4. Bad Day

12 3 0
                                    

Ketika tengah malam saat aku masih tertidur, tiba tiba ada seseorang yang mengetuk pintuku.

*TOK TOK TOK

Akari : "Duhh.. Siapa sih yang datang berkunjung di tengah malam begini? Membuatku bangun dari tidurku yang nyenyak"

Aku beranjak dari tempat tidurku dan pergi membukakan pintu, ternyata itu adalah Akira yang mengetuk pintu.

Akari : "Akira? Ada apa? Kenapa kamu datang tengah malam begini"

Akira tidak menjawab pertanyaanku, dia menatapku dengan tatapan kosong yang membuatku takut, setelah itu Akira tiba tiba kembali ke kostan nya tanpa berbicara satu kata pun.

Akari : "Apa apaan dia? Sungguh orang aneh"

Aku kembali menutup pintu dan berjalan 1 langkah, tiba tiba ada yang mengetuk pintuku lagi.

Akari : "Aduh siapa lagi sekarang? Tolong biarkan aku tertidur"

Aku membukakan pintu lagi, dan ternyata itu Akira lagi.

Akari : "Oh ayolah Akira... Ada apa?"

Akira tiba tiba tersenyum dan mengeluarkan sebuah pisau, aku benar benar terkejut, Akira tiba tiba masuk dan mencoba menusukkan pisau tersebut kepadaku, tapi aku menahannya dengan sekuat tenaga.

Akari : "Hey Akira sadar lah! Apa yang kamu lakukan?! Tolong hentikan ini kumohon"

Akira tiba tiba menutup matanya dan tidak sadarkan diri, dia jatuh pingsan. Aku mencoba mengangkatnya dan membawanya kembali ke kostan nya, tapi saat aku sedang membawa Akira keluar tiba tiba ada seseorang yang melihatku sedang membawa Akira, dia menuduhku yang aneh aneh.

"Hey! Apa yang sedang kamu lakukan?!"

Akari : "Oh temanku pingsan, aku berniat untuk membawanya kembali ke kostan nya"

"Bohong! Kalau cuma pingsan kenapa ada pisau di dalam kostan mu?!"

Akari : "Tidak, bukan seperti itu!"

"Diam! Atau aku laporkan pada polisi"

Akira tiba tiba terbangun karna keributan ini, aku segera menurunkannya.

"Hey nona kamu tidak apa apa? Perempuan ini menocba membunuhmu!"

Akari : "Apa?! Membunuh?!"

Akira : "Apa yang sedang terjadi?"

"Perempuan itu, perempuan yang di sampingmu mencoba membunuhmu! Lihat lah ada pisau di dalam kostan nya"

Akari : "Tidak bukan begitu!"

Akira : "Maaf pak sepertinya anda salah paham, aku ke sini tadi malam untuk meminjam pisau karna pisauku bengkok, tapi ketika aku sudah memegang pisaunya aku tiba tiba tak sadarkan diri, lalu pisaunya terjatuh, dia mencoba mengangkatku untuk mengembalikanku ke kostan ku"

Akari : "Lihat kan?! Apa yang aku bilang itu bukanlah kebohongan!"

"Baiklah kalau begitu, saya sungguh meminta maaf karna sudah salah paham sampai begini, kalau begitu saya pergi dulu"

Akira : "Maaf Akari, gara gara aku kamu sampai di tuduh begini"

Akari : "Oh ya tidak apa apa! Terima kasih karna sudah menolongku!"

Aku mengatakannya dengan nada kesal, aku berjalan kembali ke kostan ku, meninggalkan Akira di luar dan menutup pintu dengan keras. Aku sangat kesal dengan apa yang baru saja terjadi padaku, sungguh hari yang sial.

Besoknya aku pergi ke sekolah sendiri, pergi ke kantin sendiri, dan juga pulang sekolah sendiri. Aku mengabaikan Akira begitu saja dan Akira juga mengabaikanku.

Malam harinya ketika hujan turun sangat deras tiba tiba ada yang mengetuk pintuku lagi.

*TOK TOK TOK

Akari : "Aduh... Siapa lagi sekarang? Apakah aku buka pintunya saja ya? Tapi aku takut kejadian kemarin akan terulang lagi meski ini belum tengah malam, tapi malam ini hujannya sangat deras"

Akira : "Hey Akari ini aku, Akira. Tolong bukakan pintunya!"

Akari : "Itu Akira lagi?! Tapi sepertinya kali ini dia sedang sadarkan diri, aku akan menocba mebukakan pintu"

Aku perlahan membuka pintu dan melihat Akira yang sudah menungguku di depan pintu.

Akira : "Akhirnya kamu membukakan pintunya juga, Akari aku sungguh minta maaf atas kejadian kemarin, kamu pasti marah karna kejadian kemarin kan?"

Akari : "Aku tidak marah, aku hanya kesal karna sudah di tuduh begitu, kamu tidak perlu meminta maaf"

Akira : "Baiklah kalau begitu. Maaf Akari bolehkah aku menginap bersamamu untuk malam ini saja?"

Akari : "Memangnya ada apa dengan kostan mu?"

Akira : "Atap kostan ku bocor tepat di atas tempat tidurku, tempat tidur ku jadi basah, aku berniat untuk memperbaiki atapnya besok. Jadi bolehkah aku menginap di kostan mu? Kumohon, malam ini saja"

Akari : "Ya baiklah, silahkan masuk. Tapi maaf kita harus tidur di satu kasur karna aku tidak punya kasur lagi atau sofa"

Akira : "Itu tidak apa apa! Terima kasih banyak Akari!"

Di tengah malam yang masih turun hujan yang sangat deras, aku tiba tiba terbangun dari tidurku dan melihat Akira yang sedang tertidur di sampingku. Aku turun dari tempat tidurku perlahan dan pergi ke dapur, aku mengambil sebuah pisau dan kembali ke tempat tidur yang masih terbaring Akira di sana. Malam ini aku akan membunuh Akira, aku akan membunuh Akira sesuai dengan pertkataannya kalau aku bisa menggunakan website itu. Kau bilang ketika kamu mengetahui perempuan yang di sukai oleh orang yang kamu suka kau harus membunuhnya kan? Dan perempuan yang di sukai oleh orang yang ku suka adalah kau, Akira.

Lakukan! Lakukan! Lakukan!! Aku menutup mataku dengan rasa takut dan mengangkat kedua tanganku yang sedang memegang pisau. Dan...

*JLEEBB

Aku menusuknya tepat di perut Akira, darahnya keluar sampai wajahku, Akira tiba tiba membuka matanya dan perlahan melihat ke arahku.

Akira : "website itu tidak berfungsi jika pembuatnya mati"

Aku mencabut pisau yang menusuk Akira dan melemparnya, aku perlahan melangkah mundur ke belakang dan duduk, aku membiarkan Akira yang terbaring di sana dengan mata terbuka dengan perut yang bolong karna tusukan.

Tak lama kemudian, mata Akira tertutup secara perlahan dan mulai tak bernafas, aku pikir dia sudah mati. Aku mencoba menghampirinya, tapi ketika aku menghampirinya Akira tiba tiba bergemetar dan kejang kejang. Aku bergegas mengambil pisau kembali dan menusuknya lagi berkali kali hingga dia sudah tidak lagi bergerak dan bernafas, kini badanku penuh dengan berlumuran darah.

Aku mengambil sebuah toples untuk mengambil darahnya. Ketika Akira benar benar sudah mati, aku menggunting rambutnya dan mencabut kukunya, lalu aku mencampurkan darah, rambut dan kuku tersebut dan memakainya di wajahku sesuai dengan apa yang Akira ucapkan dan cara webstie tersebut.

Aku membilas wajahku setelah 1 jam kemudian dengan rasa senang dan tak sabar apa yang akan terjadi, aku sangat yakin dengan cara ini Kyrill akan menyukaiku kembali. Tapi sebelum itu, aku bingung harus menyembunyikan mayat Akira di mana, aku memutuskan untuk menguburnya di belakang halaman kostan.

Di tengah malam yang sedang turun hujan yang sangat deras, aku menyeret mayat Akira ke belakang kostan dan menguburnya di sana. Setelah itu, aku pergi kembali ke kostan ku tanpa meninggalkan bekas atau jejak sedikit pun, dengan ini aku merasa lega untuk sementara.

- 4 -

TBC

Blood Potion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang