"Sasukeee tungguuuu"
"Hm?"
"Bisakah kita pergi kesekolah bersama-sama?"
"Tidak"
Suara laju motor terdengar, Sasuke meninggalkan Naruto lagi."Huuu selalu saja begitu" ucap pasrah Naruto
'kapan kau akan menerimaku Sasukee?' Ucapnya dalam hati.
Selalu saja begitu, Naruto pemuda manis berambut pirang itu selalu saja ditolak oleh pemuda tampan namun dingin itu.Sasuke POV
Lagi-lagi si dobe itu mengganggu hari cerahku, entah kenapa setiap kali melihatnya moodku selalu buruk padahal dulu dia yang selalu membuat moodku menjadi baik, setiap aku mempunyai masalah dia selalu mendengar dan menghiburku tapi itu dulu sebelum dia menyatakan perasaannya padaku, aku senang ketika dia bilang menyayangiku, karena sahabat harus saling menyayangi, tapi ternyata dia tidak menganggapku sahabat, dia menyayangiku seperti seorang kekasih, aku syok
Mungkin kalau dia wanita aku masih bisa mengerti, tapi what the hell dia seorang pria dan menyukaiku yang pria juga.
Sejak saat itu aku mulai menjauhi dia, dia selalu mengejarku yang membuatku bosan.Tringgg (bunyi pesan masuk)
Dobe
Hai sukee:)
Seperti biasa aku hanya membaca dari luar chat tanpa membuka pesan tersebut
Aku terlalu malas melihat pesannya yang sudah tertulis 1000 lebih pesan darinya
Dia terlalu sering mengirim pesan padaku padahal tidak pernah dibalas bahkan tidak pernah membacanya apakah dia tidak lelah?
Aku sudah berapa kali mengganti nomorku agar dia tidak mengganggu tapi tetap saja, dia bisa mendapat nomorku entah siapa yang memberikannya ataukah dia peramal bisa mengetahui nomorku? Hahh aku sudah sangat lelah menghadapinya jadi ku biarkan sajaNaruto POV
"Hufft lagi dia tidak membalas pesanku"
Entah bagaimana lagi cara agar bisa mendapatkan Sasuke, aku sangat mencintainya walaupun dia tidak"Narutoo tunggu"
Suara sai terdengar berteriak di belakanngku, padahal jarak kami tidak terlalu jauh tapi dia berteriak yang membuat telingaku sakit sampai murid-murid yang ada di koridor sekolahku menatap kami berdua
Begitu dia sampai didepanku aku menjitak kepalanya"Aissh hei Naru sakit kenapa kau menjitakku" gerutu sai
"Telingaku juga sakit mendengar teriakanmu, lihat semua orang menatap kita gara-gara ulahmu"
"Hehe maaf aku terlalu bersemangat hari ini, aku juga ingin menyampaikan hal yang penting"
"Apa"
"Gaara membalas pesannkuuuu" ucapnya penuh semangat
"Terus?" Aku bingung apa bagusnya pernyataannya hal yang biasa menurutku
"Huuu kau ini, ini sesuatu yang sangat langka bagiku, selama ini pesanku tidak pernah dibaca apalagi dibalas, dan aku merasa gaara mulai mau menerimaku" ucapnya dengan senyum bahagia
"Dia hanya membalas pesanmu bukan perasaanmu, mungkin juga dia membalasnya karena dia kasian padamu"
"Haisss kau ini seharusnya memberiku semangat, bukan menjatuhkanku seperti ini" ucapnya lesu"Kasian" ucapku mengejek
"Lebih kasian kau yang tak pernah pesannya tak pernah dibaca" ucapnya mengejek
Tepat sasaran, hatiku sedikit perih mendengar hal itu yah memang aku lebih memprihatinkan dari pada sai. Moodku lebih memburuk, aku langsung menuju kelas meninggalkan Sai
"Naru tunggu, aku hanya bercandaa"
Sampai di kelas aku melihat Suke mood ku kembali
"Sukee"
Aku menghampirinya duduk di kursi kosong disebelahnya
Dia menghiraukanku, dia sedang bermain game dan earphone di telinganya
Aku memanggilnya sekali lagi dan meraih bahunya, dia terkejut baru menyadari keberadaanku