100

128 16 0
                                    

Khawatir putrinya dan statusnya akan berkurang, ibu Akshetra telah mencuri bayi yang baru lahir di awal novel. Dia tidak bisa memaksa dirinya untuk membunuh Julius jadi dia membuangnya di daerah kumuh.

Permaisuri sangat berduka sehingga dia meninggal sebagai akibatnya. Kaisar sedih dan menjadi lalai dalam urusan kekaisaran. Akshetra telah mengambil kendali kekaisaran pada usia yang sangat muda. Ketika Julius kembali suatu hari, kaisar telah menanggalkan gelarnya dan menjadikannya putra Mahkota. Dia pasti merasa dikhianati setelah melakukan begitu banyak hal untuk kerajaan.

Akshetra tidak mengambil tindakan dengan tenang dan tidak pernah menunjukkan reaksi yang berlawanan. Saya berasumsi dia hanya karakter pendukung yang telah dilemparkan ke dalam cerita untuk mendukung narasi Julius. Dia tidak muncul kembali sampai keributan Guarten ketika saya membaca novel itu.

Bodoh! Aku merasa seperti orang bodoh. Orang yang punya alasan untuk membenci Julius adalah Akshetra. Dia telah kehilangan segalanya. Dia telah kehilangan gelar yang diberikan kepadanya sebagai hak kesulungannya. Dia telah bekerja untuk kekaisaran namun, telah dikhianati gelarnya. Mengapa saya pernah berasumsi Akshetra baru saja takut dan melepaskan semuanya?

Penafsiran terserah pembaca tetapi dalam kasus ini, saya mengabaikan Akshetra sebagai tidak penting. Aku bahkan tidak memikirkan dia. Saya mungkin pernah mendengar Julius berbicara tentang saudara perempuannya di beberapa titik, tetapi saya pasti telah terjebak dalam urusan saya sendiri yang tidak saya dengarkan.

Aku menghela nafas. Setidaknya aku tahu sekarang. Ini akan memberi saya waktu untuk menemukan cara untuk membantu Julius. Karena dia harus mengambil alih tahta agar aku bisa hidup nyaman di dunia ini. Jika tidak, tidak akan ada kedamaian.

Jika Julius tidak menjadi kaisar, Kaichen harus siap siaga. Dia tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab. Aku ingin bersamanya. Aku tidak ingin sendirian lagi. Agar kita bahagia bersama, kita perlu membantu Julius memenuhi akhir ceritanya dalam cerita ini.

Berharap kita bisa mengabaikan semuanya dan menjalani kehidupan yang tenang dan damai di Willow House! Tapi aku tahu Kaichen sekarang. Dia tidak akan menutup mata ketika Julius membutuhkannya. Mungkin Kaichen pergi untuk bernegosiasi dengan Akshetra. Mungkin dia tahu tentang dia. Julius belum memiliki kekuatan yang begitu besar. Akshetra tahu lebih banyak tentang kekaisaran. Dia telah menjalankannya dalam ketidakhadirannya. Dia tahu hal-hal yang tidak dia ketahui.

Julius mungkin telah mendapatkan dukungan dari sejumlah orang tetapi Akshetra telah mengurus kekaisaran sejak usia yang sangat muda. Para bangsawan mempercayainya dan melihatnya sebagai yang paling cakap. Dia bisa membuat para bangsawan memunggungi Julius dan kekaisaran. Saya tidak mengenalnya di novel tapi saya pasti melihat namanya sering muncul di koran dan buku saat saya terjebak dalam sihir waktu.

Dia telah belajar sendiri masalah negara pada usia enam tahun atas nama kaisar yang tidak kompeten. Putri Mahkota yang baik hati telah mengurus sendiri urusan seluruh kekaisaran. Gelarnya sebagai 'putri mahkota' mungkin telah dicabut, tetapi hal-hal yang telah dia lakukan untuk menjaga kekaisaran tetap bertahan sangat mengagumkan dan terhormat. Karisma dan kemampuannya tidak dapat disangkal. Seorang wanita yang harus dewasa di luar usianya dengan pikiran yang cemerlang adalah musuh protagonis.

Tahta adalah inti dari novel ini. Aku merasa sesak memikirkan semua ini. Aku mendengar pintu berderit terbuka. Aku bisa mencium aroma bunga mawar. Tidak butuh waktu lama bagi saya untuk memahami aroma yang akrab namun begitu asing adalah Kaichen. Aku ingin menyapanya tapi akan terlalu canggung jadi aku berpura-pura tidur.

Aku merasakan tangan di dahiku memeriksa suhu tubuhku. Sebuah desahan darinya. Aku merasakan tangannya membelai rambutku dan menyelipkan helaian rambut ke belakang telingaku. Aku tidak percaya. Aku ingin membuka mataku hanya untuk memastikan ini benar-benar Kaichen yang kukenal. Sentuhannya terasa hangat di kulitku.

“Dalia…,” kata Kaichen dengan suara rendah. Suaranya terdengar dingin kontras dengan tangan hangat yang membelai pipiku. Suaranya penuh dengan kekhawatiran yang aneh. Aku merasa jantungku berdebar. Aku tiba-tiba tidak bisa bernapas. Seharusnya aku membuka mata dan menyapanya! Aku merasakan tangan di dadaku.

"Dalia," katanya lagi. Aku ingin melihatnya. Saat aku membuka mataku, aku merasakan mana yang mengalir melalui tangannya dan masuk ke hatiku. Mana emas hangat menyebar dari tempat yang dia sentuh ke setiap sudut dan celah tubuhku. Itu membuai saya dan saya merasa diri saya rileks. Jantungku yang berdebar menjadi tenang, dan pikiranku menjadi damai. Mereka pasti telah memberiku obat penawar sebelumnya, tetapi dia pasti telah mendetoksifikasi racun yang tersisa di tubuhku seperti ini.

Seratus Tahun Sebagai EkstraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang