Assalamualaikum
Selamat datang kembali di Qyam.
Selamat membaca
.
.
.
.Mobil putih tulang masuk kedalam gerasi samping rumah Megah bertingkat 3.
Brak! Suara pintu mobil terbuka.
Dengan cepat Ayal masuk kedalam rumahnya. Mencoba menjauh dari kedua orangtua, Hati kesal belum bisa ia kendalikan. Ia takut melukai hati kedua orangtuanya jika harus mengingat kembali kejadian tadi.
"Yal!"
"Ayal capek Bi." Alsannya seraya melanjutkan kembali langkahnya.
"Kamu tidak pernah seperti ini sama Abi Ayal. Ini karna perempuan itu?"
Ayal membalikkan badannya, berjalan menuju Efar.
"Bi. Ini gak ada urusannya sama Alsa," Ucapnya dengan nada lembut seperti biasa.
"Oh..., namanya Alsa. Jika tidak ada dia pasti Kamu gak keberatan atas perjodohan ini."
"Istigfar Bi. Ini takdirr," Ucap Ayal dengan mata memerah, Sontak Efar beristigfar.
"Seharusnya Qyam yang gak perlu dihadirkan di hidup Ayal Abi," Lancangnya depan Efar. Entah kenapa Qyam sangat susah sekali dia Terima.
"Jangan bikin Abi marah Ayal," Nada Efar sedikit meninggi.
"Bi. Ayal punya pilihan sendiri Abi," Dengan suara lirihnya sesekali memegang dada sesaknya.
"Ayal. Abi hanya ingin Kamu sama Orang yang baik, soleha. Kamu tau, Dia baru satu Ahad pulang dari pondok nya. Kamu sendiri yang bilang ingin jodoh yang baik, soleha. Dia kurang apa lagi?"
"Abi. Alsa lebih dari itu!" Suara meninggi Ayal keluarkan untuk pertama kalinya untuk Efar.
"Apa yang baik Yal! Kamu sadar, Karna perempuan itu Kamu bentak Abi!" Tegas Efar membuat hati Ayal sontak merasa bersala. Ini memang benar.
"Astagfirullah," Batinnya.
"Ayal minta maaf A-abi." Ayal sesekali mengusap cairan bening yang masih dipelupuk mata.
"Jangan di ulangi lagi," Suara lembutnya membuat Ayal merasa tenang.
Pertemuan kedua Pria itu dibubarkan. Pukul 01:00. Mata Ayal belum bisa terpejam, pikirannya dipenuh oleh Alsa dan Qyam. Tanganya bergerak, mengambil benda pipi miliknya. Menatap beberapa chat hari yang lalu dari Alsa, Maniknya menangkap tulisan Online dibawa profil Gadis yanh dia cintai.
Tuttt tuttt!
Mood hancur dari tadi kembali membaik.
"Alsa," Gumamnyaa tersenyum manis.
"Assalamualaikum Sa."
"Waalaikumussalam Mas," Alsa disebrang sana.
"Kenapa belum tidur?"
"Seharusnya Alsa nanya gitu. Kan Mas Ayal besok ngajar."
Ayal tersenyum manis mendengar perkataan Alsa.
"Mas. Mama nanyain, katanya kapan kerumah Hehehe," Asla membuat Ayal kembali mengingat Qyam.
"Mas? Tidur?"
"Ehh..., enggak. Kok," Balas Ayal.
"Ini terakhir kalinya Kamu dengar suara aku Sa."
"Apa Mas? Alsa gak denger."
"Mass?"
Tak ada balasan dari Ayal. Disebrang sana Alsa enggan mematikan telponnya tanpa dia tau, Ayal telah terlelap dari tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyam
General FictionCerita ini adalah tentang perjalanan santri putri cantik, sederhana yang harus melepas masa gadisnya hanya demi menuruti amanah dari sang kedua orang tua yang yang telah kembali dipangkuan tuhan. Semua Orang juga akan enggan menerima perjodohan deng...