When?

10.3K 92 4
                                    

Anna dan Lily telah lama saling mengenal. Pertemuan pertama mereka adalah saat Anna mulai pindah ke sebuah kos yang agak jauh dari kampus dan Lily adalah tetangg yang membantunya memindahkan barang saat Anna pertama kali pindah.

***

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 sore dimana matahari mulai terlihat samar-samar menyisakan cahaya keemasan.

Tok! Tok! Tok!

Anna bergegas membuka pintu kamarnya yang diketuk.

"Makan yuk?" Tawar Lily yang sumringah membawa dua kotak pizza.

"Masuk." Jawab Anna.

"Aku tau kamu belum makan, jadi aku ke sini." Cerocos Lily.

"Tau darimana aku belum makan?" Tanya Anna.

"Ya tau aja. Dah ah, bawel! Makan, nih!" Ujar Lily seraya menyodorkan sepotong pizza ke depan mulut Anna.

Anna menerima pizza itu dan mulai mengunyahnya. Mereka larut dalam acara makan yang tiba-tiba itu. Anna menyadari dirinya memang benar lapar, terbukti dari dua kotak pizza yang dibawa Lily yang hanya tersisa dua potong pizza.

Dia selalu merasa Lily mengetahui banyak hal tentang dirinya. Sejak pertemuan pertama mereka, Lily selalu menjadi orang yang terbuka dan ramah kepada siapa pun. Tapi pada dirinya, Anna merasakan perhatian Lily yang teramat lebih.

Anna selalu berusaha untuk menjaga jaraknya dengan Lily. Satu sisi Ia tak mau selalu membuat Lily repot karena memerhatikannya, satu sisi Anna menyadari, sejak awal mereka bertemu, Anna menyukai Lily.

Lily yang manis dan mungil seperti namanya. Perhatian, keibuan, dan terlihat dewasa disaat yang bersamaan. Mereka seumuran, setidaknya itu yang membuat Anna tidak terlalu merasa canggung saat dekat dengan Lily.

"Nonton film yuk?" Lily tiba-tiba menawarkan.

"Ngantuk ah!"

"Abis nonton, tidur deh! Lagian nggak bagus, abis makan langsung tidur." Lily mengingatkan sekaligus membujuk Anna untuk mau menonton dengannya.

"Mau nonton apa?" Tanya Anna.

"Film Prancis." Ujar Lily sambil sibuk mencari satu film dalam tab yang Ia bawa.

Film diputar. Lily meletakkan tab-nya di meja makan tempat pizza sebelumnya. Sambil bersandar pada ranjang, Anna dan Lily mulai menyaksikan film itu dengan perut yang penuh.

Blue is The Warmest Color

Film yang ingin Lily tonton sejak lama dan baru sempat Ia nikmati.

Anna dan Lily terlihat larut dalam jalan cerita film itu. Adegan demi adegan mereka lihat dengan tenang, Anna mulai melupakan rasa kantuknya.

Saat tokoh utama mulai menjalin hubungan, Anna dan Lily dibuat tegang dengan adegan ranjang yang entah kenapa terasa begitu panas bagi keduanya. Lily mulai bergerak gelisah saat menyaksikan adegan yang bergerak semakin panas, Ia melipat kakinya karena merasakan kedutan di bawah sana.

Anna menyadari hal itu, karena Ia juga merasakan hal yang sama namun Ia lebih pandai menyembunyikan reaksinya.

Lily mendongak dan menarik napas.

"Film sialan!" Umpat Lily.

"Kenapa?" Tanya Anna.

"Kamu nggak liat sepanas apa adegan barusan?" Gerutu Lily.

"So?" Tanya Anna lagi tanpa berusaha menyembunyikan wajahnya yang sebenarnya terpengaruh.

"Ih! Sebel deh Ann!" Lily malah memukul bahu Anna pelan.

Anna berusaha menyembunyikan senyumnya, Ia tahu betul apa yang Lily rasakan dan barangkali Ia juga tahu apa yang Lily inginkan saat ini.

"Hubungilah si siapa tuh? Joan?" Ucap Anna.

"Nggak! Udah putus!" Jawab Lily.

"Sejak kapan?" Anna berpura-pura terkejut dengan fakta yang sudah Ia ketahui sejak lama.

"Emang kamu nggak pernah tau soal aku!" Lily kembali menggerutu sambil berusaha berdiri.

"Eh, mau kemana?" Anna menahan tangan Lily.

Lily merasakan dadanya langsung bereaksi dengan degupan yang kencang, Ia melihat Anna menahan tangannya untuk pergi.

"Filmnya belum selesai, kan?" Tambah Anna.

"Males ah!" Lily mencoba untuk melepaskan tangannya dari Anna.

Anna buru-buru berdiri dan berjalan ke arah pintu, mengunci pintunya dan menutup tirai jendela kamarnya. Ia matikan lampu utama dan menyisakan lampu meja yang memberikan cahaya putih hangat menyapu ruangan.

Lily tertegun dengan tindakan Anna yang begitu cepat. Anna kemudian menarik Lily mengikutinya. Mendudukan Lily di pinggir ranjang dan berlutut di depannya.

"Aku tau kamu, Ly. Aku tau kamu dengan baik." Ucap Anna.

Lily masih memandangi Anna takjub. Semuanya begitu tiba-tiba. Sesuatu yang berusaha Ia proses dengan sangat perlahan.

"Aku juga tau, aku suka kamu dari pertama kali kita ketemu." Anna berkata pelan tapi lugas.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa kamu baru bilang, Ann?" Lily terdengar frustrasi.

"Kan kamu pacaran sama Joan, masa aku rebut pacar orang?" Jawab Anna.

"Kan seminggu lalu udah putus!" Tukas Lily.

"Ya memangnya gampang bilang ini semua? Aku pikir kamu perlu sedih-sedihan dulu buat mengenang Joan. Masa kamu baru putus langsung aku gas? Ketara banget aku ngebet sama kamu!"

"Kamu jahat! Aku juga suka sama kamu dari lama, jauh sebelum aku pacaran sama Joan, tapi aku nggak bisa bilang! Aku pikir, kamu nggak mungkin suka sama aku! Aku pikir kamu straight!" Balas Lily.

Anna tersenyum mendengarnya.

"Sekarang? Masih suka sama aku?" Goda Anna.

"Menurut kamu!!!???" Bentak Lily.

"Terus mau nggak jadi pacar aku?" Tanya Anna.

"Duck you!" Jawab Lily dan menarik Anna ke dalam pelukannya.

"I love you so bad! For this long time!" Lily terdengar sesenggukan.

"Maaf ya, Ly. Maafin aku yang lama." Jawab Anna dan membalas pelukan Lily sama eratnya.


TIME (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang