Part 4

5 0 0
                                    


   Assalamualaikum
Selamat Kembali bersama Qyam
Semangat membaca.
.
.
.
.

A&Q. Huruf bertulisan hitam mencolok menjadi sorotan mata Ayal, Terus mendangi kertas keras coklat berhias bunga yang terbalut plastik bening. Kembali memejamkan matanya, berharap huruf Q terdanti dengan A. Tetap saja, A&Q tertara disana.

"Assalamualaikum," Salam wanita yang ditunggu Ayal dari tadi.

"Waalaikumussalam," Balasnya.

Akhirnya tiga tahun berlalu, Allah. Kembali mempertemukannya ditempat yang sama.

"Kamu tidak berubah Sa." Alsa hanya menunduk menyembunyikan wajah memerah jambu.

"Ada apa Mas?" Perlahan Alsa mengangkat kepalanya. Menatap pertama kali lelaki didepannya setelah sekian lama. Ayal menatapnya kembali seraya tersenyum.

"Ya Allah. Wajah ini yang ingin Ayal tatap setiap harinya," Batinnya, tanganya serasa kaku  memberikan Alsa kertas berwarnah coklat. Tapi, bagaimanapun Ia harus berpamitan dengan semua alasan yang sudah dipersiapkannya dari hari yang lalu. Ayal menyodorkan kertas segi empat pada Alsa, Membuat sang Empu menerima nya tanpa tau maksud dari kertas itu.

"A&Q? Mas Ayal ngajak Alsa kekondangan?" tanyanya membuat Ayal menggeleng. Alsa membuka, membaca tiap kata yang tertara disana.

"Resepsi pernikahan Muhammad Ayal Maul dan Qy-am Al-uri." Alsa menggeleng, Kakinya bergetar, Cairan bening Ia biarkan jatuh.

Deg!

Dengan sekuat tenaga Alsa menelan kristal pada tenggorokannya, menetralkan kembali perasaan nya.

"I-ni mak-sudnya ap-pa Mas," Gumanya dengan suara bergetar.

"Ak-aku minta maaf Alsa, ini perjo--"

"Hebat Kamu Mas, Hebat Hiks..." Alsa berdiri berjalan menjauh dari Ayal.

"Jadi ini balasan dari 3 tahun menunggu?" Sambungnya semakin menjauh.

"Alsa bukan begi--"

"Jangan mendekat Mas." Alsa semakin mundur, majauh dari Ayal.

"ALSA AWAS!!"

BRAK!!

Mata Ayal membulat. Dengan mata kepalanya melihat wanita  dicintainya terlempar keras akibat tabrakan mobil.

"ALSA!!!!" Teriaknya.

"Alsa. Bangun Sa, Sa. Bangun!"
Ayal segera mengambil mobilnya di ujung taman, Menitipkan Alsa pada beberapa Orang disana.

"Ayok Bu, Pak."

Tubuh tak berdaya dengan berlumuran dari kepalanya, diangkat naik, Masuk dalam mobil Ayal. Tancapan gas luar kendali di lakukan Ayal.

"Hati-hati Dek." Ayal mengangguk.

Puluan detik berlalu. Segera mereka memanggil dokter, suster. Suara Rodo brankar terdengar nyaring dilantai satu rumah sakit, membawa wanita berbalut bajuSyar'i tengah tak sadar diri.

"Silahkan menunggu Pak."

Ayal bergabung dibeberapa Orang disana.

"Istrinya Dek?" Ayal membisu. Tak lama menggeleng.

"Lalu? Siapa keluarga korban?"

"Saya kenal kok Bu, sama keluarga nya."

Merasa aman, Semua orang disana meninggalkan Ayal. Langkah kaki mulai terdengar mendekat, menampakkan dua manusia berlawan jenis menghampiri Ayal.

QyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang