Kim Lena. Kita membutuhkannya.
Lagi-lagi, keheningan bersinggah di ruangan tersebut. Kali ini lebih lama dari sebelumnya, apalagi sehabis nama itu tak pernah terduga akan disebut ke dalam topik percakapan mereka. Pria berbalut mantel hitam pekat itu belum kunjung menjawab. Dia membiarkan pangeran muda itu keburu dihantui oleh rasa penasaran yang kian membara. Pria itu hanya bergeming di tempat bersama dua tangan yang tersembunyi di belakang. Meskipun terlihat berdiam saja, jika dilihat dalam jarak dekat, ada perubahan samar di alis dan sorot pandangannya.
Dahi Jeffrey mengernyit tipis. Begitu pula dengan raut dari pangeran Christophen yang berubah seketika menyadari tiada tanggapan yang diberikan oleh Jeffrey.
Sang pangeran terkesiap. Kepalanya menengok ke segala arah, berupaya setidaknya mencari jawaban melalui air muka yang terpasang pada setiap Vampir di sana. Gawat. Christophen tiba-tiba mendesakkan diri untuk melakukan misi ini sebagai pilihannya yang paling terakhir jika sudah ada rasa keputusasaan yang terbit di dalam hati. Dia telah menempatkan dirinya ke dalam bahaya lantaran pergi ke dunia luar tanpa pengetahuan siapa pun, selain Andreas Alexandrou dan satu pelayan di istana yang mengurusnya sedari kecil. Juga, dia benar-benar tidak tahu apakah pilihan ini adalah pilihan baik, atau pilihan buruk yang akan membawa malapetaka kepadanya.
Entahlah. Keputusasaan terlanjur menggerogoti diri pangeran itu setelah kejadian malam itu, malam di hari kematian Pangeran Lucian. Dan sekarang pangeran monster itu sudah kembali lagi ke Bumi, bangkit dari kematian entah atas apa alasannya. Kendati begitu, melalui tanggapan dari bahasa tubuh si pangeran monster, Christophen langsung menyimpulkan jika ada sesuatu yang salah.
"Kim Lena. Kalian tahu gadis manusia itu." Mata Christophen membesar dan mengedarkan pandangannya ke setiap Vampir yang ada di sekitarnya. Panik bernyala-nyala terang di sepasang iris kecokelatan tua pangeran itu. Tak kunjung ada jawaban, dia lantas meneguk ludah untuk membasahi tenggorokan keringnya dan bersambung, "Mengapa kau diam saja, Pangeran Lucian? Gadismu—Kim Lena, Sang Penghancur, si gadis yang membuka gerbang neraka orang itu, atau apa pun panggilannya—untuk membantu kita berdua."
Sepintas bola mata Christophen berputar ke belakang, kekesalan mulai meluap di dalan dirinya. Dia berlanjut, "Gerbang neraka sudah terbuka lebar. Kyron telah kembali. Gemuruh keras yang terjadi malam kemarin menekankan fakta ini. Prajurit-prajurit kunonya yang dibangkitkan lagi oleh sihir gelap sudah menempati seisi Hutan Northa. Mereka bahkan menyerang dan memakan banyak jiwa kesatria-kesatria kerajaanku saat kami mencoba mengecek keadaan wilayah kerajaanmu setelah ratusan tahun."
Ya, gemuruh. Semua orang di mansion ini juga mendengar akan gemuruh keras itu malam kemarin. Tetapi prajurit Kyron? Alis Jeffrey bertaut rendah. Lamunan Jeffrey lantas dibuyarkan oleh informasi si pangeran. Atensi kini sepenuhnya terpusat pada satu insan yang berdiri di antara para Vampir. Jeffrey ternyata terlihat tersentak juga oleh kabar yang disampaikan oleh Christophen. "Prajurit Kyron. Kapan hal itu terjadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGACY OF HADES
FantasySebagian dari dewa dan dewi dalam Mitologi Yunani memiliki keturunan-keturunan yang berdarah setengah manusia dan setengah dewa. Beberapa dari anak yang terlahir sebagai "demigod" itu membangun suatu kerajaan pada satu pulau besar tersembunyi yang d...