Jiang Cheng menghunus pedangnya dengan wajah garang, di belakangnya tampak Jin Rulan bersama Xianzi yang kewalahan menghadapi mayat hidup di sepanjang jalan.
Ekspresi bocah yang sering dipanggil Jin Ling itu terlihat muram dan pahit, tergambar jelas bahwa dia sepertinya baru saja dimarahin oleh pamannya yang kejam dan temperamental itu.
"A'Ling, pergilah melapor ke Zewu Jun. Kau hanya akan menjadi bebanku di sini!" Hardik Jiang Cheng sembari menangkis serangan untuk Jin Ling agar memberinya kesempatan untuk keluar dari kerumunan.
Jin Ling yang merasa enggan pun berniat untuk protes, "Tapi paman, bagaimana kau menghadapi mereka sendirian, aku-"
"Pergilah anak bodoh, akan lebih membantu jika kau segera mengirim sinyal pada Zewu Jun, kau sama sekali tidak dibutuhkan di sini!"
Leher Jin Ling terdorong ke belakang saat tiba-tiba pedang Jiang Cheng berada di sana, bersamaan dengan seorang mayat hidup yang terjatuh di tanah. Bocah itu bergidik ngeri, kali ini mayat hidupnya berbeda dengan yang mereka hadapi saat berburu malam.
"Pa- paman!" panggilnya dengan suara setengah gemetar. Namun setelah mendapatkan sebuah tatapan tajam dari Jiang Cheng, dia kembali bungkam untuk buru-buru berbalik pergi dari tempat itu.
Sementara itu di tempat lain, Lan ShiZhui dan Lan Xichen sedang memainkan serangkaian nada pembersihan roh, kepada puluhan makhluk yang tiba-tiba menyerang dari berbagai penjuru sejak pagi tadi. Mereka tidak tahu jelas darimana dan siapa dalangnya, namun yang pasti, ada kekuatan besar yang melatarbelakangi serangan besar-besaran tersebut.
Tidak hanya di satu titik, namun penyerangan ini terjadi di berbagai wilayah dengan kurun waktu berdekatan antara kota dengan kota lainnya. Lan Qiren yang saat itu benar-benar tidak prima untuk mengikuti pertempuran, akhirnya diungsikan ke gunung belakang sekte Lan.
Suasana benar-benar kacau balau lantaran Lan WangJi yang seharusnya membantu pertahanan, malah berlari entah kemana mencari Wei WuXian yang telah hilang selama beberapa waktu. Sehingga kali ini, Lan Xichen selaku ketua sekte saat ini, bersama-sama dengan para murid keluarga Lan untuk memukul mundur serangan mayat hidup tersebut.
Terlihat Lan Jingyi beberapa kali menggerutu, saat dia mulai terpojok di tengah-tengah mayat hidup. Tentu saja Lan ShiZhui segera maju ke atas panggung untuk melibas mundur para hantu-hantu tanpa kesadaran spiritual itu.
Beberapa saat kemudian, Jin Ling muncul di dari kejauhan sambil melibas-libaskan pecut listriknya agar para hama di sekitarnya menjauh.
"ShiZhui! Zewu Jun! Hahh ... Tolong akuuuu ... !" teriaknya diiringi suara desahan nafas yang memburu secara kasar dan panik itu.
Semuanya menoleh kepada pemuda itu, sontak menerjang ke arahnya untuk menahan serangan dari segala sisi. Setelah benang siter spiritual sepenuhnya memblokir serangan tersebut, seluruh murid sekte menghela nafas lega.
"Tuan Muda Jin, kenapa kamu di sini?" tanya Lan XiChen saat berjalan mendekat.
Jin Ling segera memberi salam dengan tergesa-gesa, "Pamanku ada di luar gerbang kota untuk bertemu anda, namun kami tidak menyangka akan terjadi serangan mayat hidup secara tiba-tiba dan menyebabkan pamanku tertunda di sana.”
Lan XiChen membelalak melihat banyaknya mayat hidup yang Kembali dating mengerubungi mereka seolah memiliki kemampuan regenerasi. “ShiZui, kau jagalah Tuan Muda Jin di sini. Aku akan menyusul ketua sekte Jiang.”
Mendengar perintah itu, Lan Shizui segera pasang badan untuk saling melindungi dengan pada murid-murid sekte Lan lainnya. Lan XiChen sudah menghilang dari pandangan mata seketika.
Sementara itu, Jiang Cheng bertarung mati-matian sambil memegang Suibian dan Sandu di kedua tangannya. Entah sejak kapan pedang Wei Wuxian itu mulai menemaninya bertarung, tapi Wei Wuxian sudah benar- benar tidak membutuhkannya lagi sehingga menyerahkannya pada Jiang Cheng sebagai kenang-kenangan.
Jiang Cheng memekik beberapa kali ketika punggungnya terkena cakaran dari para mayat hidup yang menyerangnya secara keroyokan, benar-benar tidak sesuai dengan prinsip yang dianutnya. Semakin lama, situasi Jiang Cheng semakin terpojok. Pria itu hampir saja memutuskan untuk melarikan diri dari tempat itu dan membatalkan niatnya untuk mengunjungi Gusu. Namun, di waktu-waktu terakhir, seorang pria dengan jubah kesopanan Lan melaju ke arahnya secepat kilat sambil mengendarai pedang.
“Pemimpin Sekte Jiang! Ayo raih tanganku!” ucap Lan XiChen sambil mengulurkan tangannya kepada Jiang Cheng.
Jujur saja, wajah Jiang Cheng tidak menjadi lebih baik mendengar itu, namun dia dengan wajah masam yang enggan meraih tangan Lan XiChen dan membiarkan pria tersebut menariknya ke udara.
Lan XiChen tersenyum geli melihat ekspresi itu. “Pemimpin Sekte Jiang, kau pasti sudah menungguku cukup lama, kan?”
“Tidak ada yang menunggumu!” balas Jiang Cheng dengan gengsi. “Di mana keponakanku? Apakah dia sudah menyampaikan pesanku untuk Tetua Lan? Kenapa malah kau yang menjemputku? Apakah sekte Lan kekurangan orang?” ucapnya lagi dengan penuh sindiran.
Dasar Jiang Cheng, padahal dialah yang tadi memerintahkan Jin Ling untuk meminta bantuan. Tapi di sini lah dia, bersikap sinis dan berbicara pedas setelah di tolong.
“Tuan Muda Jin sangat aman saat ini. Aku memerintahkan Shizui untuk mundur dan membawa semua anggotanya untuk kembali ke pengungsian. Pemimpin Sekte Jiang tidak perlu khawatir, ada aku bersamamu.” Ucapan itu membuat Jiang Cheng memutar bola matanya sinis.
Semenjak peristiwa runtuhnya Kuil Guan Yin, hubungan Jiang Cheng dengan Lan XiChen menjadi semakin buruk, terlebih dengan kesalah pahaman tujuh belas tahun yang lalu, Sekte Lan dan Yunmeng Jiang sudah jarang berhubungan. Tidak ada yang perlu diluruskan mengenai hal ini, Jiang Cheng hanya tidak suka pada hubungan Wei Wuxian sengan Sekte Lan, itu mengingatkannya pada pengalaman buruk mereka.
Bisa dibilang, Jiang Cheng cemburu karena Wei Wuxian lebih dekat dengan orang-orang Sekte Lan daripada dengannya. Namun Lan XiChen justru menunjukan ketertarikan pada Jiang Cheng semenjak kejadian itu, meskipun sekarang Sekte Jiang menjadi lebih tertutup. Tetapi Lan XiChen masih berusaha membangun relasi dengan relasi politik agar kedua sekte itu tetap berhubungan.
Lan XiChen mengendarai pedangnya melewati hamparan mayat hidup yang berlari mengejar mereka, semakin jauh memasuki gerbang kota menuju pengungsian.
Hai! Hai! Hai! Cici akhirnya kembali lagi membawa chapter baru setelah sekian lama. Sekarang sibuk banget karena lagi semester 5 menuju akhir, jadi update selanjutnya kapan-kapan lagi yaaa!
Jangan lupa vote dan komen, siapa tahu Cici bisa makkin semangat dan bisa nyisihin waktu buat lanjutin fanfic ini, lopyu banyak-banyak, doain Cici biar bisa melewati cobaan ini dengan baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/288167072-288-k84226.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER AND EVER (WangXian)
Fiksi PenggemarSetelah sekian lama berpisah dan memutuskan untuk berjalan pada jalur masing-masing, Lan Wangji mendapati sebuah kabar mengenai Wei Wuxian bahwa pria cantik itu akan segera menyelenggarakan pernikahan. Lan Wangji yang tidak terima dengan berita itu...