Perjalanan Pulang

145 13 0
                                    


" Dari tadi lu gua bangunin, udah jam 9 pagi ini Zaa " Ucap Bayu yang berada disampingnya. Ia sibuk merapikan tasnya sendiri.

" Jam 9? Bukannya masih jam 3an? "

" Ngigo lu, jam 9 ini "
" Cepet rapih-rapih, yang laen udah pada diluar.. "
Selepas itu, Bayu pergi keluar tenda. Menyusul Rendi dan yang lain sedari tadi diluar terlebih dahulu.

" Lah, masa mimpi? " Reza bertanya-tanya bersamaan bangkitnya untuk duduk.

Kejadian itu, terlalu nyata untuk dianggap sebuah mimpi. Tetapi, terlalu sulit untuk dimasukan kedalam logika.

Dirasa tidak menemukan jawaban yang benar, Reza acuh dan bergegas merapikan barang-barangnya. Selepasnya, ia pergi keluar tenda menyusul yang lain.

Semuanya sudah menyambut sang Leader diluar. Termasuk perempuan yang Reza sukai, Reni.

" Pendaki semalem mana? " Ucap Reza. " Udah turun duluan jam set 8 " Balas Siska. " Anteng amat tidurnya " Ejek Reni. " Mimpiin lu, Jelaslah dia anteng " Goda Bayu.

" Makan rendang dua kali nih, bobrok perut gua kekenyangan. Haha " Tawa Rendi, disusul yang lain ikut tertawa.

Pendakian itu, termasuk bukan pendakian yang biasa-biasa saja. Dapat Humor, Dapat teman baru, khusus untuk Reza dan Bayu, ya dapat calon baru.

>>>>>

Mereka kembali melangkahkan kaki menuruni Gunung. Pagi itu, cuaca sangat cerah. Seakan mendukung dan memberikan salam perpisahan yang indah. Walaupun terkesan dingin.

Dipuncak bayangan, disini Reza kembali mengalami hal horror, walaupun bukan malam hari.

Reza melihat sesosok 6 prajurit yang mendatanginya semalam. Tetapi, macan putih pemimpin mereka tidak ada. Prajurit-Prajurit itu melambaikan tangan kepada Reza. Entah apa maksudnya, walaupun Reza tau mereka bukan manusia, Reza merasakan bahwa makhluk itu bermaksud memberikan salam perpisahan. Walau raut raut wajahnya datar.

>>>>>

Di Simpang Bajuri, kembali lagi Reza mendapati hal diluar Nalar.

Didekat jalur menuju Kawah Ratu, Reza melihat sesosok makhluk yang tak asing. Pemimpin prajurit semalam itu.

Macan putih yang tengah duduk memandangnya ditengah jalur. Mungkin, maksud sosok itu ia hanya memberikan salam perpisahan. Dan, menunjukan sebuah kefaktaan, kalau dia memang benar-benar ada tidak hanya didunia bunga.

Namun, Reza berusaha bersikap senormal mungkin. Berusaha menetralkan seluruh tubuhnya agar tidak dicurigai yang lain.

CINTA MUTLAK DI GUNUNG SALAK ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang