Apart

5.8K 77 4
                                    

Di sebuah taman kampus yang sedikit terpencil, Gina meniupkan asap rokok bertubi-tubi. Kepalanya pengap karena mata kuliah yang baru dipelajarinya hari itu.

Semenjak kuliah, Gina mulai belajar untuk mengendalikan sikap-sikapnya yang kurang baik. Membolos, minum. Sebetulnya bukan mengendalikan untuk menghilangkan, tapi untuk meminimalisir intensitasnya.

Mengingat bagaimana semua ini bermula, Gina menerawang kejadian dua tahun lalu. Kejadian yang membuatnya perlahan berubah.

***

Sepanjang koridor lantai dua sekolah itu telah lengang. Hanya ada satu anak yang bersandar ke dinding dan mengamati lapangan di bawahnya. Gina remaja mengenakan seragamnya dengan asal, lengan baju digulung dan tanpa sabuk.

Gina menunggu seseorang yang saat ini masih berada di perpustakaan. Kakinya tak henti mengetuk lantai, jemarinya gelisah, tapi Ia tak bisa berbuat banyak selain menunggu.

Hingga pintu perpustakaan akhirnya terbuka menampakan seorang gadis perempuan dengan seragam rapi dan beberapa buku di tangan. Gadis itu berjalan menuju tangga tanpa menghiraukan Gina.

"Jem!" Setengah berlari, Gina mengejar gadis itu.

"Jemima!" Panggil Gina lagi.

Gadis bernama Jemima itu sontak menoleh.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Pulang bareng aku?" Tawar Gina.

"Aku ada yang jemput." Jawab Jemi, sambil terus melangkah menuju lantai satu.

"Jem, please! Aku tau setelah ini nggak bakal bisa lagi anter kamu pulang." Mohon Gina.

Jemima yang mendengarnya pun menghela napas. Membalikan badan, melihat Gina yang menatapnya penuh harap.

"Bakal lebih mudah, buat kamu dan aku kalo kita ga saling tegur lagi, Gin." Tukas Jemi.

"Don't make it harder for both of us. Please?" Tambahnya.

Gina yang mendengar itu hanya diam di tempat. Kepalanya kosong, tidak bisa membayangkan skenario apa pun untuk meminta Jemi pulang dengannya.

"Aku duluan." Jemi setengah berlari menuju mobil yang menunggunya sedari tadi.

Hati Gina mencelos. Jika memang harus berpisah, bukan perpisahan seperti ini yang Ia inginkan. Jemi terlampau penting untuknya dan Ia tak bisa mengabaikan itu. Bersikap seperti Jemi yang seolah tak terganggu dengan apapun, Gina tahu betul Ia tidak bisa mengabaikan Jemi. Sekeras apa pun Ia mencoba.

TIME (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang