CHAP 2 - TAELICE SHIP

295 54 11
                                    

.

.

.

.

.

"Hai!!"

Sapaan yang mencul dari belakang lisa bersamaan dengan tepukan ringan dipundak gadis berambut hitam panjang dengan poni itu, ketika ia menoleh matanya mendapati seseorang remaja berdiri dengan senyum lebar menunjukkan gigi putihnya.

"Wah yeonjunie~ Lama tak melihatmu, sini-sini. Mana yang lain?" rose menarik sosok dibelakang lisa.

"Yang lain ada dilapangan"

"Apa maumu?"

"Kakak ketus sekali padaku,cih. Aku kemari hanya ingin meminta uang, kartu ku diblokir ayah" ucap yeonjun kemudian duduk disebelah lisa lalu menyandarkan kepalanya kepundak sang kakak.

"Lagi?"

Yeonjun mengangguk dengan lesu, bibir tebalnya mengerucut lucu dengan tatapan memelas menatap lisa. Lisa yang ditatap seperti itu hanya dapat menghela nafas lalu merogoh saku roknya. Disana terdapat dompet merah dengan beberapa kartu didalamnya, lisa lalu menarik salah satu kartu hitamnya lalu menyerahkan didepan muka adiknya tersebut. Yeonjun yang melihat hal tersebut dengan cepat menyambarnya lalu dengan senyum lebar memperlihatkan gigi atas bawahnya yang putih.

"Segeralah enyah dari hadapanku choi yeonjun!!!"

"Duh sayang kakak banget deh!" yeonjun berdiri lalu mengecup pipi lisa singat dan berlari pergi.

"Duh sayang kakak banget deh!" yeonjun berdiri lalu mengecup pipi lisa singat dan berlari pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa hanya menyungnyingkan senyum tipis tanpa melihat kepergian sang adil. Rose yang melihat tingkah kakak beradik itu hanya terkekeh pelan, ia tau hanya yeonjun lah yang dapat memperalat lisa dan hanya yeonjunlah yang lisa ijinkan memperalatnya.

XXX

"Lisa keluarlah dari kamar, ayah ingin bicara denganmu!!" teriak ibu lisa dari luar kamar.

Lisa yang sendari tadi merebahkan badannya dengan memainkan ponsel memutar matanya malas, ia tau apa yang akan ayahnya akan bicarakan dengannya. Ia merapikan sedikit rambutnya lalu menuruni keluar dari sangkar berharganya, menuruni tangga satu persatu masih dengan ponsel digengnggamannya. Meskipun ia tau alasan tersebut, ia tetap menemui sang ayah, matanya tertuju pada sofa diruang tamu yang menunjukkan sang ayah sedang asik berkutat pada layar laptopnya.

"Jadi?" seakan-akan lisa menunjukkan raut bosan ia duduk disofa depan sang ayah dengan helaan nafas pelan.

"Minggu depan saat libur sekolah temui calon tunanganmu, ayah akan mengatur jadwal tersebut. Temui dia di restoran milik sepupumu, ayah berharap banyak padamu lisa." tanpa basa basi ayah lisa menatapnya dengan tatapan serius sembari melepas kacamata yang melekat pada hidung mancungnya.

Complicated Relationship||TaeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang