Sudah sekitar tiga jam mereka berjalan menyusuri jalan setapak tersebut, mereka akhirnya sampai pada tempat tujuan. Namun ekspresi wajah Lan Wangji menunjukkan bahwa ia akan berubah pikiran.
Saat memasuki perbukitan Yiling, Wei Wuxian tiba-tiba merasa bahwa kawasan tersebut dilapisi oleh semacam pembatas sihir. Lan Wangji yang menyadari hal tersebut segera menahan Wei Wuxian untuk tidak bertindak lebih jauh, mereka berdebat mengenai itu cukup lama.
"Lan Zhan, aku seharusnya tidak membiarkanmu ikut sebelumnya. Kau tidak bisa melarangku untuk melakukan apa yang aku inginkan, kau melanggar norma!"
Namun Lan Wangji tetap kukuh menghadangnya di pintu masuk tersebut. "Tidak bisa, Yiling terlalu berbahaya. Kita kembali."
Wei Wuxian mengajak rambutnya gusar. Terlalu berbahaya, terlalu berbahaya. Lalu apa yang tidak berbahaya dari dunia ini?! Wei Wuxian sudah pernah melewati bahaya apapun, jika hanya Yiling, apa yang harus ditakutkan?
"Bagaimana kita akan tahu jika tidak memeriksanya?" tanya Wei Wuxian jengah.
Lan Wangji menggeleng sebagai jawaban, pria itu terlalu rumit untuk dipahami, namun perasaan itu jelas. "Aku takut kau terluka."
Wei Wuxian memang selalu tidak peka terhadap perasaan orang lain, tidak untuk sekedar memahami maksud. Padahal Lan Wangji sudah dengan tegas memperlihatkan kekhawatirannya
Wei Wuxian justru mendengkus, "Aku bahkan sudah pernah mati, Lan Zhan, apa yang perlu kutakutkan di dunia ini?"
'Tapi aku takut' batin Lan Wangji.
"Apa kau lupa? Bu Ye Tian sebagai saksi, bahkan kau melihat dengan mata kepalamu sendiri. Aku yang memutuskan segala hal, aku akan menerima konsekuensinya. Jadi kau tidak perlu khawatir jika aku akan melibatkanmu, kau tidak perlu ikut," ulang Wei Wuxian menegaskan.
'Tentu saja aku ingat. Aku yang paling takut, aku yang paling menderita. Kau hanya melakukan apa yang kau mau tanpa memikirkan perasaan orang lain.'
Bibir Lan Wangji bergetar seperti hendak mengatakan sesuatu, namun Wei Wuxian justru melewatinya begitu saja. Saat dia ingin meraih lengan Wei Wuxian, pria itu malah melesat lebih cepat sehingga tangan Lan Wangji hanya dapat menggenggam udara saja.
Lan Wangji bergegas menyusulnya, namun tertinggal jauh di belakang. Pegunungan Yiling yang tadinya biasa saja, kini mulai memunculkan kabut yang perlahan memekat dan menghalangi penglihatan. Namun Lan Wangji tidak menyerah untuk terus mencari jejak Wei Wuxian di tengah kepekatan tersebut.
Saat bunyi langkah kaki perlahan mendekat, Lan Wangji mematung di tempatnya. Ini bukanlah pertanda yang baik, mereka telah dijebak.
Sedetik kemudian, Lan Wangji menggeram lirih, "Wei Ying, kuharap kau baik-baik saja."
***
Wei Wuxian terbatuk saat menyesap udara busuk yang mengontaminasi indra pernapasannya. Seingatnya, beberapa waktu lalu dia memasuki kawasan Yiling sendirian dan meninggalkan Lan Wangji di luar. Namun dia justru bangun di dalam gubuk berdebu tanpa mengingat alasan dia berada di tempat tersebut.
"Ah, sial. Seharusnya aku tadi mengajak Lan Zhan," rutuknya penuh sesal.
Belum selesai di sana, dia malah menyadari kalau kaki dan tangannya diikat dengan rantai sebesar pergelangan tangan orang dewasa. Wei Wuxian mengedarkan pandangan, mencoba mencari tahu alasannya berada di sini.
Namun sebuah suara menginterupsinya saat pintu ruangan tersebut terbuka. Tampaklah wujud seorang pria dengan topeng yang terasa tidak asing di mata Wei Wuxian, ini petaka.
"Yiling Laozu, Yiling Laozu. Aku sungguh tidak menyangka kau bisa di posisi seperti sekarang ini, cukup mengejutkan, bukan?" ujar pria tersebut membuat bulu kuduk Wei Wuxian beringsut bangun dari tengkuknya.
Di saat yang sama, Wei Wuxian refleks mendesis mengenali suara tersebut. Dia menggeram, "Mo Xuanyu!"
Pria yang dipanggil Mo Xuanyu itu tertawa dengan keras melihat ketegangan Wei Wuxian mulai mencoba mengintimidasinya. Dengan perlahan, dia melepaskan topeng tersebut dari wajahnya sehingga membuat Wei Wuxian memekik untuk yang kedua kalinya.
"Jin Guangyao!"
"Senang berjumpa denganmu, Yiling Laozu. Aku tidak menyangka bahwa pertemuan kedua kita akan seperti ini. Tapi ... Kau seharusnya memanggilku Mo XinHei. Aku baru saja bangkit dari kematian, sudah sepatutnya kita merayakan ini."
Pria itu terkekeh geli seolah perkataannya adalah hal terlucu yang pernah ada di dunia ini, sementara Wei Wuxian mendelik kesal kepadanya.
Wei Wuxian berucap sinis, "Jadi apa maksudmu dengan menculikku seperti sekarang ini? Kau banyak membuang waktu untuk omong kosongmu."
Hal itu membuat senyuman memudar dari wajah Mo Xuanyu, dia terkekeh pelan.
"Tentu saja untuk mengobrol denganmu. Kau tahu bahwa kau sangat beruntung bila Han Guang Jun berada di sisimu, dia tidak akan mengizinkan kita untuk mengobrol barang sedetikpun." Mo Xuanyu mendekatkan dirinya sampai bibirnya menyentuh daun telinga Wei Wuxian. "Jadi, aku sedikit lancang menghambat Han Guang Jun untuk mengulur waktu."
Sesegera itu Wei Wuxian langsung pucat mendengar penuturan tersebut, dia menatap tajam saat memundurkan kepalanya untuk melihat wajah Mo Xuanyu dengan senyumnya yang sempurna.
Dia menggeram, "Mo Xuanyu ... Apa yang sebenarnya kau rencanakan?!"
"Tidak merencanakan apapun, aku hanya ingin membuat kesepakatan denganmu."
"Kesepakatan?" tanya Wei Wuxian.
Mo Xuanyu mengangguk sambil menyentuh dagu Wei Wuxian, pria tersebut membuang muka seolah jijik oleh sentuhan Mo Xuanyu. "Ya, kesepakatan. Mudah saja, aku hanya membutuhkanmu untuk melakukan eksperimen selama beberapa waktu. Kau bisa pergi setelah kita menyelesaikan eksperimen itu, mudah kan?"
Mo Xuanyu menjelaskan bahwa Wei Wuxian harus membantunya memperbaiki potongan segel harimau Yin, juga membantunya membangkitkan satu jasad yang telah dia simpan selama ini.
Wei Wuxian terdiam saat mencerna penuturan tersebut. Dengan tangan yang mengepal erat, dia mencoba mendorong tubuh mo Xuanyu. Namun dengan cepat pria itu mundur ke belakang.
"Kau terlalu serakah. Kau pikir kau bisa mengurungku di tempat ini dengan mudah? Kau mau mengancamku?" ucapan Wei Wuxian penuh penekanan.
Namun hal itu tidak memengaruhi ekspresi Mo Xuanyu sama sekali, dia bergumam, "Jangan menguji kesabaranku, Wei Wuxian. Tubuhmu yang sekarang adalah bekas tubuh lemahku yang telah ringkih, juga kau sudah tidak sehebat tujuh belas tahun yang lalu. Nasib Tuan Muda Lan kedua, berada pada keputusanmu."
"BAJINGAN-! Apa yang kau lakukan padanya?! Kau sama busuknya dengan saudaramu Jin Guangyao, bedebah."
Mo Xuanyu tersenyum miring. "Jangan menyamakan aku dengannya. Kami memang bersaudara, tapi kami jelas dua orang yang sangat berbeda. A'Yao adalah orang yang ceroboh sehingga harus mati dengan menyedihkan, tentu saja berbeda denganku."
Saat Wei Wuxian menatap rantai kekang itu, dia mengutuk sejadi-jadinya. Rantai itu disegel dengan spiritual, semua jimatnya telah dicuri dan Chen Qing? Tentu saja Chen Qing dicuri oleh Mo Xuanyu sialan itu. Wei Wuxian sangat khawatir mengenai kondisi Lan Wangji. Saat dia masuk tadi, ada banyak gerombolan mayat hidup yang menghalang di sepanjang jalan, mungkin saja Lan Wangji terjebak di sana.
"Mo Xuanyu Bajingan!"
"Tidak. Yang benar Mo ... Xin ... Hei," kekeh Mo Xuanyu saat dia meninggalkan ruangan.
~To be continue~
Dajia hao! Para Readers tercinta. Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya agar Author semangat untuk update chapter selanjutnya. Author perhatikan, akhir-akhir ini, banyak Readers yang baca tapi pelit Vote. Jujur kecewa, padahal vote itu gratis dan ga sampe ngabisin waktu tiga detik.

KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER AND EVER (WangXian)
FanfictionSetelah sekian lama berpisah dan memutuskan untuk berjalan pada jalur masing-masing, Lan Wangji mendapati sebuah kabar mengenai Wei Wuxian bahwa pria cantik itu akan segera menyelenggarakan pernikahan. Lan Wangji yang tidak terima dengan berita itu...