"Ada wanita yang ingin kunikahi."
Naruto membisu begitu lama disertai suara kuat dari desir angin yang mulai menyeruak hingga membuat dedauan di sekitar mereka bergoyang, pun dengan helaian rambut Naruto.
Kedua mata Naruto nyaris tak mengedip hingga Sasuke merapikan surainya ke sisi telinga.
Naruto masih diam menunggu sang suami tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengelabuinya. Namun, hal seperti itu tentu saja mustahil terjadi. Sebab, jangankan tertawa, tersenyum saja Sasuke tak pernah sampai menunjukkan gigi.
Naruto menyentuh tangan Sasuke. "Gurauan di malam hari sangat tidak cocok, bukan?" Naruto tertawa hambar. "Sebaiknya kita segera kembali ke ho--"
"Sejak kapan aku senang bergurau?" Sasuke menyela tegas. "Aku serius."
Naruto kembali terdiam kemudian menjauhkan tangan Sasuke. "Sudah terlalu malam," tuturnya seraya berdiri dan berbalik memunggungi sang suami. "Aku ingin tidur."
Sasuke menghela napas melihat sang istri yang mulai berjalan meninggalkannya. Dia ikut beranjak, menyusul langkah Naruto seraya melepas mantel lalu menyelimutkannya pada tubuh sang istri dari belakang.
Sasuke tahu, istrinya memang pasti tidak akan langsung percaya mengenai ucapannya tadi. Tetapi, Sasuke tidak akan memaksa Naruto untuk mendengarkan semuanya malam ini, dia akan menunggu hingga esok.
Setibanya di hotel, keduanya mulai berganti pakaian dan segera berbaring di atas ranjang. Sasuke mengecup dahi sang istri sembari memeluk usai mengucapkan selamat tidur.
Sedangkan Naruto hanya terdiam dengan pandangan kosong. Dia sama sekali tidak bisa tidur. Ucapan Sasuke terus menghantui pikirannya.
Aku benar-benar tak mengerti, kenapa Sasuke tiba-tiba membicarakan hal yang seperti itu.
•
•
•Keindahan serta kesenangan liburan mereka selama tiga hari ini seolah lenyap begitu saja karena ucapan Sasuke tadi malam. Namun, mungkin hanya Naruto yang merasa demikian karena Sasuke tetap tampak seperti biasa.
Di tengah kegiatan menyetirnya, Sasuke melirik sang istri yang tengah memandang panorama jalanan. Sejak bangun hingga sekarang, istrinya lebih banyak diam.
Tidak ada ekspresi marah atau kesal dalam raut wajah Naruto. Yang Sasuke temukan di sana hanyalah kesenduan dan kegelisahan.
"Kita sudah sampai." Sasuke mencoba mengingatkan karena sang istri masih tampak melamun dengan pandangan yang mengarah ke jendela mobil, padahal mereka sudah tiba di kediaman.
Naruto sedikit tersentak. Namun, dia segera turun dengan Sasuke yang mengikuti langkahnya dari belakang.
"Kau mau memasak?" Sasuke memperhatikan sang istri yang memasuki dapur dan membuka lemari es, memilah beberapa bahan makanan.
"Hm." Naruto menyahut tanpa menatap. Dia terus menyibukkan diri dengan membuat makan siang untuk mereka. Bahkan, tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Sedangkan Sasuke hanya bersantai di sofa ruang tengah dan sesekali dia memainkan pomsel saat ada pesan yang masuk.
Makan siang sudah tersaji. Kini Sasuke dan Naruto duduk berhadapan di meja makan. Sebenarnya Naruto sedang malas untuk makan, tetapi kepalanya akan pening jika perutnya telat diisi.
Sasuke memperhatikan porsi makan sang istri yang terlihat lebih sedikit dari biasanya. Tetapi, dia enggan bertanya. Dia lebih tidak sabar untuk membahas hal lain.
Usai selesai menghabiskan makan siang, Sasuke tak lantas beranjak. Dia masih duduk dan menatap sang istri yang tengah merapikan meja.
Saat Naruto hendak mengambil gelas, Sasuke segera menyentuh punggung tangannya. "Mengenai yang kubicarakan tadi malam, bagaimana jawabanmu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY COLLECTION | Uchiha × (Fem) Naruto
Fanfiction• FIKSI PENGGEMAR - ANIME : NARUTO • ~ Kumpulan cerita pendek berbagai genre dengan TOKOH UTAMA Uchiha × (female) Naruto. ^^ • SFN : Sasuke × Fem Naruto • IFN : Itachi × Fem Naruto • MFN : Madara × Fem Naruto • OFN : Obito × Fem Naruto • dll. Terkad...