***Happy reading and ignore typo***
Daniel duduk termenung dikursi taman dengan membawa buku yang David hadiahkan padanya.David datang dengan dua eskrim yang ia beli di tukang eskrim keliling yang selalu lewat didepan rumahnya, orang-orang sering memanggil pria tua itu dengan sebutan Wak Yar.
Daniel tersenyum tipis ketika David sudah berada didekatnya dengan dua tangan yang membawa eskrim.
"ini, aku tau kamu pasti lagi mikirin sesuatu, makanya mukamu keliatan lungset."
"iya nih lagi mikirin Fahri, utang dia rokok istana belum ada titik terangnya." Ucap Daniel beralasan.
"yaelah, gitu doang kek orang kalah maen slot."
Daniel meliriknya sebentar sebelum kembali melamun diatas kursi taman.
Daniel menerima eskrim dari tangan David, sembari menikmati eskrim, ia masih terpikir akan apa saja yang Bapaknya katakan dalam mimpi.
Perihal mengenal bapaknya lebih jauh? Menarik juga untuk dipikirkan.
Tetapi apakah 19 tahun itu belum cukup untuk memahami Bapaknya lebih jauh? Harus dengan cara apalagi?
Benar juga, mereka bukan dari era yang sama, tentunya sifat Bapak yang dulu mungkin tidak seperti yang selama ini Daniel kenal, mungkin diluar dugaan, namun masih menjadi misteri.
Bisa saja sifat yang beliau tunjukkan pada keluarganya selama ini bukanlah sifat yang sebenarnya, jika memang begitu mengapa beliau harus sembunyikan darinya? Jalan hidupnya yang sebenarnya juga siapa yang tahu kecuali teman-teman seperjuangannya.
Daniel selalu bersikukuh kalau sifat Bapaknya dari dulu memang seperti itu. maka tidak heran beliau memiliki banyak kenalan dari pecinta burung ocehan, namun lucunya tidak ada satupun dari mereka yang datang ke acara penghormatan terakhir bapak.
Bahkan kerabatnya yang setiap satu tahun sekali beliau kunjungi juga tidak datang ketika beliau telah tiada. Lucu sekali, mengingat Daniel dulu selalu terkena omelan beliau ketika mengeluh kalau ia malas ikut Bapaknya mengunjungi kerabatnya.
Kasian sekali, orang baik seperti Bapak harus menderita ketika kerabat yang sudah beliau tolong malah bersikap seolah olah buta akan keadaan dengan tega mengirimkan undangan pernikahan padanya setelah tujuh hari kepergiannya.
"Vid." Panggil Daniel.
"hmm?" David hanya berdeham seraya memakan eskrimnya, ia melihat penjual eskrim itu melanjutkan langkahnya untuk menyusuri jalan.
"kalo kita udah bantu orang lain, trus kita ngarep dibantu balik, itu namanya pamrih kan, Vid?"
"bener, tapi kalo kita masih pengen dicap sebagai manusia yang ada nuraninya, ya kita harus balas budi." Ucap David.
"tapi kalo nggak mau ya terserah sih, jadi eceng gondok juga boleh. Ngambang di kali bersama dengan tai."
"aku lagi makan eskrim, goblok!"
Lalu seperti biasa David hanya bisa mengaduh kesakitan ketika Daniel dengan beringas memukuli lengan berototnya. Mereka berdua tidak ada habisnya kalau soal pukul-memukul.
Angin sepoi-sepoi membuat kepala mereka dingin, ditambah eskrim yang mereka nikmati menambah dingin mulut mereka.
"kalo waktu bisa diputer, aku pengen jadi kecil lagi. Pengen rasanya tidur siang dirumah nenek, main gasing sampe lupa waktu tanpa harus mikir besok harus nyari uang."
Ucap David seraya memandang kearah langit. Daniel tahu, bagi seseorang yang tidak memiliki ijazah SMK mungkin lumayan susah untuk mendapatkan pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanda Tanya | BL
FantasíaBermimpi akan bertemu mendiang sang ayah, rupanya dapat diwujudkan oleh seseorang laki-laki bernama Daniel. seorang anak laki-laki yang sangat merindukan sosok yang paling ia sayangi yang telah memberinya kasih sayang selama 19 tahun. Hal indah lay...