08. Penjelasan

77 21 11
                                    

Sakula gak fokus ketika tau bahwa Harumi ikut blind date yang diusul temennya. Iya Sakula tau dari Cio, jelas Cio tau dari Nara.

Cowok itu mengakui kesalahannya kemarin yang ilang tanpa kabar dan membiarkan Harumi kehujanan. Sakula gak sengaja. Situasi kemarin mengharuskan dia untuk gak pergi.

Cio udah empet banget ngeliatin temennya ini gerakin sebelah kakinya naik turun. Padahal ya tinggal samperin aja Harumi nya dan jelasin alesan kemarin dia mendadak gak bisa.

Selesai, kan?

Walaupun Cio sebetulnya gak tau kemana Sakula pergi kemarin sore. Mau nanya juga kayaknya Sakula gak akan jawab.

Bug

“Sakit, tai!” misuh Sakula ketika sekaleng kosong cola mengenai kepalanya.

“Sebagai soib gue mau berbaik hati nih. Soal Harumi,”

Sakula langsung membenarkan posisi duduknya. Menatap Cio serius. Tapi yang diliat malah mengerutkan kening.

“Apaan? Harumi kenapa?” tanya Sakula gak sabaran.

Dengan muka songongnya Cio malah buka ponsel. “Nara ngasih tau banyak sih soal rencana blind date itu,”

Sakula berdecak. Cio kebanyakan basa-basi.

“Apa.. lo mau apa?”

Baru deh Cio sumringah ditanya gitu. Langsung dia maju untuk memperlihatkan isi chatnya bersama Nara.

“Coffee Toffee?”

“Iye. Katanya si Migu Migu itu ngerencanain biar mereka ketemuan di sana,”

Sakula tampak mikir. “Rokok sebungkus kan?”

Cio berdecak. Tapi diiyain juga. Lumayan sebungkus.

***

Beralih ke Harumi. Dimana cewek itu sore ini lagi siap-siap ke Coffee Toffee sesuai arahan Miguel. Dia gak sabar untuk ketemu cowok bernama Sergio itu.

Tapi baru aja menginjakkan kakinya di dalam cafe, netranya malah menangkap sosok laki-laki yang gak asing. Betul sekali, Sakula.

Harumi buru-buru mengalihkan pandangan ke arah lain. Dia menatap jam di tangan, agaknya dateng terlalu dini. Masih setengah jam lagi sesuai janji yang dibuat.

Setelah memesan pesanannya, Harumi mencari tempat duduk yang jauh dari Sakula. Matanya terus melirik ke arah cowok itu, takut ketauan akan keberadaannya ini.

Merasa mendapat tempat yang cukup jauh, Harumi pun memilih bangku yang membelakangi Sakula. Jaga-jaga takutnya mata Sakula jeli dan ngeliat dia di sini.

“Bisa-bisanya ada dia di sini!” gerutu Harumi.

Akhirnya jam menunjukkan waktu janji mereka. Tapi ditunggu-tunggu sepertinya gak ada Sergio yang dimaksud. Harumi tanya Miguel pun cowok itu gak tau.

Ini kedua kalinya Harumi dibuat nunggu sama cowok. Kenapa sih selalu begini?

Tak

Harumi meletakkan ponselnya dengan kesal ke atas meja. Bertepatan dengan datangnya seseorang yang tiba-tiba duduk di depannya.

Sakula.

Harumi langsung menyambar tasnya dan berdiri bersiap pergi. Sakula ikut berdiri dan menahan Harumi. Mereka tatapan untuk waktu yang singkat, Sakula hanya mengkode Harumi untuk duduk. Harumi gak menggubris.

“Gue hutang penjelasan ke lo, Mi”

Itu tau! Misuhnya dalam hati.

“Harumi, boleh minta waktunya? Gue mau minta maaf..” pinta Sakula, berusaha merayunya agar setuju.

𝐥𝐞𝐦𝐦𝐞 𝐛𝐞 𝐲𝐨𝐮𝐫𝐬 ⨾ asahitomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang