part 2

7 2 0
                                    

Assalamualaikum
Qyam Kembali.
Selamat membaca.
.
.
.
.

1 Ahad sepulang dari Al-Fatih. Qyam menjalankan hari-harinya hanya dirumah.

"Abang masih mau balik ke turki?" tanyanya pada Gifar. Gifar mangangguk membuat Qyam megerutkan keningnya.

"Bang. Qyam boleh ikut?"

"Mana bisa Dek. Lagian kalo Kamu ikut, Oma sama siapa?" Jelas Gifar pada Qyam tengah termenung depan meja rias.

"Qyam, Gifar. Didepan ada tamu," Suara Oma Nada memamggil.

"Temben." Gifar.

Kedua nya bangkit dari tempatnya. Gifar segera bergabung bersama kedua tamu asing baginya.

"Gifar ya?" Tanya Efar. Gifar mangangguk.

"Panggil Om Efar." Efar menyodorkan tangannya membuat Gifar membalas sodoran itu.

"Panggil Tante Asma." Asma seraya memperkenalkan diri tanpa menyodorkan tanganya. Gifar hanya membalasnya dengan senyuman manis.

"Silahkan Om, Tante." Qyam menyodorkan Air orange pada Efar dan Asma.

"MasyaAllah. Ini Qyam Bun?" Tanya Asma. Matanya terpakau melihat Gadis didepannya.

"Iyya Tante."Jawab Qyam.

5 menit berlalu. Efar kembali mengangkat Suara. Mulai bercerita tentang kedua Orangtua Qyam,Gifar. Membuat keduanya meneteskan Cairan bening dari pelupuk matanya. Samapai tiba, Dimana Efar mengungkapkan tentang Amanah 27 tahun yang lalu. Membuat Kaka beradik itu terkejut.

"Jika kalian tidak percaya. Silahkan tanya Oma kalian," Efar meyakinkan keduanya.

Qyam, Gifar. Menoleh ke arah Oma Nada. Oma Nada mengangguk meng-iyyakan.

"Ya Allah. Bagaimana dengan Zorqi," Batin Gifar.

"Apa ini jalan untuk melupakan Uztadz Zorki?" Batin Qyam.

"Bagaimana Qyam?" Ulang Efar. Qyam menoleh ke arah Gifar, Seolah mencari pertolongan pada Abang nya.

"Iyya Saya percaya sama ucapan Om, Tante. Tapi apakah Om, Tante. Bisa menyakinkan Saya kalo Anak tante bisa menjaga, Membimbing. Adik Saya?" Tegas Gifar membuat Qyam legah.

"Kamu tenang aja. Kami tau persis Anak kami bagaimana. Soal membimbing InsyaAllah Dia bisa," Jelas Efar. Gifar tidak bisa berbohong pada dirinya. Memang Dia akui, penilaiannya dari kedua paruh baya sahabat Kadua Orangnya ini memang kelihatan Baik. Dari segi pakaian pun kelihatan orang yang taat pada aturan agamanya.

"Saya serahkan kembali pada Qyam." Seketika Qyam membisu.

"Qyam?"

"Qy-Qyam belum tau Om, Tante."

"Hal baik harus disegerakan Qyam," Tegas Oma Nada.

"I-iya. Qyam Siap," Putus Qyam.

"Alhamdulillah."

"Kalo begitu, Kami sebaiknya permisih dulu. Nanti malam InsyaAllah Kami kembali lagi bersama Anak Kami Bunda."

QYAM

Sebuah Mobil Putih tulang berhenti didepan gerbang berwarna Kuning. Ayal melangkah membuka gerbang miliknya.

"Ayall taro diluar saja!" Teriak Efar diteras membuat Pria berjas itu memgerutkan keningnya. Tak lama mengangguk.

QyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang