Chapter 1

95 6 0
                                    

Beberapa kuas telah disiapkan, serta tembok yang telah diberikan sketsa sudah selesai dibuat oleh seorang alumni di smp tersebut.

Perang cat akhirnya dimulai, seorang alumni itu tengah fokus memberikan warna yang sesuai dengan apa yang ia desain pada gawainya.

Anak itu telah berpikir positif bahwa kali ini karyanya tidak akan sehancur apa yang telah ia kerjakan empat tahun yang lalu. Tepatnya tembok didepan kelas 7.

Anak itu tersenyum tipis tatkala ia mengingat betapa serunya masa-masa akhir di SMP yang begitu membekas di benaknya. Bersama teman teman ia menghabiskan waktu istirahat untuk melukis tembok, hingga ditegur oleh guru karena sering bolos bimbel.

"aku nih emang independen, dulu sendiri, sekarang masih aja lah aku sendiri." gerutunya.

Ia menyadari, sudah cukup lama ia tidak mengunjungi tempat ini karena fokus pada sekolahnya.

Ia jadi ingat seseorang yang selalu membelikannya es cekek rasa lemon tea, dimana anak itu? Karena sepengetahuan dirinya, temannya itu dikeluarkan dari STM karena memukul guru BK. Benar-benar anak konyol.

"David, David.. Itulah kenapa aku nyuruh kamu buat nggak berurusan ama guru BK." Ucap lelaki itu tertawa seraya melihat isi story whatsapp milik David.

"Oi Niel, kamu kah itu yang lagi jongkok sambil ngecat? Dari badannya aku tau kalo itu kamu lah." Baca lelaki itu ketika melihat notifikasi dari David.

"Oi, Daniel.. Yah diread doang si goblok nih."

Lelaki itu tertawa membaca pesan dari teman yang dulu pernah menolongnya dari pembullyan.

"kalo emang tau, cepetan samperin jangan kaya orang kucluk kamu pake ngumpet ngumpet segala." Balas lelaki yang diketahui bernama Daniel itu menggunakan voice note, dengan nada yang khas jawa timuran.

Ia juga dapat mendengar suara David yang tertawa kencang di depan sekolah. Ia segera menoleh dan mendapati sahabatnya itu kini..

"sejak kapan aku punya temen kek pengedar?" ucapnya dengan spontan ketika melihat lengannya yang kekar dengan tatto kepala naga di kedua lengannya.

Daniel menelan ludah melihat perubahan tubuh sahabatnya yang telah lama tidak ia jumpai.

Eh.. Jangan sampai Daniel menunjukkan yang sebenarnya pada David, karena ia takut jika David akan menjauhinya karena menganggap Daniel sebagai laki-laki yang aneh.

David melambaikan tangannya pada daniel yang sedang memegang kaleng cat. Suasana saat itu sedang sepi karena banyak siswa yang telah masuk kedalam kelas masing-masing.

David kini berada didekat Daniel yang kini tengah mematung karena grogi. Kawannya satu ini benar-benar berubah secara fisik, tidak sekeceng dulu saat David membelikan es cekek untuknya.

"mau es cekek nggak? Mumpung mbak Sania buka, Niel."

"masih pagi tolil, nggak usah semangat gitu. Tar siangan aja beliin.."

"beliin es?"

"GAK, BELIIN CAT RAMBUT!"

David tertawa, rupanya ia masih Danielnya yang dulu. Daniel yang suka sekali marah-marah.

"eh, katanya kamu dikeluarin ya dari STM?"

"kok tau?"

"eh samsul, aku nggak lagi ngegombal ya geblek."

"nah ini gobloknya kamu niel, terlalu percaya diri. Ngapain juga aku ngegombalin batangan, aku nggak doyan cowok!" Ucap David seolah sedang Meng-Ulti nya, sekaligus membuatnya terkena mental.

"udah anjir udah, daripada banyak cocot mendingan kamu bantuin aku ngecat."

"...."

"ngechat siapa? Kaya ada yang mau ama kamu aja niel?"

"anjing." Bisik Daniel pada david yang semakin berbicara semakin ngawur bahasannya. David yang mendengarnya hanya tersenyum seraya membantu Daniel untuk mencampur warna.

Mereka berdua bersahabat setelah beberapa kali adu jotos semasa SMP, kala itu Daniel diserang oleh sekelompok anak dari SMP lain yang mencari gara-gara.

Mungkin dari situlah timbul perasaan aneh di benak Daniel setiap kali ia melihat sahabatnya. Walau David telah berpacaran berkali-kali dengan berbagai perempuan. Daniel tetap menunggu sahabatnya, berharap sahabatnya itu akan mengetahui kebenaran ini, cepat ataupun lambat.

"eh aku masih inget banget, gimana dulu kamu jotosin wajahku loh."

"mau dibikin ancur lagi tuh muka? Kalo minat ayo aja kita tanding by one lagi."

"...."

David tersenyum, ia kembali mendapatkan sifat sahabatnya dulu yang pemarah.

"itulah yang aku kangenin dari kamu, ternyata kamu itu nggak berubah sama sekali."

"...."

****

Note :

Hello Readers, kali ini saya datang dengan kisah baru.

Hope you enjoy it, Happy Reading (。’▽’。)♡

(2022/09/24)

Tanda Tanya | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang