12

6 7 0
                                    

₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪

Tsuʻbān. Dikenal juga sebagai Alpha Dracōnis. Tata bintang biru yang berada di konstelasi Dracō ini merupakan lokasi yang penting bagi Tatanan Dunia Baru. Rezim itu sering menyebutnya dalam media, seringkali tanpa maksud yang jelas bagi khalayak umum.

Namun apa yang membuat bintang itu penting bagi mereka?

Informasi rahasia yang Liga Eudemonis dapatkan mengkonfirmasi dugaan bahwa Tatanan Dunia Baru disponsori oleh apa yang penghuni Tata Surya kenal sebagai "Pemerintahan Drakonia". Entitas politik itu menguasai tata-tata bintang yang berada di konstelasi Dracō, dengan 'ibukotanya' yang berada di Tsu'bān. Dokumen-dokumen yang sama juga mengisyaratkan bahwa Pemerintahan Dracō beragenda memecah belah dan mengontrol Tata Surya.

Seandainya kapal ini sampai atau sekadar mendekati bintang ini, mampuslah mereka.

Jentał tiba-tiba berbicara pada Roko. "Tapi sekarang kita gak pergi ke sana."

Roko memandang wanita berambut merah itu dengan heran. "Maksudmu?"

"Kapal ini tadinya pergi ke Tsuʻbān. Tapi karena suatu kecelakaan sekitar 2 abad yang lalu, kapal ini berubah haluan."

"Eh? Kecelakaan apa? Katamu dunia ini aman-aman aja."

"Jadi gini, Roko." Jentał menghirup udara sejenak sebelum melanjutkan lekturnya.

Waktu itu adalah tahun 2699. Pada suatu senja berlangit ungu, semua orang di dunia sedang sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing.

Kemudian, di langit muncul glitch warna-warni yang sangat besar melebar layaknya petir. Fenomena itu terjadi selama sedetik, disertai dengan bunyi listrik yang keras. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun kekacauan terjadi selama beberapa hari karena warga yang panik.

Akhirnya, ditemukan bahwa Bintang Terang - kapal generasi ini - telah terserempet oleh bongkahan batu yang cukup besar, yaitu sebesar bola basket. Akibatnya, kapal ini bergeser 0.001 ° dari destinasi.

"Tapi katamu dunia ini aman-aman saja" protes Roko.

"Ah itu." Jentał mengusap belakang kepalanya sambil tersenyum malu. "Maaf soal itu. Generalisasi."

Roko tidak berkomentar apa-apa tentang hal itu. Namun, dirinya mulai mencurigai jika Tatanan Dunia Baru atau sponsornya - Pemerintahan Drakonia - bertanggung jawab atas hal ini. Seandainya dugaan ini benar, maka ada 2 kemungkinan.

Yang pertama, kapal ini awalnya dibuat pergi ke Tsuʻbān dengan campur tangan Tatanan Dunia Baru dari dalam Liga Eudemonis. Barangkali ini dilakukan agar penghuni kapal bisa disandera atau dijajah oleh Drakonia. Tapi di luar dugaan, kapal ini berbelok, sehingga gagal apapun yang organisasi itu rencanakan.

Pada skenario yang kedua, kapal ini memang aslinya ditujukan ke Tsuʻbān oleh Liga Eudemonis, tanpa campur tangan Tatanan Dunia Baru. Barangkali kapal ini menyimpan sesuatu yang dapat membahayakan Drakonia, sehingga mereka membelokkan kapal ini.

"Apapun skenarionya, aku harus hati-hati" pikir Roko.

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ

Sore menjelang petang, sesudah berpetualang di museum itu, Roko dan Jentał menyempatkan diri untuk bersantai di suatu taman.

Taman itu sebagian besar ditumbuhi oleh rumput pendek yang begitu hijau segar, persis dengan rumput yang berada di halaman Jentał. Di taman itu juga terdapat pohon-pohon yang rindang dan beragam, baik dari segi jenis maupun ukuran. Ada pinus dengan daunnya yang seperti rambut, ada ceri dengan bunganya yang merah muda, ada teka-teki monyet yang daunnya menyerupai duri, dan sebagainya. Ada pohon yang tidak lebih tinggi dari badan Jentał, dan ada juga pohon yang mencapai tinggi 10 meter lebih.

Pengunjung yang lalu-lalang di sini bahkan lebih beragam dari pohon-pohon itu. Ada manusia setengah hewan di sini, salah satunya yang berbadan kuda dan berkepala sapi. Ada juga hewan di sini, salah satunya hewan mitologi atau hibrida seperti naga, hewan sungguhan yang belum punah di Bumi seperti gorila, dan hewan punah seperti Velociraptor, dan dari mereka ada yang berpakaian ada yang tidak. Kemudian ada robot, alien, dan benda hidup di sini. Sama seperti Roko dan Jentał, mereka juga sedang menikmati taman ini.

Salah satu cara untuk menikmati taman ini adalah dengan berpetualang di seluruh areanya. Rumput-rumput di sini boleh diinjak oleh pengunjung, namun mereka dapat memilih untuk berjalan melalui jalan setapak yang ada di mana-mana. Jalan setapak ini terbuat dari batu-batu berwarna putih kekreman yang, meskipun tidak beraturan baik dalam ukuran maupun bentuk, tersusun rapat dengan satu sama lain, seakan-akan mereka sudah dibuat untuk satu sama lain.

Apabila pengunjung lelah, mereka dapat duduk atau berbaring di atas rerumputan, atau duduk di bangku-bangku taman seperti yang Roko dan Jentał sedang lakukan. Bangku lebar itu terdiri atas rangka baja yang dicat hitam dan didesain melengkung secara estetis. Dudukan dan sandaran bangku tersebut terbuat dari papan kayu berwarna krem kekuningan yang dipoles sedemikian rupa sehingga mulus dan hampir mengkilap. Masing-masing bangku disusun menghadap jalan setapak.

Pada bangku itu, Roko dan Jentał sedang menikmati suasana taman yang damai sambil memegang es krim di tangan mereka. Es krim Roko adalah bar es krim berwarna biru hijau dan memiliki rasa bluberi, sedangkan punya Jentał adalah es krim kerucut dengan rasa vanilla dan coklat.

Di saat yang sama, Roko memperhatikan matahari yang bersiniar di langit dunia ini. Entah mengapa, matanya melihat cakram cahaya itu dengan langsung tanpa kesilauan, dan dia tidak buta juga meskipun sudah melihatnya bermenit-menit.

"Jentał" panggil Roko.

"Iya?" Jentał menjeda makan es krimnya.

"Itu matahari..." Jari telunjuk Roko menunjuk pada cakram cahaya tersebut. "Ternyata kita bisa melihat yang ini dengan aman ya."

"Iya Roko. Matahari itu matahari-mataharian alias palsu. Dia ada cuma buat estetika aja. Aslinya penerangan di dunia ini cuma butuh langitnya aja, yang bisa menyala tanpa bikin kesilauan."

"Gitu ya. Kalau matahari beneran, bahaya buat dilihat."

"Ya... semua yang ada di dunia lunak ini udah didesain sedemikian rupa agar tidak membahayakan penghuninya. Seperti tadi, mataharinya, gak bikin buta. Terus petir di sini gak bunuh atau melukai orang, paling cuma bikin mereka gosong. Terus jatuh di sini juga gak berbahaya. Dan sebagainya. Intinya, dunia ini bisa dibilang adalah versi non-lethal-nya dunia keras atau dunia luar."

"Ooh... pasti ada banyak hal yang bisa aku lakukan di sini."

"Tentu aja! Nanti di rumah aku ajarin lagi.

Percakapan itu habis sampai di sana. Untuk sesaat, tidak ada kata yang bertukar di antara mereka.

Hingga Roko menanyakan sesuatu pada Jentał.

"Kamu gak merasa aneh sama aku?"

Jentał heran dengan pertanyaan itu. "Ngerasa aneh kenapa?"

"Kamu selama ini tahu kalau aku... aneh. Aku bicara Bahasa Inggris, dan aku tidak tahu apa-apa soal dunia ini. Tapi kok kamu kelihatan biasa-biasa saja sama aku?"

Menuju Bintang TerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang