Halu! 2

6 3 0
                                    

Terdengar bunyi decitan pintu ketika Ira membuka pintu sebuah ruangan. Ruang yang berada di lantai atas rumah-nya, ruangan khusus milik ibu-nya.

Sebuah ruang yang di sulap menjadi tempat kesukaan sang ibu sekaligus tempat kerja-nya.

Ibunya adalah seorang seniman, dia sangat menyukai dunia seni hingga kini menjadi pekerjaanya. Ibunya sangat pandai melukis juga menulis buku, dan ruangan yang kini Ira masuki adalah ruangan ibunya yang penuh dengan lukisan juga rak-rak tinggi berisikan buku-buku.

Ibunya sudah banyak menerbitkan buku dan menjual lukisan-lukisannya, dan itu membuat Cia benar-benar bangga. Namun dengan bakat yang ibunya miliki tidak membuat dia ingin terkenal, bahkan ibunya menggunakan nama samaran agar orang-orang tidak mengetahui identitas aslinya.

Namun sayangnya bakat ibunya tidak menurun pada anaknya. Sangat berbeda jauh.

Wanita setengah baya itu kini tengah duduk di kursi roda-nya yang sedang fokus menggores kuas di kanfas hingga tidak menyadari putrinya berada di dekatnya. Ibunya menggunakan kursi roda karena mengalami kelumpuhan pada kakinya, karena kejadian naas dua tahun yang lalu yang menimpa sang ibu.

"Mah," panggil Ira pada sang ibu.

Nama sang ibu adalah Arumi wanita cantik dan kuat yang sudah membesarkan Ira, dan Ira sangat menyayangi ibunya.

Arumi menengok ketika putrinya memanggil. Dia tersenyum lalu menaruh sejenak alat melukisnya.

"Kenapa sayang?, Udah rapih gini mau kemana?," tanya Arumi.

"Ira mau nonton Felin lomba mah," jawabnya.

"Wah Felin ikut lomba lagi?, Udah pasti menang dong dia."

"Iya mah, jadi Ira boleh pergi?."

"Boleh dong, titip salam buat Felin yah," ucap Arumi memperbolehkan.

Ira tersenyum sebagai jawaban. Setelah mencium punggung tangan ibunya, Ira segera pergi keluar dari ruangan sang ibu.

Dan begitulah dia di rumah sangat berbanding terbalik pada saat dia di sekolah, dia akan menjadi gadis manis dan penurut jika di rumah.

Dengan mobil kesangannya Ira melajukan untuk sampai di tempat perlombaan felin.

Sepertinya dia terlambat saat melihat felin kini tengah asik bertanding. Ira berjalan dengan angkuh kearah bangku paling atas dan duduk disana, sekilas dia melihat felin menatap kearahnya. Insting gadis itu begitu kuat.

Dan seperti dugaannya felin berhasil memenangkan pertandingan.

Ira berdiri lalu melangkahkan kakinya dari tribun dan turun untuk menemui felin.

"Gua sia-sia dateng kesini! Karna gua berharap lo kalah," ucap Ira.

Felin mencebikan bibirnya mendengar ucapan Ira yang begitu pedas, namun dia tau bahwa Ira tidak serius dengan ucapannya.

"Tenang aja lain kali gua ngalah deh," balas Felin sarkas.

"Selamat Fel," ucap sosok cowo yang sepertinya juga menjadi peserta perlombaan ini.

"Thank, lo juga juga selamat," jawab Felin.

Lalu pandang cowok itu terarah pada Ira yang tidak menghiraukan keberadaan cowo di hadapannya.

"Dia Ira sahabat gue!."

"Dan Ra ini Rayhan anak Sma Angkasa," ucap Felin memperkenalkan.

Rayhan ini adalah duplikat Felin versi cowo, selalu memenangkan perlombaan seperti felin mereka bahkan di juluki raja dan ratu. Cowo bertubuh tinggi, dan wajah yang terkesan badboy.

Hallu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang