Bolehkah aku menyimpan senyummu sekali lagi? Aku diam-diam memandangnya dari kejauhan. Menelisik apakah masih sama. Apakah masih untukku?
Kemudian meyakinkan diriku lagi. Tidak. Tidak lagi. Bukan lagi untukku. Atau aku hanya berusaha menyadarkan diri?
Perihal cinta yang menyakitkan, aku sudah mengerti. Kadang aku yang menciptakannya sendiri. Dari semua yang terjadi di masa lalu. Beberapa orang bahkan sudah memahami. Aku tidak tahu lagi apa itu cinta.
Bukan karena aku tak pernah merasakannya. Kau, dan orang-orang di masa laluku menunjukkannya padaku. Mungkin aku hanya takut dan tak percaya diri. Mungkin aku hanya tidak lagi ingin merasakan sakit. Entah ditinggalkan atau disakiti dengan cara lain.
Senyummu, candu. Juga senyum orang-orang itu. Tapi figur senyummu mengingatkanku pada ayahku. Entah kenapa, tapi aku menyukai itu.
Kalau begini, bagaimana caranya agar aku tahu diri? Ini mungkin hanya caraku pelan-pelan meninggalkan rasa. Agar jejaknya tidak lagi berjalan bersamaku terus menerus nantinya. Aku tidak akan melupakanmu, aku tahu itu. Yang ada hanya meninggalkan kenangan ini satu persatu. Dan mereka nantinya akan menjadi masa lalu.
-15922-
Lla
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Apa yang Kupikirkan
Short Story14/07/2022 Kegagalan, kegagalan untuk mencapai kebebasan. Kupikir pada akhirnya yang harus kulakukan adalah menata ulang hidup yang kusia-siakan ini terlebih dahulu. Mengecewakan banyak orang adalah yang selama ini kutahu. Dan saat aku tersadar, ras...