What's Inside? #2

16.2K 158 0
                                    

Luna menarik tangan Aria menuju kamar. Aria hanya menatap Luna dengan penuh harap seraya menggigit bibir bawahnya yang membuat Luna semakin tidak sabar. Setelah mereka berdua masuk, Luna menutup pintu dan menguncinya rapat. Menuntun Aria menuju tempat tidur dan mendorongnya pelan. Luna membuka jaket terluarnya dan menyisakan tanktop hitam yang mencetak jelas bentuk tubuhnya.

Perlahan Ia menghampiri Aria yang makin lama makin merebahkan dirinya di atas kasur. Luna mencuri cium di leher Aria. Satu kecupan berhasil Ia dapatkan.

"I miss you." Bisik Luna di telinga Aria.

Aria yang mendengarnya hanya terpaku dan tubuhnya makin menegang.

Saat kembali menatap mata Aria yang sempat terpejam, Luna menyapu bibir Aria perlahan dengan ibu jarinya. Menimbulkan lenguhan dari bibir Aria karena sentuhan itu.

"Ngh.."

Dengan cepat namun hati-hati, Luna mencium bibir Aria. Ia sangat merindukan bibir itu, bibir manis yang selalu Ia bayangkan. Terasa Aria membalas ciumannya dengan penuh harap dan tetap mencoba hati-hati. Makin lama ciuman itu berubah menjadi lumatan dan semakin dalam. Aria melenguh makin panjang, ini yang Ia inginkan, ini yang tubuhnya inginkan.  Luna membalas ciuman itu sama dalamnya. Keduanya hanyut dalam lumatan yang membawa mereka ke dalam pusaran paling mendebarkan sekaligus memabukkan.

Luna terus mendorong lidahnya masuk mencari lidah Aria dan membelitnya. Lidah keduanya beradu, berpadu, menghisap dan melilit satu sama lain. Aria menghisap lidah Luna, bergantian dengan bibir atas Luna. Selama ciuman itu, tangan Luna mulai menyusuri tubuh Aria yang dibalut lingerie satin dengan perlahan. Mulai dari leher lalu turun ke lengan atas, lalu Luna menggenggam tangan Aria dan menariknya ke atas, membuat Aria semakin sensual di bawahnya. Kembali disentuhnya bagian tubuh Aria yang lain, kaki Aria yang ditariknya perlahan, betis hingga atas lutut yang diraba sangat pelan hingga menimbulkan percikan gairah yang makin besar dalam diri Aria.

"Aaaah... Luna..." Lenguh Aria.

Tak hentinya tangan Luna menyentuh paha Aria, sentuhannya makin dalam dan makin intents. Disentuhnya pinggul Aria dan Luna menariknya semakin rapat. Aria memeluk leher Luna dan tak henti mencium bibir Luna yang memabukkannya. Saat jari-jari Luna perlahan menyentuh vagina Aria dari luar celana dalamnya, lenguhan Aria terdengar makin panjang dan putus asa.

"Luna, nghhhh... Please..."

"What?"

"Ngghhh... I can't."

"Say it, say what you want Aria."

Mata Aria menatap Luna semakin putus asa. Dia menginginkan Luna untuknya. Dia menginginkan Luna. Ia malu sekaligus bergairah, gairah yang selalu meletup tiap Ia bersama Luna. Luna kembali melumat bibir Aria makin dalam, diciumnya ceruk leher Aria, dihirupnya aroma tubuh Aria yang semakin membuatnya gila saat bercinta seperti sekarang. Lalu turun ke dadanya dan menyentuh sesuatu yang tercetak lingerie dan membuat Aria makin menggila. Dibukanya bagian atas lingerie itu, Luna selalu dibuat takjub tentang bagaimana sempurnanya dada Aria di matanya, putingnya menegang seolah tak sabar mendapat giliran untuk dijamah. Dengan tak sabar, Luna melumat puting Aria yang telah menegang entah sejak kapan.

"Ah ahh, Luna, yess please, more.. Ahh!"

"Do you like it?" Tanya Luna.

"Yessshh, ahh please.." mohon Aria semakin menekan kepala Luna makin dalam ke dadanya.

Luna semakin menggila, diisapnya puting Aria makin intens, makin gila, dan tanpa ampun. Diremasnya kedua payudara itu, dipilinnya puting itu bergantian dengan hisapannya, jilatannya makin menggila, dan saat Aria terdengar makin kacau karena perbuatannya, Luna menggigit pelan puting Aria hingga membuatnya memekik pelan.

"Lunaa, argh! Ohhh... Please."

Perlahan tangan Luna menyentuh vagina Aria dan merasakannya basah. Sangat basah. Diturunkannya lingerie yang masih menempel di tubuh Aria, melepaskannya bersama celana dalam yang telah basah sejak tadi. Mata Luna semakin berkabut melihat Aria yang cantik, polos, dan berserah di bawahnya. Sekarang giliran Luna yang melepas seluruh sisa pakaiannya dan membuat Aria semakin menggeliat.

"Luna..." Panggil Aria.

"Yes, love?"

Dengan mata penuh harap dan bibir yang sedikit membengkak, Aria mengumpulkan segenap keberaniannya untuk meminta pada Luna. Meminta sesuatu yang Ia inginkan dari Luna. Sesuatu yang hanya Ia inginkan dari Luna, bukan yang lain.

"Please... Fuck me."

"As you wish."

Luna kembali menindih tubuh Aria. Ia tahu betul, Ia tak akan mampu menolak. Tak mampu. Tak akan pernah mampu.

TIME (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang