dengan nada dingin berupaya agar cowo itu segan dengannya.

Faris menegok kearah Ira, "maaf, gue ngga sengaja," ucapnya masih tetap menunduk.

"Lo cowo kan? Natap gue aja gaberani!," ucap Ira sakartis.

"Ngga semudah itu ya lo minta maaf, setelah elo bikin gue jatoh da sekarang rok gue kotor!," Lanjutnya karena melihat Faris hanya diam.

Ira mendekat kearah Faris memegang dagunya dan mengangkatnya agar Faris mau menatap kearahnya. Ira menatap tajam kedua bola mata Faris yang kini sudah bersitatap dengannya.

Faris cukup terkejut akan tindakan Ira yang tiba-tiba, sekarang kedua kelopak matanya berhasil menatap gadis itu, dan dia mati-matian untuk tidak merasa gugup.

Wajah cowo itu membuat otaknya bekerja keras karena merasa tidak asing, Ira seakan akan pernah melihat Faris namun memori otaknya belum menemukan itu.

Hanya beberapa detik Ira mengamati sosok di hadapannya karena setelah itu dia mendorong Faris hingga jatuh terduduk seperti dirinya tadi dan buku yang berada di pelukan cowo itu kembali berhamburan.

Ira hanya terkekeh sinis, menurutnya keburukan harus di balas dengan keburukan.

"Sekarang gue udah maafin lo!," ucap Ira lalu pergi meninggalkan Faris yang sudah mengepalkan kedua tangannya.

Karena kejadianya berlangsung di koridor membuat banyak murid lain yang menonton pertunjukan gratis ini. Manusia-manusia yang tidak memiliki rasa simpatik.

Ira memang tertarik dengan cowo itu, namun bukan berarti dia harus bersikap baik. Dia hanya tertarik bukan berarti dia menyukai, dia yang mencari gara-gara padanya dan sudah pasti Ira akan membalasnya karena itu sudah kebiasaannya.

Ira kembali melanjutkan langkah dengan gaya angkuhnya, sambil menggenggam erat sesuatu yang kini berada di tangannya.

"Lama banget sih! Konser dulu ya lo di kamar mandi!," Cerocos Felin ketika orang yang di tunggu-tunggu akhirnya muncul.

Hallu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang