Sebuah tempat dimana terdapat banyak buku-buku bekas yang ditata hingga menjulang tinggi, tentu saja Daniel menyukainya. Tempat itu seperti surga baginya untuk mendapat semua buku yang ia inginkan.
"pilih buku yang kamu suka, disini banyak banget variannya. Ada yang manis, ada yang asem, ada yang hambar."
"kek perasaan dia ke aku." Goda David.
Daniel hanya tersenyum kecil seraya meninju lengan kekar milik David.
"ih ada yang cemburu nih."
"siapa juga yang cemburu sama modelan ikan kerapu kayak kamu, hah?" Ucap Daniel lirih, David tentu saja dengar walaupun Daniel berbicara dengan nada yang sangat pelan.
"awas ya kalo suka sama aku, liat aja."
David tersenyum manis, kemudian ia lanjutkan untuk mengajak Daniel melihat lihat tumpukan buku dibagian paling ujung dimana terdapat sinar matahari yang lolos dari atap yang berlubang.
Daniel berpikir, pasti pegawai disini akan sangat sibuk membereskan buku ketika hujan rintik-rintik tiba.
David memperhatikan tangan Daniel yang masih menggenggam tangan kasarnya, ia tersenyum kecil, ia begitu suka jika Daniel yang memegang tangannya, mata indah itu begitu bersemangat melihat banyaknya buku yang bertumpuk, David merasa sahabatnya yang dulu telah kembali. Ia merasa lega untuk saat ini.
Mata David tertuju pada buku bersampul cokelat kopi dengan judul "Lintasan Semesta, Stuck on 1983" karya Daniel.
Tidak mungkin, ini pasti pikirannya yang lagi-lagi bercocoklogi, tapi nama Daniel juga pasaran, bahkan ia memiliki teman dengan nama yang sama, Daniel, seorang anak STM yang selalu terlihat bersama teman-temannya untuk merusuh atau paling parah pernah memukul wajahnya dan terlibat perkelahian dengannya.
Ia melepaskan genggaman Daniel untuk menghampiri buku bersampul cokelat itu.
Daniel bingung, ia seperti anak hilang saja jika ia berdiri disana sendirian.
Senyumnya terbit tatkala matanya menjumpai sesuatu yang membuatnya tertarik, selain cat, buku dan vanila latte, ia begitu suka dengan bunga matahari.
Ia cuek bebek meninggalkan David yang tengah memperhatikan buku yang sedang ia pegang.
"ikan sapu-sapu itu pasti seneng aku beliin ini,"
"eh, mana dia?"
Tanya David dengan santainya, sedetik kemudian matanya melotot panik, jangan-jangan anak itu tersesat? Ini juga salahnya karena meninggalkannya sendirian, kemungkinan anak itu sedang berkelana mencari sesuatu atau matanya terhipnotis akan sesuatu. Apa? Hipnotis?
Ia begitu khawatir Daniel akan terkena gendam mengingat ia hampir ditipu oleh seseorang yang mengaku sebagai bapaknya padahal beliau sudah wafat.
"apa? Bapak masih hidup? Terus yang dikebumikan waktu itu siapa?"
"disana ada yang jual pulsa pak? Jawab pak, Daniel kangen banget!!!"
Kemudian ia akan menangis didalam telepon, mungkin sang penipu itu merasa iba atau kesal karena rencananya gagal karena sasarannya adalah seorang anak yang sedang berduka.
Rupanya Daniel tertarik dan terus memperhatikan tanaman bunga matahari diatas meja kasir.
David membawa buku yang ia hadiahkan untuk daniel, ia mengatur siasat agar daniel tidak menyadari kalau ia sedang membeli buku. Lantas ia menyuruh Daniel untuk mengambilkan hoodienya yang tertinggal di jok motornya.
"ribet, males. Masa siang siang gini aku disuruh ke parkiran sih?"
"lahh, kan hoodienya bisa kamu bikin payung biar nggak kepanasan kalo mau masuk kesini lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanda Tanya | BL
FantasyBermimpi akan bertemu mendiang sang ayah, rupanya dapat diwujudkan oleh seseorang laki-laki bernama Daniel. seorang anak laki-laki yang sangat merindukan sosok yang paling ia sayangi yang telah memberinya kasih sayang selama 19 tahun. Hal indah lay...