14

5 6 0
                                    

₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪

Pintu dari garasi menuju interior rumah sudah dibuka. Jentał kini berada di dalam ruangan yang gelap gulita itu. Sementara itu, Roko masih menunggu Jentał di garasi. Badannya bersandar di sisi kiri mobil kecil itu.

Garasi itu — tidak seperti ruangan di sebelahnya — sudah berpenerangan. Sumber penerangannya adalah lampu yang menyala dari tengah langit-langit. Cahayanya jingga-kekuningan pekat.

Kemudian, penerangan gudang itu dikalahkan oleh terang putih lampu di ruang sebelah. Dari dalam sana, Jentał mulai berbicara pada Roko.

"Roko!"

"Ah iya, kenapa?"

"Kamu ingat kan, tawaranmu buat bekerja di sini sebagai pembantu?"

"Iya, kenapa?" Roko menjadi penasaran."

"Anu." Jentał menampakkan diri dari dalam ruangan sebelah, dengan senyum canggung di mukanya. "Bukannya... kamu sebenarnya gak harus bekerja sih di rumah ini, asal kamu gak bikin masalah aja. Tapi masalahnya aku sibuk setiap hari kerja, dari pagi sampai sore, jadi aku butuh seseorang buat beres-beresin rumah. Kamu bersedia?"

"Oh begitu... gak apa-apa sih."

"Beneran?" Senyum Jentał mulai berubah menjadi senyum senang. "Kalo gitu makasih Roko! Nanti aku beritau apa yang harus kamu lakukan di rumah ini. Nanti kalo kamu minta sesuatu aku usahain kasih."

"Oke Jentał."

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ

Roko dan Jentał telah berganti pakaian ke pakaian rumah. Roko mengenakan sweater biru langit dan celana kain panjang berwarna hitam kebiruan, sementara Jentał mengenakan kemeja putih lengan panjang yang kebesaran bagi badannya dan bawahan berupa celana pendek berwarna hitam.

Kini keduanya sedang berada di dalam dapur. Di meja dapur, terdapat berbagai macam bahan makanan, seperti sekarung tepung, setoples baking powder, setoples gula, setoples garam, sekotak susu, 4 butir telur, dan sekotak mentega. Semuanya siap untuk digunakan. Sementara itu, Jentał sedang memberi Roko instruksi.

"Kamu boleh juga sih, bikin pancake buat dirimu kalo kamu mau. Tapi yang jelas, aku biasanya makan panekuk buat sarapan. Buat bikin panekuknya... kamu tau cara bikinnya?"

"Nggak."

"Oke... kalo gitu." Roko membuka telapak tangan kanannya dengan jari-jari yang mengembang. Kemudian, suatu layar putih berbentuk persegi panjang muncul di hadapan mereka, mengambang. Pada layar itu, terdapat daftar item dengan judul dan teks yang lebih kecil di bawahnya, yang mungkin merupakan cuplikan dari detail item tersebut. Kemudian, Jentał mencolek permukaan layar itu, sehingga daftar tersebut ter-scroll ke atas. Selanjutnya, Jentał menunjuk salah satu item, sehingga daftar itu digantikan oleh kumpulan poin-poin teks.

"Eh iya" seru Jentał. "Kamu belum punya ini ya?"

"Belum" Roko menjawab. "Aku harusnya bisa munculin itu ya, sebagai orang virtual?"

"Gak sih, cuma orang-orang pasti punya karena ini berguna." Sambil berbicara, Jentał sambil mengutak-atik layar melayang itu. Pada layar tersebut, muncul menu pop-up beserta tombol-tombolnya, yang kemudian dia tekan.

"Eh iya" Jentał menambahkan. "Omong-omong, ini namanya ogram. Di sini kamu bisa nyimpan kontak, daftar, berkas, gambar, musik, video, dan bahkan permainan. Kamu juga bisa ngontak orang pakai ini."

"Oh gitu ya... kayak smartphone di zaman dulu?"

"Yep! Kalo kamu butuh, aku bisa pesanin malam ini."

"Hmm... kayaknya bakal sangat berguna deh. Boleh lah."

"Okee" Jentał menjawab. "Tapi nanti pesannya, habis aku jelas-jelasin tugas-tugasmu."

"Iya iya."

"Sekarang liat di layar ini." Jentał dan Roko mengalihkan perhatiannya pada daftar itu. Sekarang teks-teks yang ada di sana sudah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris.

"Kayaknya kamu perlu belajar Bahasa Iŋgl deh" komentar Jentał dengan ekspresi sebal.

"Oke, nanti aku coba belajar" jawab Roko tanpa ekspresi. Kemudian dia membaca konten item tersebut.

PANEKUK¹

Bahan:

1½ cangkir tepung.

3½ sendok teh baking powder.

¼ sendok teh garam.

1 sendok makan gula.

1¼ cangkir susu.

1 butir telur.

3 sendok makan mentega cair.

Cara membuat:

Tepung, baking powder, garam dan gula diayak bersama dalam mangkuk besar.

Buat lubang di tengah adonan, lalu tuang susu, telur, dan mentega cair, lalu aduk hingga rata.

Panaskan penggorengan, dengan diolesi sedikit minyak, dan dengan api sedang-tinggi.

Tuang adonan ke wajan sebanyak ¼ cangkir untuk tiap panekuk.

Angkat panekuk jika sudah berwarna sawo.

"Ah, jadi ini resep panekuknya ya?"

"Iya. Itu ya petunjuknya. Sekarang coba bikin."

"Oke oke."

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ

Menit-menit selanjutnya Roko manfaatkan untuk membuat hidangan kesukaan Jentał itu. Dengan cermat dan hati-hati, wanita itu memastikan bahwa takaran bahan yang dia gunakan benar. Sesudah itu, maka mulailah dia mencampur bahan-bahan sesuai dengan petunjuk resep.

Dengan rajin, Roko mengaduk adonan itu dengan pengaduk hingga merata. Kemudian, dia mengambil jeda untuk menuangkan bahan lainnya. Pertama, dia menuang 1¼ cangkir susu ke dalam adonan. Kemudian, dia mengambil sebutir telur, lalu membenturkannya pada pinggiran mangkuk hingga retak, dan selanjutnya membuka retakan itu lebar-lebar hingga putih dan kuning telur di dalamnya jatuh ke atas adonan. Bahan yang terakhir, mentega cair, selanjutnya Roko tuang dalam 3 sendok makan ke dalam adonan. Setelah semua bahan ada di dalam mangkok, Roko mengambil pengaduknya lagi dan melanjutkan mengaduk adonan itu.

Kemudian sampailah dirinya pada tahap memasak. Roko menyalakan kompor hingga muncul api biru yang sedang-tinggi, lalu menaruh penggorengan di atasnya. Permukaan penggorengan itu Roko olesi dengan sedikit minyak goreng menggunakan sutil karet berwarna hitam. Selanjutnya, adonan yang sudah krem merata itu diambil dari mangkuk dengan cangkir, lalu dituang ke atas penggorengan. Massanya yang kental melebar di atas permukaan pengorengan. Pertemuan antara permukaan adonan yang lembab dengan permukaan penggorengan yang panas itu menghasilkan bunyi desis yang lembut.

Yang Roko perlu lakukan sekarang adalah memastikan bahwa 6 buah panekuk setengah jadi ini matang merata. Dengan sutilnya, dia membalik-balik panekuk-panekuk itu, sampai warna kelimanya menjadi sawo matang di kedua sisi. Sesudah itu, Roko mematikan kompor, lalu memindahkan kelima panekuk itu ke sebuah piring putih polos. Jentał yang selama ini menonton Roko memasak mencondongkan mukanya ke sepiring panekuk tersebut dengan senyum penasaran.

"Hmm, baunya... kayaknya enak nih." Wanita berambut merah tua itu mengangkat badannya. "Ayo Roko, kita coba masakanmu yang satu ini."

"Hmm." Roko mengangguk.

Keterangan:

Sumber: https://www.allrecipes.com/recipe/21014/good-old-fashioned-pancakes/

Menuju Bintang TerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang